REDEFINISI MAKNA TRADISI BEGALAN OLEH SANGGAR SEKAR KANTIL DALAM RITUS PERNIKAHAN MASYARAKAT BANYUMAS

Endri Apriliana Adi Wahyu, Nugroho Trisnu Brata

Abstract


ABSTRAK Tradisi begalan adalah salah satu tradisi pernikahan yang ada pada masyarakat Kabupaten Banyumas yang sarat akan makna dan nasehat bagi pasangan pengantin yang baru saja menikah. Sanggar Sekar Kantil sebagai salah satu sanggar yang masih melestarikan sekaligus tempat bernaung bagi beberapa pelaku tradisi begalan yang ada di Kabupaten Banyumas memiliki pandangan baru terhadap tradisi begalan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Proses pelaksanaan tradisi begalan oleh sanggar Sekar Kantil terdiri dari dua tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan oleh pelaku tradisi begalan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tradisi begalan. Tahap pelaksaaan merupakan tahap dimana pelaku tradisi begalan melaksanakan pementasan tradisi begalan pada pernikahan masyarakat Banyumas. 2) Redefinisi makna tradisi begalan yang diberikan oleh sanggar Sekar Kantil terhadap tradisi begalan adalah pada arti tradisi begalan yang sebelumnya berasal dari kata begal yang artinya rampok menjadi besan gawa lantaran. Redefinisi juga diberikan kepada nama pelaku tradisi begalan yaitu danabau dan juru mertani serta penjelasan ubo rampe tradisi begalan yang dilaksanakan oleh sanggar Sekar kantil menggunakan sanepan atau othak athik gathuk.

Kata kunci: Tradisi Begalan, Makna, Sanggar

 

ABSTRACT Begalan tradition is one of the marriage traditions that exist in the Banyumas Regency society which is full of meaning and advice for newly married brides. Sekar Kantil Studio as one of the studios that still preserves as well as acting as a shelter for a number of performers of the begalan tradition in Banyumas Regency has a new view of the begalan tradition. The results of the research show that: 1) The process of implementing the begalan tradition by the Sekar Kantil studio consists of two stages: the preparatory stage and the implementation stage. The preparatory stage is carried out by the performers of the begalan tradition to prepare everything needed in the implementation of the begalan tradition. The implementation stage is the stage where the performers of traditions carry out the performance of traditions at the Banyumas community wedding. 2) The redefinition of the meaning of the tradition given by the Sekar Kantil studio to the tradition is that the tradition is derived from the word “begal” which means “robber” into “besan gawa lantaran”. Redefinition was also given to the names of performers of the begalan tradition, Danabau and Juru mertani, and also the explanation of the ubo rampe of the tradition carried out by the Sekar Kantil studio using sanepan or othak atihk gathuk.

Keywords: Begalan Tradition, Meaning, Studio


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss Mitos Dan

Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press.

Brata, Nugroho Trisnu. 2008. PT. Freeport & Tanah Adat Kamoro Kajian Teori-Teori Antropologi. Semarang: UNNES PRESS.

Brata, Ida Bagus. 2016. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jurnal Bakti Saraswati. ISSN: 2088-2149, Vol. 05 No.1. Meret 2016.

Fitriani, Rina. 2012. Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh. Jurnal Komunitas. Komunitas Volume 4 Nomor 1, hal. 73-81. ISSN : 2086-5465

Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa.Jakarta: PT Temprint.

Hamdanah. 2005. Musim Kawin di Musim Kemarau Studi Atas Pandangan Ulama Perempuan Jember tentang Hak-Hak Reprodusksi Perempuan. Yogyakarta: BIGRAF Publishing bekerja sama dengan Yayasan Adhikarya IKAPI dan The Ford Foundation.

Herususanto, Budiono. 2008. BANYUMAS:Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak.Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Karyono. 2009. Tari Begalan di Tengah Perubahan Sosial Masyarakat

Banyumas. Jurnal ISI Surakarta.Volume 8 Nomor 1.

Kholifah, Asrofin Nur. 2018. Rendering Cultural Elements in Banyumas

Begalan: A Translation Studies Perspective. Jurnal Ilmiah Lingua

Idea.Volume 9 Nomor 2. ISSN 2580-1066.

Kurnianingsih, Yunika Susila dan Nugroho Trisnu Brata.2015. Tradisi Ngenger dalam Konteks Bride Service pada Masyarakat Jawa di Desa Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Jurnal Solidarity. Volume 4 Nomor 1. ISSN 2252-7133.

Laksono. P. M. 2009. Tradisi dalam Struktur Masyarakat Jawa Kerajaan dan Pedesaan Alih Ubah Model Berpikir Jawa. Yogyakarta: Kepel Press. Newberry, Jan. 2013. Back Door Java: Negara, Rumah Tangga dan Kampung di Keluarga Jawa. Jakarta : KITLV dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Priyanto, Wien Pudji. 2008. Nilai Nilai Pendidikan dalam Seni Tutur Begalan di Banyumas. Jurnal Cakrawala Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta. Juni, Th. XXVII, No. 2.

Saddhono, Kundharu dan Alfa Kurniawan. 2017. Islamic Religious Value in

Traditional Ceremony of Begalan Banyumasan as Education Character for Student at Senior High School in central Java. Jurnal UMRAN International Journal of Islamic and Civilizational Studies.Volume 4 Nomor 1. pp. 71-77.

Suroso, Eko, Kundharu Sudhono dan Sumarlan. 2018. The Implicature of

Begalan Tradition as An Effort to Develop a Good Character in The Community in Banyumas Central Java. Artikel dalam 5th International

Conference on Community Development (AMCA 2018) . Advance in Social Science, Education and Humanities research, Volume 231. pp.

-280.

Utami, Novi Widiya. 2016. Wujud Kebudayaan dalam Prosesi Baradok

Ritual Adat Pernikahan Sumbawa. Jurnal Retorika.Volume 9 Nomor 2

Agustus, hal. 90-163




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/be.v4i2.1564

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.