ATRAT: Jurnal Seni Rupa
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat
Atrat is a Journal of Visual Arts containing scientific papers which includes Fine Art and Design, publisher by Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung (p-ISSN 2339-1642 & e-ISSN 2722-7200). Jurnal Atrat also embodies the results of various forms of scientific research as well as the creation of artworks, which can become new knowledge published in scientific articles, so it is worthy to be read and understood by readers. Atrat aims to give land to Artists, Designers, Art Students, Teachers/Lecturers, and Fine Arts Society to exchange insights.Jurusan Seni Rupa ISBI Bandungen-USATRAT: Jurnal Seni Rupa2339-1642<p>The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to jurnal Atrat and <span>Jurusan Seni Rupa STSI Bandung</span> as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. </p><p>Jurnal Atrat and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in jurnal Atrat are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.</p><p>The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form JTSiskom]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document or fax : </p><p><strong>Agus Cahyana (Editor-in-Chief)</strong> <br /> Editorial Office of Jurnal Atrat<br /> Department of fine art and design. ISBI Bandung<br /> Jl. Buah Batu 212<br /><br /> Email: jurnalatrat@gmail.com</p><p> </p>DESAIN BERKELANJUTAN DENGAN PEWARNAAN WATERBASE PAINT PADA FURNITUR ANAK DARI KAYU PALET
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3175
Children’s furniture is furniture that is specifically designed to suit children’s ergonomics. The safety factor in children’s furniture is one of the considerations when designing children’s furniture. One element in the design is the use of non-hazardous paint. Natural dyes, one of which is water-based paint, is a dye that is safe to apply to children’s furniture. Waterbased paint is a healthier and environmentally friendly paint choice than synthetic dyes because it comes from natural ingredients which can even be applied to food container products. It is hoped that the application of natural coloring in children’s furniture design will support sustainable design, as does the use of pallet wood material in this research. Sustainable design is a design process that starts from extracting resources from nature to reprocessing them, using supporting methods and materials that are not harmful to the environment or human health, so that human and natural life on earth can continue to survive. Keywords: Sustainable Design, Pallet Wood, Children Furniture, Waterbased Paint ------------------------------------------------------------------------------------ Furnitur anak adalah furnitur yang dirancang khusus sesuai dengan ergonomi anak. Faktor keamanan dalam furniture anak merupakan salah satu pertimbangan dalam membuat desain furniture anak. Salah satu elemen dalam perancangannya yaitu penggunaan cat yang tidak berbahaya. Pewarna alami, salah satunya adalah cat dengan bahan dasar air atau waterbased paint merupakan pewarna yang aman untuk diaplikasikan pada furniture anak. Waterbased paint merupakan pilihan cat yang lebih sehat dan ramah lingkungan daripada pewarna sintetis karena berasal dari bahan-bahan alami yang bahkan dapat diaplikasikan pada produk wadah makanan. Penerapan pewarnaan alami pada perancangan furnitur anak diharapkan akan mendukung desain yang berkelanjutan seperti halnya penggunaan material kayu palet dalam penelitian ini. Desain berkelanjutan adalah suatu proses desain yang dalam prosesnya dimulai dari pengambilan sumber daya yang ada di alam sampai pengolahan kembali, menggunakan metode dan material pendukung yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, sehingga kehidupan manusia dan alam di bumi dapat terus bertahan. Kata kunci: Desain Berkelanjutan, Kayu Palet, Furnitur Anak, Waterbased PaintRiana SafitriSavitri Savitri
Copyright (c) 2024 Riana Safitri, Savitri Savitri
2024-01-232024-01-2311323324210.26742/atrat.v11i3.3175PENGEMBANGAN STILASI MOTIF WADASAN CIREBON SEBAGAI PROSES KREATIF MAHASISWA (Studi Kasus pada Mata Kuliah Studio IV Prodi Tata Rias Busana ISBI Bandung)
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3184
One of the lecturers’ efforts is to conduct research to improve the quality of learning which is carried out systematically and under control. This research is based on field analysis that shows students’ understanding of the wadasan batik motif as a traditional motif native to Cirebon which is considered very worthy of developing innovative stylization of the motif by students. This stylization development effort aims to increase students’ understanding and skills in creating innovative works of Cirebon wadasan motifs. Starting with providing material on the history of Cirebon batik and an introduction to its traditional motifs, which will be used as a Project Based Learning class action method where the lecturer acts as a facilitator who helps students in providing direct references and guiding the learning process. The method used in this research is the stylization method in exploration, design and realization. As a result of the process of presenting material in class, students focused their interest on the Cirebon wadasan form to be used as a variant of the modern style wadasan motif. Through this method, students produce four (4) wadasan motif modules which will become digital batik cloth works. Keywords: Cirebon Batik, wadasan, stylization, student creative process ------------------------------------------------------------------------------------ Salah satu upaya dosen adalah melakukan penelitian guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Penelitian kali ini berdasarkan analisa lapangan bahwa pemahaman mahasiswa akan motif batik wadasan sebagai motif tradisional asli Cirebon yang dinilai sangat layak dikembangkan stilasi inovasi motifnya oleh mahasiswa. Upaya pengembangan stilasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam menciptakan karya inovasi motif wadasan Cirebon. Diawali dengan pemberian materi sejarah batik Cirebon dan pengenalan motif motif tradisinya, yang akan digunakan sebagai metode tindakan kelas Project Based Learning di mana dosen bertindak sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa dalam memberikan mengarahkan referensi dan mengaping proses pembelajarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode stilasi dalam eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Hasil dari proses pemaparan materi dikelas, mahasiswa memfokuskan ketertarikannya kepada bentuk wadasan Cirebon untuk dijadikan sebagai varian motif wadasan bergaya modern. Melalui metode tersebut mahasiswa menghasilkan empat (4) modul motif wadasan yang akan menjadi karya kain batik digital. Kata Kunci : Batik Cirebon, wadasan, stilasi, Proses Kreatif mahasiswaWuri HandayaniMira MarliantiSelvia Septiani Nurfathonah
Copyright (c) 2024 Wuri Handayani, Mira Marlianti, Selvia Septiani Nurfathonah
2023-09-232023-09-2311324324910.26742/atrat.v11i3.3184PENGEMBANGAN MOTIF SINGOBARONG KERATON CIREBON BERGAYA FLATDESIGN UNTUK GENERASI MILENIAL
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3185
West Java has many batik motifs that must to be preserved and introduced for the millennial generation. So far, the millennial generation has been considered more interested with Western fashion but many of them are also starting to be interested toward batik fashion actually. This research aims to develop alternatives design of the Singabarong batik motif into flat design style for the millennial target market. This research method uses a qualitative approach and design creation through three stages that are exploration, design and embodiment. This research resulted three developments of the Singabarong batik motif in flat design style that are the Singabarong Raja motif, the Singabarong Resi motif and the Singabarong Rama motif. The results of this study are expected to add insight and increase the interest of public especially millennials about the Singabarong batik motif preservation. Keywords: Singabarong motif, flat design, millenial generation. ------------------------------------------------------------------------------------ Jawa Barat memiliki banyak motif batik yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi milenial. Selama ini, generasi milenial dianggap lebih tertarik pada fesyen Barat, nyatanya banyak juga yang mulai tertarik pada fesyen berbahan batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain alternatif motif batik Singabarong bergaya flat design untuk target pasar kaum milenial. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif serta penciptaan desain melalui tahap eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Penelitian ini menghasilkan tiga pengembangan desain motif batik singabarong bergaya flat design yaitu motif singabarong Raja, motif singabarong Resi dan motif singabarong Rama. Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan meningkatkan minat masyarakat khususnya kaum milenial terhadap kelestarian batik keraton motif Singabarong. Kata Kunci: motif Singabarong, flat design, generasi millenial.Djuniwarti DjuniwartiHadi KurniawanSilvy Karisa
Copyright (c) 2024 Djuniwarti Djuniwarti, Hadi Kurniawan, Silvy Karisa
2023-09-232023-09-2311325026410.26742/atrat.v11i3.3185KAJIAN METAFORA KONSEPTUAL PADA TEKS KURATORIAL PAMERAN MANIFESTO VIII
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3177
This research aims to reveal the use of conceptual metaphors in curatorial texts using the Conceptual Metaphor theory proposed by George Lakoff and Mark Johnson (2003). In addition, this research also analyzes the relationship between the metaphor’s source domain and target domain. It uses a descriptive qualitative research method. The stages of this research are problem formulation, data collection, data analysis, data interpretation, and conclusion. The research results show that in the curatorial text of the Manifesto VIII exhibition, there are 39 metaphorical linguistic expressions, consisting of 10 structural metaphors, two orientational metaphors, and 27 ontological metaphors. The ontological metaphors found in this curatorial text are divided into three categories: first, personifying a thing or object as a human being; second, considering an object as a container with spatial content; and third, attaching concrete qualities to abstract things. Of the three categories, the curator gives more human qualities to inanimate objects (17 metaphorical linguistic expressions). It is in line with the aim of curatorial texts, which is to build the audience’s emotional involvement with the art narrative. Keywords: curatorial text, conceptual metaphor, structural metaphor, orientational metaphor, ontological metaphor ------------------------------------------------------------------------------------ Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penggunaan metafora konseptual dalam teks kuratorial menggunakan teori Metafora Konseptual yang dikemukakan George Lakoff dan Mark Johnson (2003). Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan ranah sumber dan ranah sasaran metafora tersebut. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan melalui penelusuran dan pencatatan. Adapun tahapan penelitian ini adalah 1) perumusan masalah; 2) pengumpulan data; 3) analisis data; 4) interpretasi data; 5) penyimpulan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam dalam teks kuratorial pameran Manifesto VIII, terdapat 39 ekspresi linguistik metafora, yang terdiri dari 10 metafora struktural, 2 metafora orientasional dan 27 metafora ontologikal. Metafora ontologikal yang ditemukan dalam teks kuratorial ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu pertama, mempersonifikasi suatu hal atau benda sebagai manusia; kedua, menganggap suatu objek sebagai wadah yang memiliki isi ruang; ketiga, melekatkan kualitas konkret pada hal abstrak. Dari ketiga kategori tersebut, kurator lebih banyak melekatkan kualitas manusia pada benda tak hidup (17 ekspresi linguistik metafora). Hal ini sejalan dengan tujuan teks kuratorial yaitu untuk membangun keterlibatan emosi audiens dengan narasi seni. Kata kunci: teks kuratorial, metafora konseptual, metafora struktural, orientasional, ontologikalIrma RacminingsihYupi SundariMuhammad Guntur Fadhlurrohman
Copyright (c) 2024 Irma Racminingsih, Yupi Sundari, Muhammad Guntur Fadhlurrohman
2023-09-302023-09-3011326527710.26742/atrat.v11i3.3177EKSISTENSI BATIK TULIS SUKAPURA DI DESA JANGGALA KECAMATAN SUKARAJA (2020-2023)
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3190
The existence of Sukapura-written batik is now decreasing due to the regeneration crisis of batik craftsmen, which has reduced batik production. The purpose of this study is to find out the existence of Sukapura written batik based on the history of development and changes in the existence of Sukapura written batik in Janggala Village, especially from 2020 to 2023. The method used in this study is a qualitative method with a historical approach. The results of this study describe the intensity of the development of Sukapura- written batik and how batik is produced and distributed to consumers. In addition, this research describes the obstacles faced by Sukapura written batik in the last three years and the strategy for preserving Sukapura written batik in Janggala Village. Keywords: Batik, Local Culture, Existence, Sukapura ------------------------------------------------------------------------------------ Keberadaan batik tulis Sukapura kini semakin menurun karena krisis regenerasi pengrajin batik yang menyebabkan produksi batik pun semakin berkurang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keberadaan batik tulis Sukapura berdasarkan sejarah perkembangan dan perubahan eksistensi dari batik tulis Sukapura di Desa janggala khususnya dari tahun 2020-2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan sejarah. Hasil penelitian ini memaparkan tentang intensitas perkembangan batik tulis Sukapura, bagaimana batik di produksi dan didistribusikan kepada konsumen, selain itu penelitian ini memaparkan kendala yang dihadapi batik tulis Sukapura dalam perkembangan tiga tahun terakhir serta strategi melestarikan batik tulis Sukapura di Desa Janggala. Kata Kunci: Batik, Budaya Lokal, Eksistensi, SukapuraAde Ayu Puspita MunawarohDeni YanaAnis Sudjana
Copyright (c) 2024 Ade Ayu Puspita Munawaroh, Deni Yana, Anis Sudjana
2023-09-232023-09-2311327829210.26742/atrat.v11i3.3190PENGARUH GEOGRAFIS TERHADAP WARNA BANGBARONGAN KESENIAN REAK SUNDA DI CIBIRU KOTA BANDUNG
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3191
Indonesia has a variety of arts that have their own characteristics in various aspects, one of which is in terms of color selection. The use of color in an art can be influenced by various factors, including environmental factors or geographical location. This research discusses the problem of whether or not there is an influence of geographical location on color with a case study of Bangbarongan art in Reak Sunda art in Cibiru District, Bandung City. To dissect this problem, an approach between fine arts and ethnography is used. The results of this research show that Bangbarongan art is an art that has spread and developed outside its original area. Bangbarongan itself is an adaptation of Bengberokan art from Indramayu. Although it is not the original art of Cibiru, the Cibiru community still has enthusiasm in developing Bangbarongan art. This can be seen from how the Bangbarongan art still exists today as part of the Reak Sunda art. In the element of color, not much has changed except in terms of its application to Bangbarongan in Cibiru and it still seems to retain its original color like Bengberokan from Indramayu. This is known because Indramayu and Cibiru still hold the same beliefs, especially in terms of interpreting a color. In addition, the religiosity of reak art in Cibiru is still quite strong, this can be seen from the rituals and making offerings before the show takes place. Keywords: Geographical Location, Art, Reak, Bangbarongan, Color ------------------------------------------------------------------------------------ Indonesia memiliki bermacam-macam kesenian yang memiliki ciri khasnya masing-masing dalam berbagai sisi, salah satunya dalam hal pemilihan warna. Penggunaan warna pada sebuah kesenian dapat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan atau letak geografisnya. Penelitian ini membahas masalah mengenai ada tidaknya pengaruh letak geografis terhadap warna dengan studi kasus seni Bangbarongan pada kesenian Reak Sunda di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Untuk membedah permasalahan ini, digunakan pendekatan antara seni rupa dan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesenian Bangbarongan merupakan kesenian yang telah menyebar dan berkembang diluar daerah asalnya. Bangbarongan sendiri merupakan kesenian yang diadaptasi dari seni Bengberokan dari Indramayu. Meskipun bukanlah kesenian asli Cibiru, namun masyarakat Cibiru tetap memiliki antusias dalam mengembangkan kesenian Bangbarongan. Hal ini terlihat dari bagaimana kesenian Bangbarongan tetap eksis sampai sekarang sebagai bagian dari kesenian Reak Sunda. Dalam unsur warna, tidak banyak terjadi perubahan kecuali dalam hal pengamplikasiannya pada Bangbarongan di Cibiru dan terlihat masih mempertahankan warna aslinya seperti Bengberokan dari Indramayu. Hal ini diketahui karena antara di Indramayu dan Cibiru masih memegang kepercayaan yang sama terutama dalam hal memaknai sebuah warna. Selain itu, secara religiusitas kesenian reak di Cibiru masih cukup kuat, hal ini terlihat dari masih adanya ritual dan membuat sesajen sebelum acara pertunjukkan berlangsung. Kata Kunci: Letak Geografis, Kesenian, Reak, Bangbarongan, WarnaMuhamad Rifqi RizqiaAnis SudjanaDeni Yana
Copyright (c) 2024 Muhamad Rifqi Rizqia, Anis Sudjana, Deni Yana
2023-09-232023-09-2311329330410.26742/atrat.v11i3.3191ANALISIS PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERDASARKAN STANDAR BIAYA MASUKAN (SBM)
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3192
This research aims to analyze the preparation of the budget plan for research and community service costs. It is hoped that there will be uniformity and order in the preparation of the budget plan for the costs of research and community service activities in accordance with the 2023 Input Cost Standards (SBM). The research method used is a qualitative method with a study approach. case. The data collection technique for this research is by interviews and studying research proposals and PKM for the past three years. The results of this research can be used as a reference for researchers and PKM implementers within ISBI Bandung in preparing budget plans based on standard input costs. Keywords: Cost Budget Plan, Standard Input Costs (SBM), Research and Community Service (PKM) ------------------------------------------------------------------------------------ Penelitian ini bertujuan menganalisis Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat diharapkan adanya keseragaman dan ketertiban dalam Penyusunan Rencana Anggaran Biaya kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang sesuai dengan Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan study kasus. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan wawancara dan mempelajari proposal penelitian dan PKM tiga tahun kebelakang. Hasil dari penelitian ini bisa sebagai acuan bagi para Peneliti dan pelaksana PKM di lingkungan ISBI Bandung dalam Penyusunan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan Standar Biaya Masukan. Kata Kunci : Rencana Anggaran Biaya, Standar Biaya Masukan (SBM), Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)Kartini SetiawatiMuhamad Sodikin
Copyright (c) 2024 Kartini Setiawati, Muhamad Sodikin
2023-09-232023-09-2311330531310.26742/atrat.v11i3.3192KESALINGAN SEBAGAI GAGASAN PENCIPTAAN KARYA SENI
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3193
KESALINGAN SEBAGAI GAGASAN PENCIPTAAN KARYA SENI Patung Agnes Aulia Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jalan Buah Batu No.212, Bandung, Jawa Barat, Indonesia agnes.aneyy@gmail.com ABSTRACT Greeting is an interaction between people that happen at the beginning of relation. There is a tolerance value in greeting activity in wich people could accept each other appearance even with very different backgrounds. That tolerance value in the form of mutuality is reinterpreted by sculpture artwork with an abstract-formalism style. Sculpture artwork focused on assemble objects with binary opposition characteristics, which are feminine and masculine. Those binary opposition characteristics adapted in mutuality between material and material, material and form, and between forms. Material with feminine characteristics assembled with material that has a masculine characteristic. Feminine form assembled with masculine form. Feminine material is used to form the masculine object, et cetera. The sculpture artwork creation upholds tolerance value in greeting since study preparation, concept, execution, up to displaying the artwork. The materials are taken from Singajaya Village, Cihampelas District, West Bandung City, West Java Province, Indonesia. Those materials are roots-branches and house wall materials wich are an adaptation from the neighbourhood environtment in that village. Singajaya Village has been chosen as a location because there is a real case about tolerance value in form of mutuality in greetings are little happened wich influenced the uncomfortable living.The local villagers who lived outside the housing area and the newcomers who lived inside the housing area are not so much accepting each other at the beginning. But, the least acceptance from each group built an inconvenience, especially with the fact that they are living together and should socialize. The sculpture artwork intend to visualize that mutuality could make a harmony without bothering each person or group. The mutuality between humans is reinterpreted to be a mutuality between materials that created to be two sculpture artworks based on village situation, abstract-formalism style and feminine-masculine characteristics. Artworks displayed inside a room with eye level height. In hope, with this paper, appreciators could understand that differences should unite, not separate. Keyword : Greeting, tolerance, mutuality, sculpture artwork. ------------------------------------------------------------------------------------ Tegur sapa merupakan suatu interaksi antar manusia yang menjadi awal relasi. Terdapat nilai toleransi dalam kegiatan tegur sapa di mana individu atau kelompok manusia dapat saling menerima keberadaan masing-masing bahkan dengan latar belakang yang sama sekali berbeda. Nilai toleransi berupa kesalingan tersebut direinterpretasikan melalui karya seni patung dengan penggayaan abstrak-formalis. Karya patung berfokus pada penggabungan objek dengan karakteristik oposisi biner, yaitu feminin dan maskulin. Karakter oposisi biner tersebut diadaptasi pada kesalingan antara material dan material, material dan bentuk objek, serta bentuk objek dan bentuk objek. Material dengan karakteristik feminin digabungkan dengan material dengan karakteristik maskulin. Bentuk objek feminin digabungkan dengan bentuk objek dengan karakteristik maskulin. Material feminin digunakan untuk membentuk objek maskulin dan sebaliknya. Penciptaan karya seni patung tersebut menjunjung nilai toleransi dalam tegur sapa sejak penyusunan kajian, konsep, pengerjaan, hingga penyajian karya. Material yang digunakan berasal dari Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Material tersebut adalah akar-ranting dan bahan dinding rumah yang merupakan adaptasi dari lingkungan tempat tinggal warga di desa tersebut. Desa Singajaya dipilih sebagai lokasi karena terdapat kasus nyata di mana nilai toleransi berbentuk kesalingan dalam tegur sapa yang minim terjadi ternyata berdampak terhadap ketidak-nyamanan bertempat tinggal. Masyarakat lokal desa yang tinggal di luar perumahan dan masyarakat pendatang yang tinggal di dalam perumahan pada awalnya saling tidak menerima keberadaan masing-masing. Namun, dengan kurangnya penerimaan dari masing-masing kelompok, justru membuat ketidak nyamanan, terutama karena fakta bahwa mereka tinggal berdampingan yang sudah seharusnya saling bersosialisasi. Karya patung bertujuan untuk memvisualisasikan bahwa kesalingan dapat membentuk suatu harmoni tanpa mengganggu kenyamanan masing-masing individu maupun kelompok. Kesalingan antar manusia tersebut direinterpretasikan menjadi kesalingan antar material yang dibuat menjadi karya patung berjumlah 2 dengan landasan situasi desa, penggayaan abstrak-formalis dan karakteristik feminin-maskulin. Karya disajikan di dalam ruangan dengan keinggian eye level. Harapannya, dengan tulisan ini apresiator dapat mengerti bahwa seharusnya perbedaan ada untuk mempersatukan, bukan memisahkan. Kata kunci: Tegur sapa, toleransi, kesalingan, dan seni patungAgnes Aulia
Copyright (c) 2024 Agnes Aulia
2023-09-232023-09-2311331432710.26742/atrat.v11i3.3193KATASTROFE : REINTERPRETASI SOSOK DEWI SRI SEBAGAI GAGASAN PENCIPTAAN KARYA LUKIS
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3194
Looking back at the history meaning of Dewi Sri’s existence for Indonesian people is not only stored in her rice plant breeding tradition (seren taun) and her figure which is seen as a mere goddess of rice and plants. However, it is also related to how values, social issues and local wisdom are passed down from generation to generation. This is also illustrated through the author’s analysis and observation of the story of Wawacan Sulanjana and Dewi Sri’s role in it. Talking about values, problems and views on life that are derived is so crucial, especially when it has a significant and long-lasting effect. Art in this case exists as a medium for communicating the views and ideas of one of life’s issues, as well as re-elevating Indonesian folklore which is projected through a contemporary lens. The author uses the reinterpretation method through the author’s point of view and experience and divides it into three phases, each of which represents a different conflict. Created through the medium of oil painting. With the production of this report, it can help readers learn and provide new experiences related to the field of fine arts. Keywords: Catastrophe, Goddess Sri, Reinterpretation, Art Painting ------------------------------------------------------------------------------------ Menelisik kembali pada sejarah makna eksistensi Dewi Sri bagi masyarakat Indonesia tidak hanya tersimpan pada tradisi pemuliaan tanaman padinya (seren taun) serta sosoknya yang dipandang sebagai dewi padi dan tumbuhan semata. Namun juga, memiliki keterkaitan terhadap bagaimana nilai- nilai, masalah sosial serta kearifan lokal diturun temurunkan. Hal ini pun tergambar melalui analisis serta observasi penulis terhadap kisah Wawacan Sulanjana dan peran Dewi Sri didalamnya. Berbicara mengenai nilai, problem serta pandangan hidup yang diturunkan ini menjadi begitu krusial terutama ketika hal itu memberikan efek yang cukup signifikan dan berkepanjangan. Seni dalam hal ini hadir sebagai media berkomunikasi terhadap pandangan dan gagasan salah satu isu kehidupan, serta sebagai pengangkatan kembali cerita rakyat Indonesia yang diproyeksikan dalam kacamata masa kini. Penulis menggunakan metode reinterpretasi melalui sudut pandang serta pengalaman penulis dan membaginya menjadi tiga fase yang masing-masing mewakili konflik yang berbeda. Diciptakan melalui medium lukis cat minyak. Dengan terbuatnya laporan ini, dapat membantu pembaca mempelajari serta memberikan pengalaman yang baru terkait bidang kesenirupaan. Kata Kunci: Katastrofe, Dewi Sri, Reinterpretasi, Karya LukisKirana Kusuma WicitraGabriel Aries SetiadiMartien Roos Nagara
Copyright (c) 2024 Kirana Kusuma Wicitra, Gabriel Aries Setiadi, Martien Roos Nagara
2023-09-232023-09-2311332833810.26742/atrat.v11i3.3194REINTERPRETASI DRUPADI DENGAN PENDEKATAN ESTETIK SKIZOFRENIA SEBAGAI PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3195
Draupadi, a character who occupies an important role in the plot of the epic Mahabharata, appears in splendor as a dazzling queen with transcendent beauty and intelligence. He has an alluring intelligence, he is able to conquer anyone so that everyone submits and feels shy towards him. Behind her perfection, Draupadi keeps a complex story related to women’s rights and justice. In this work, Draupadi’s Reinterpretation will be presented, which is described as a woman who defends her human rights. A compilation of Draupadi’s wounds and sorrows is presented in the form of a painting with 100 pieces of kanvas. Draupadi’s point of strength in facing each of her trials is taken to raise awareness for women that there are many twists and turns in life that will happen to us, even though living in wounds, Draupadi is able to accept it and live life as usual because it does not extinguish or diminish the spirit of life. also as a warning to anyone to spread goodness and justice wherever and against anyone and not to hurt each other in greed. Keywords : Draupadi, Ornament Gothic art, Kesutan Dadu, Mahabharata, Painting ------------------------------------------------------------------------------------ Drupadi, seorang tokoh yang mendiami peran penting dalam alur epos Mahabharata, tampil dengan kemegahan sebagai seorang ratu yang mempesona dengan kecantikan yang melampaui batas dan kecerdasan. Ia menyandang kecerdasan yang memikat, ia mampu menaklukan siapapun sehingga setiap orang tunduk dan merasa segan terhadapnya. Dibalik kesempurnannya, Drupadi menyimpan kisah yang pelik yang berkaitan dengan hak-hak perempuan serta keadilan. Pada karya ini, akan disuguhkan Reinterpretasi Drupadi yang digambarkan sebagai sosok perempuan yang membela hak asasinya. Kompilasi luka dan duka Drupadi disajikan dalam bentuk Seni Lukis dengan pecahan 100 kanvas. Point kekuatan Drupadi dalam menghadapi setiap cobaannya diambil untuk menimbulkan awareness terhadap perempuan bahwa banyak sekali lika-liku kehidupan yang akan terjadi kepada kita, meskipun hidup dalam luka, tetapi Drupadi mampu menerimanya dan menjalani hidup seperti biasanya karena hal itu tidak memadamkan atau memudarkan semangat hidup, pun juga sebagai peringatan kepada siapapun untuk menyebarkan kebaikan dan keadilan dimanapun dan terhadap siapapun serta tidak menyakiti satu sama lain dalam keserakahan. Kata kunci : Drupadi, Ornament Gothic art, Kesutan Dadu, Mahabharata, Seni Lukis.Fanhani Aina HermawanNandang Gumelar WahyudiZaenudin Ramli
Copyright (c) 2024 Fanhani Aina Hermawan, Nandang Gumelar Wahyudi, Zaenudin Ramli
2023-09-232023-09-2311333934910.26742/atrat.v11i3.3195EKSPLORASI PENGOLAHAN NATURAL PIGMENT BUNGA KENIKIR DAN PENGAPLIKASIANNYA PADA BERBAGAI MEDIA BERBASIS BAHAN ALAMI
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/3178
Color cannot be separated from the field of fine arts, because color is an important element that has a role and classification. In the modern era, color comes in the form of manufactured products, many of which are made with chemicals, and it is not uncommon for the manufacturing process, use and waste to endanger the environment and the health of users. Based on the problems above, this research is considered important to carry out as an effort to create environmentally friendly paint that can be applied to various media. The method in this research is an exploratory method. The results of this research are formulations of the composition of various paints in their application to various mediums, especially painting on paper, canvas, wood and iron. The results of this research can be applied to various subjects or courses in fine arts practice. Furthermore, it can be used by the general public to beautify the products they create without having to sacrifice environmental sustainability and their own health. Keywords: exploration, natural pigment, fine art media ------------------------------------------------------------------------------------ Warna tidak bisa dipisahkan dari bidang seni rupa, karena warna merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dan klasifikasi. Di era modern, warna hadir dalam bentuk produk pabrikan yang banyak dibuat dengan bahan kimia, dan tidak jarang proses pembuatan, penggunaan, dan limbahnya membahayakan kelangsungan lingkungan dan kesehatan penggunanya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini dianggap penting untuk dilakukan sebagai upaya menciptakan cat ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan pada berbagai media. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi. Hasil dari penelitian ini berupa rumusan komposisi dari berbagai cat dalam pengaplikasiannya pada berbagai medium, terutama seni lukis baik kertas, kanvas, kayu, maupun besi. Hasil dari penelitian ini dapat diaplikasikan pada berbagai mata pelajaran atau mata kuliah praktek seni rupa. Lebih jauh, dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk memperindah produk ciptaannya tanpa harus mengorbankan keberlangsungan lingkungan dan kesehatan dirinya. Kata kunci: eksplorasi, natural pigment, media seni rupaTeten RohandiHilman Cahya KusdianaFarid Kurniawan Nur Zaman
Copyright (c) 2024 Teten Rohandi, Hilman Cahya Kusdiana, Farid Kurniawan Nur Zaman
2023-09-232023-09-2311335035810.26742/atrat.v11i3.3178