TRADISI BUDIDAYA KOPI ORGANIK GUNUNG PUNTANG SEBAGAI BENTUK PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA CAMPAKAMULYA KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG
Abstract
ABSTRAK Realitas yang terjadi di masyarakat Gunung Puntang telah menjadi tradisi budidaya kopi organik, sebagai lumbung perekonomian rakyat yang berkembang menjadi daya tarik pariwisata berbasis kearifan lokal. Terkait dengan adanya tradisi sistem pertanian rakyat dalam bentuk budidaya tanaman kopi organik tersebut, pada perkembangannya berdampak kepada sektor lain, yaitu bidang pariwisata. Sektor pariwisata yang kini sedang menjadi trand dalam percaturan industri kepariwisataan berbasis kearifan lokal. Isu kearifan lokal yang menjadi daya tarik dan bernilai ekonomis tinggi, menjadi peluang besar untuk dikembangkan oleh masyarakat lokal setempat. Perubahan pada tradisi bertani kopi yang dikembangkan oleh masyarakat desa hutan di Gunung Puntang, bukan semata-mata masyarakatnya untuk mencari keuntungan, namun ada faktor internal yang harus dijaga, bahwa masyarakat petani kopi Gunung Puntang merasa termotivasi dengan situasi alam dan lingkungan yang subur sebagai lahan pertanian. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya komodifikasi antara lain dipengaruhi oleh adanya peluang dan tatangan kondisi perekonomian di era teknologi dan informatika sekarang. Itulah yang membuat tradisi bertani kopi organik ini sangat kuat untuk dipertahankan dan sudah melekat di mata masyarakat karena telah memberikan manfaat banyak bagi masyarakat daerah. Tulisan ini merupakan deskripsi ilmiah dari sebuah penelitian lapangan yang menggambarkan peran petani dalam menjaga hutan konservasi atau hutan sosial di Gunung Puntang dinilai penting agar pengetahuan kearifan masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan tersebut tidak hilang oleh adanya arus moderenisasi.
Kata Kunci: Tradisi Budidaya Kopi Organik, Komodifikasi, Pengembangan Pariwisata Budaya, Gunung Puntang.
ABSTRACT The reality that occurs in the community of Gunung Puntang has become a tradition of organic coffee cultivation, as a barn of the people's economy that develops into the appeal of local wisdom-based tourism. Related to the tradition of the people's agricultural system in the form of organic coffee crop cultivation, in the development impact to other sectors, namely the tourism industry. The tourism industry is now being new in the world of local wisdom-based tourist industry. The issue of local wisdom that becomes an attraction and high economical value, becomes a great opportunity to be developed by local communities. The traditions changes of farming coffee are developed by the community of Forest villages in Gunung Puntang, not merely the people to seek profit, but there are internal factors to be guarded, that the community of coffee farmers Gunung Puntang feel motivated by the situation of natural and fertile environment as farmland. As for the external factors that affect the occurrence of commodification, among others, is influenced by the opportunity and the level of economic conditions in the era of technology and informatics now. That is what makes this tradition of organic coffee farming is very strong to be maintained and already inherent in the eyes of society because it has provided many benefits to the local community.This paper is a scientific description of a field study describing the role of farmers in preserving the forest of conservations or social forests at Gunung Puntang is important to make knowledge of people's wisdom in utilizing the plant is not lost by the presence of modernization.
Keywords: The Tradition Of Organic Coffee Cultivation, Commodification, Tourism Development, Gunung Puntang.
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdulsyani.(1992). Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Agus, M, I. (2016). Komodifikasi Budaya Di Era Ekonomi Global Terhadap
Kearifan Lokal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Arief, W, C, M, dkk. (2011). Panduan Sekolah Lapangan Budidaya kopi. Jakarta: Conservation International Indonesia.
Bougenville, W, T. (2020). Sejarah Di Gunung Puntang. Bandung: Bandung: Taman Wisata Bougenville.
Irianto, M, A. (2016). Komodifikasi Budaya Di Era Ekonomi Global Terhadap Kearifan Lokal. Semarang: Universitas
Diponegoro (Undip).
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta : UI-Press.
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Antropologi II. Jakarta : Rineka Cipta.
Moleong, L. J. (2016). Metode Penelitian Kualitatif- Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Perhutani. (2020). Gunung Puntang.Jakarta: Perum Perhutani.
Perhutani. (2020). Layanan Informasi Publik. Jakarta : Perum Perhutani.
Permentan. (2014). Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik. (d. Hadi, Ed.) Retrieved from Peraturan Mentri Pertanian Republik Indonesia: Peraturan Mentri Pertanian Nomor 49/OT.140/4.
Pertamina. (2019). Pertamina EP Berdayakan Masyarakat Sekitar Gunung Puntang melalui Program Melintang. Pertamina: Csr-news.
Pertamina. (2020). Corporate Social Responsibility. Jakarta : Pertamina.
Samuel Koenig. (2020). Perubahan Sosial Pengertian Menurut Para Ahli, Proses, Penyebab, Faktor, Bentuk & Dampak. Dosen pendidikan. Internet
Budiarto, T. (2015). Pengembangan Wisata Agribisnis Sebagai Wahana Edukasi Berbasiskan Kelingkungan Alaman. Kompasiana. [10/1/2020; 09.45 WIB]
Campakamulya. (2020). Website Resmi Desa Cakamulya. Bandung: Campakamulya.desa.id. [10/1/2020; 09.50 WIB]
Umiee. (2016). Konsep kearifan lokal yang ada pada masyarakat jawa barat dalam hal sistem pertanian. Brainly. [20/1/2020; 09.58 WIB]
Danny, R. (2020). Definisi Perubahan Sosial Menurut Samuel Koening. Brainly. [20/1/2020; 10.07 WIB]
Hakim, L. (2014). Etnobotani dan Manajemen Kebun Perkarangan Rumah: Ketahanan pangan, kesehatan dan agrowisata. Malang: Biologi.
/1/2020; 22.37 WIB]
Hendarin, & Fitri, R. (2013). Pengembangan Program Wisata Edukasi di Wana Wisata Gunung Puntang. Bandung: Repository.upi. [25/11/2019; 23.45 WIB]
Soemardjan, S. (2017). Perubahan_Sosial. Ruangguru. [25/11/2019; 23.50 WIB]
Widitomo, P. D., & Santoso, H. (2015). Penetapan Strategi Pengembangan
Wisata Dengan Menggunakan Strategy-Formulation Framework.
Semarang: ejournal3.undip. [13/10/2019; 23.55 WIB]
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/be.v4i2.1567
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Budaya Etnika managed and published by:
Department of Cultural Anthropology
Faculty of Culture and Media
Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.