LAGU TURI PUTIH KARYA SUNAN KALIGAJA SEBAGAI INSPIRASI KARYA DENGAN TEKNIK LUKIS TIONGKOK

Farid Kurniawan Noor Zaman

Abstract


The song Turi Putih is a Javanese song that was written by Sunan Kalijaga, one of the figures who spread Islam in Java. Currently, the popularity of the song Turi Putih has declined and is no longer known, especially among children. In fact, the song has a deep spiritual meaning, especially for Indonesian Muslims. In this research, we will try to visualize the meaning of the song Turi Putih in the form of paintings using Chinese painting techniques. This research has several problem formulations, including: 1) How is the song Turi Putih interpreted? 2) How to visualize the result of Turi Putih song interpretation in Chinese painting? This research method uses qualitative descriptive analysis technique. This research uses a semiotic approach. The production method consists of several steps. The first stage is the search for ideas and ideas. The second stage is the deepening or maturation of ideas. The third or final stage is the realization of the artwork. The production technique is based on Chinese painting techniques. The result of this research is a work that represents the interpretation of the song “Turi Putih” by Sunan Kalijaga. The painting depicts several objects that symbolize death, including white Turi flowers, Kedasih birds, and Besrek batik. Turi putih symbolizes pocong, Kedasih bird is a bird that brings news of death, and Besrek batik is batik used to cover the corpse. The results of this creative research are expected to add insight to readers and contribute to expanding the treasures of global art diversity.

Keyword : Turi Putih, Chinese Painting, Bird

---------------------------------------------------------------------

Lagu Turi Putih merupakan lagu jawa yang diTuris oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penyebar agama islam di tanah jawa. Saat ini popularitas lagu Turi Putih sudah menurun dan sudah tidak dikenal lagi terutama di kalangan anak-anak. Nyatanya, lagu Turi Putih mempunyai makna spiritual yang mendalam khususnya bagi umat Islam Indonesia. Dalam penelitian ini, kami akan mencoba memvisualisasikan makna lagu Turi Putih dalam bentuk lukisan dengan menggunakan teknik lukis Tiongkok. Penelitian ini mempunyai beberapa rumusan masalah, antara lain: 1) Bagaimana nyanyian Turi putih diartikan? 2) Bagaimana memvisualisasikan hasil penafsiran Lagu Turi Putih dalam lukisan Tiongkok? Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik. Metode produksi terdiri dari beberapa langkah. Tahap pertama pencarian ide dan gagasan. Tahap kedua berupa pendalaman atau pematangan gagasan. Tahap ketiga atau terakhir adalah realisasi karya seni. Teknik produksi karya ini didasarkan pada teknik melukis Tiongkok. Hasil penelitian ini berupa sebuah karya yang mewakili tafsir tembang “Turi Putih” karya Sunan Kalijaga. Lukisan tersebut menggambarkan beberapa benda yang menjadi simbol kematian, antara lain bunga Turi putih, burung Kedasih, dan batik Besrek. Turi putih melambangkan pocong, burung Kedasih adalah burung pembawa kabar kematian, dan batik Besrek adalah batik yang digunakan untuk menutupi mayat. Hasil penelitian kreatif ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan turut memperluas khasanah keberagaman seni rupa global.

Kata Kunci : Turi Putih, Seni Lukis Cina, Burung

References


Cassirer, Ernst. (1987). Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia, Terj. Alois A. Nugroho. Jakarta: PT Gramedia.

Choiriyah, N. A. (2020). Kandungan antioksidan

pada berbagai bunga edible di Indonesia. AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 4(2), 136-143.

Dillistone, F.W., (2002). The Power of Simbols.Yogyakarta: Kanisius.

Doellah, H. Santosa. (2002). Batik: The Impact of Time and Enviroment. Surakarta: Danarhadi

Hayati, N. (2018). Pesan Kehidupan Dalam Lirik Lagu Shalawat Bahasa Jawa. SHAHIH: Journal of Islamicate

Multidisciplinary, 3(1), 21-32.Janani, M., & Aruna, A. (2017). a Review on Neutraceutical Value of Sesbania Grandiflora (Agati). World Journal of Pharmaceutical Research, 6(7), 804–816. https://doi.org/10.20959/wjpr20177-8865

Jiang, S., Huang, Q., Ye, Q., & Gao, W. (2006). An effective method to detect and categorize digitized traditional Chinese paintings. Pattern Recognition Letters, 27(7), 734-746.

Munir, M. (2010). Postmodernisme: Sebuah Dekonstruksi dan Kritik dalam Seni. EKSPRESI: Indonesian Art Journal, 10(1).

Nanang, R. (2015). Ritual Islam Dalam Motif Batik Besurek-Bengkulu. IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 13(2), 75-85.

Nasir. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Glalia Indonesia

Sarwono. (2005). “Hermenutik Simbolisme Motif Parang dalam Busana wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta”. dalam Etnografi: Jurnal Penelitian Budaya Etnik. No. 04 Vol. 05 Juni 2004.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi (cetakan kelima). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif RND. Bandung: Alfabeta.

Teniwut, Meilani. (2022). Mengenal Komposisi dalam Gambar dan Melukis Meilani Teniwut. Media Indonesia.

Vera, Trirani. (2019). Penciptaan Tari: Emprit Ganthil. Skripsi. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Victor Mason dan Frank Jarvil. (1998). Bird of Bali. Singapore; Berkeler Books Pte. Ltd., 5 little Road.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v12i1.3516

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

Jurnal ATRAT |Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A,Jl. Buahbatu No. 212 Bandung -40265

Email:jurnalatrat@gmail.com