PENGARUH ATMOSFIR RUANG TERHADAP PERANCANGAN MUSEUM SEJARAH KEHIDUPAN

Hanan Said Banaim, Titian Sarihati

Abstract


The history of life on earth began around 3.5 million years ago with the emergence of simple micro-organisms, namely bacteria and algae. While development and change of animals started from invertebrates, fish, amphibians, reptiles, birds, mammals, it was concluded by the appearance of human. The history of life on earth can be revealed by studying fossils. Yet, the existence of life history  museum in Indonesia receives little attention in terms of its interior design. As its consequence, the objective of the museum as an attractive and educational facility is difficult to accomplish. Life history happened from past to the present time and thus, its design approach should use a space atmosphere with Ancient Earth theme that explains the atmosphere in each era. In addition, the Museum of  Life History is expected to be an educational tourism destination equipped with necessary facilities and attractive interior design that is worth visiting.

Keywords: History, Life, Atmosphere, Interior

________________________________________________________________

 

Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000 tahun lalu dengan munculnya mikro-organisme sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptil, burung, mamalia, dan kemudian terakhir kali muncul manusia. Sejarah kehidupan di bumi dapat diungkap melalui fosil. Hingga saat ini keberadaan museum sejarah kehidupan di Indonesia masih kurang diperhatikan dari segi desain interiornya sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan dari museum itu sendiri yaitu sebagai sarana pendidikan yang menarik dan mencerdaskan. Sejarah kehidupan terjadi melalui tiap-tiap masa dahulu hingga zaman sekarang, sehingga pendekatan perancangan ini menggunakan suasana ruang dengan tema Ancient Earth yang menjelaskan suasana pada tiap zaman. Selain itu, Museum Sejarah Kehidupan ini diharapkan menjadi sarana wisata edukasi yang layak untuk dikunjungi dengan fasilitas, kenyamanan dan penataan interior dalam bangunannya agar terlihat lebih menarik dan berfungsi secara efektif sebagai sarana wisata yang berbasis pendidikan. 

Kata Kunci: Sejarah, Kehidupan, Suasana, Interior


References


Khazanah. (1983). Kehidupan Prasejarah. Jakarta: Tira Pustaka.

Hidjaz, T. (2004). Terbentuknya Citra Dalam Konteks Suasana Ruang. Dimensi Interior, halaman 51-65.

Sutaarga, M. A. (1996-1997). Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta. Jakarta: Depdikbud.

Titihan Sarihati, P. W. (2015). Penerapan Elemen-Elemen Interior Sebagai Pembentuk Suasana Ruang Etnik Jawa Pada Restoran Boemi Joglo. Halaman 208-222.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v7i2.922

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com