ADAPTIF-REGENERATIF-RELASIONAL: KETAHANAN BUDAYA LOKAL DI ERA DIGITAL

Abstract

Perkembangan teknologi digital di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu dampak teknologi digital pada budaya lokal adalah munculnya berbagai konten kreatif dengan muatan lokal. Hal ini menandakan bahwa isu perubahan baik perubahan zaman (era digital) dan perubahan iklim di Indonesia memberikan dampak pada pengetahuan konservasi berkelanjutan dan pemahaman tentang ketahanan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis visual pada ilustrasi digital Cepot atau Astrajingga. Cepot dalam pewayangan Sunda (wayang golek) merupakan panakawan yang identik dalam wayang kulit sebagai Bagong. Hasil penelitian ini menggambarkan transformasi bentuk ketahanan budaya lokal dalam praktik brikolase di era digital. Ketahanan sebagai sebuah konsep yang bergerak mensyaratkan tiga elemen yaitu adaptif, regenerative dan relasional. Penanda Cepot dan Ernesto Che Guevara serta Paman Sam memberikan pemaknaan baru pada Cepot sebagai pejuang revolusi, legenda Indonesia dan simbol kebanggaan pada Indonesia. Brikolase Cepot sebagai salah satu bentuk ketahanan budaya lokal terhadap budaya global.
Kata kunci : Ketahanan Budaya, Budaya Lokal, Era Digital, Brikolase