PROSES KREATIF PADA DRAMATARI AMBA BISMA

Eti Mulyati

Abstract


Proses kreatif pada dramatari Amba Bisma yang diangkat dari sumber cerita Mahabarata ke Baratayuda, menuntut kreatifitas interpretasi dan transformasi seorang senimannya. Dalam proses penciptaannya, interpretasi memuat unsur-unsur relasi sehingga terbangunnya suatu makna dan arti dari bentuk dramatari itu sendiri, sedangkan transformasi bentuk gerak menuntut kecerdasan analisis melalui struktur yang dibangun sehingga relevan dan konstruktif. Kedua aspek ini, masih pada ranah ide-gagasan yang perlu diwujudkan dalam bentuk representasi gerak, dan komposisi sebuah dramatari. Upaya untuk menggarap dan mewujudkan karya baru dalam bentuk dramatari, tantangan atau tuntutan relatif lebih rumit jika dibandingkan dengan menggarap dan mewujudkan sebuah tarian. Hal ini memerlukan jumlah penari yang lebih banyak, juga terlebih dahulu mesti memilih dan menetapkan lakon, alur peristiwa atau susunan adegan serta desain dramatik dan hal-hal lainnya sebagai ciri khas dramatari. Adapun metode yang relevan dengan penciptaan dramatari adalah metode kreativitas, melalui tahapan eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Tujuan dari proses kreatif pada garapan dramatari Amba Bisma yaitu menghasilkan inovasi kekaryaan seni melalui pengembangan dramatari, yaitu tentang sosok Amba dan Bisma. Hasil karyanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses pembelajaran di Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Kata kunci: Proses kreatif, dramatari Amba-Bisma, ciri-ciri dramatari.


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Dibia, I Wayan dkk. 2006. Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Hadi, S. 2003. Aspek-aspek Dasar koreografi kelompok. Yogyakarta: Lembaga Kajian Pendidikan dan Humaniora Indonesia.

Hawkins, Alma, M. 1991. Moving From Within: A New Method for Dances Making. Diterjemahkan oleh I Wayan Dibia 2003. Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta: Ford Foundation dan MSPI.

Iswantara, Nur, 2017. Kreativitas, Sejarah, Teori&Perkembangannya. Yogyakarta: Gigih Pustaka Mandiri.

Murgiyanto, S. 1978. Seni Tradisi Tidak Mati. Jakarta: Sewindu LPKJ.

Murgiyanto, S. 1986. “Dasar-dasar Koreografi Tari”, dalam Pengetahuan Elementer Tari da Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Murgiyanto, S. 1993. Ketika Cahaya Merah Memudar: Sebuah Kritik Tari. Jakarta: Deviri Ganan.

Rusliana, Iyus. 2002. Wayang Wong Priangan. Kajian mengenai pertnjukan dramatari tradisional di Jawa Barat. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Smith, Jaquelin M. 1985. Dance Composition: A Practical Guide for Teachers. London: A & Blak.

Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia 1. Proyek Pengembengan Media Kebudayaan, Jakarta: Ditjen. Kebudayaan, Dep. Dikbud.

Soepandi, Atik. 1988. Tetekon Padalangan Sunda. Jakarta: Balai Pustaka.

Widaryanto, FX. (2002). Merengkuh Sublimitas Ruang. Bandung: STSI Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/pib.v1i1.1325

Refbacks

  • There are currently no refbacks.