STRUKTUR DAN FUNGSI KESENIAN DZIKIR BERDAH DI DUSUN SUNGAI MELAYU DESA MUARO JAMBI KECAMATAN MUARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI

Khofifah Khofifah, Sri Rustiyanti, Neneng Yanti K. Lahpan

Abstract


ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan struktur kesenian dzikir berdah di Dusun Sungai Melayu Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi dan mengetahui fungsi dan kedudukan dari kesenian dzikir berdah berdasarkan sudut pandang masyarakat dan pelaku seni dzikir berdah, serta Menganalisis eksistensi kesenian dzikir berdah di Dusun Sungai Melayu Desa Muaro Jambi menggunakan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menggunakan Teknik Pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Struktur pertunjukan kesenian dzikir berdah terdiri dari tiga tahapan yaitu pra-pertunjukan, pertunjukan, dan pasca pertunjukan serta elemen-elemen pertunjukan yang mendukung di dalamnya. Kesenian dzikir berdah memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai sarana pemenuh kebutuhan estetis, sarana pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat, media dakwah, sarana integratif bagi sesama anggota masyarakatnya, serta sarana pelestarian budaya tradisional.
Kata Kunci : Kesenian dzikir berdah, Desa Muaro Jambi, Struktural Fungsional Talcott Parsons

ABSTRACT
This study aims to describe the structure of dzikir berdah art in Sungai Melayu Hamlet, Muaro Jambi Village, Muaro Sebo District, Muaro Jambi Regency and to find out the function and position of dzikir berdah art based on the perspective of the community and performers of dzikir berdah art, as well as to analyze the existence of dzikir berdah art in Sungai Hamlet. Muaro Jambi Village uses Talcott Parsons' Structural Functional Theory. This research is a qualitative descriptive study. Using data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the structure of the performing arts of dzikir berdah consists of three stages, namely pre-show, performance, and post-performance as well as supporting performance elements in it. The art of dzikir berdah has functions in people's lives, among others, as a means of fulfilling aesthetic needs, a means of fulfilling the spiritual needs of the community, media for da'wah, an integrative means for fellow community members, as well as a means of preserving traditional culture.
Keywords: Art of dzikir berdah, Muaro Jambi Village, Structural Functional Talcott Parsons

Keywords


Struktur, Fungsi, Kesenian dzikir berdah, Desa Muaro Jambi, Struktural Fungsional Talcott Parsons

Full Text:

PDF

References


A.B Lapian. (1992). Jambi dalam Jaringan Pelayaran dan Perdagangan Masa Awal. dalam Seminar Sejarah Melayu Kuno Jambi, Jambi: Pemerintah DT. 1 Jambi.

Damsar, (2017). Pengantar teori sosiologi, Jakarta : Kencana, 2017

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan.

Latief, I., Bustamam, Z., Hadi, B.C, Azwarni. (1993). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Jambi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nelfi, D. (2008). Pengaruh Islam Dalam Keragaman Sejarah Dan Budaya Sumatra, Pemerintah Propinsi Jambi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Musium Negeri Jambi.

Noer, J.T. (2011). Mencari Jejak Sangkakal. Jamni: Pusat Kajian dan Pengembangan Sejarah dan Budaya.

Pamungkas, I.G., dkk. (2018). Kesenian Burok Prasasti di Desa Bojongsari Kecamatan Losari Kabupaten Brebes : Kajian Fungsi dan Nilai Sosial. Jurnal Seni Musik.

Parsons, T. (1985). Talcott Parsons on institutions and social evolution: selected writings, University of Chicago Press.

Poesponegoro, M.D. (2008). Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka.

Rondhi, M. (2014). Fungsi Seni bagi Kehidupan Manusia: Kajian Teoretik. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Vol. VIII No.2

Rosalinda. (2013). Tradisi Baca Burdah dan Pengalaman Keagamaan Masyarakat Desa Setiris Muaro Jambi. Kontekstualita.

Scholten, E.L. (2004). Sumatran Sultanate and Colonial State: Jambi and the Rise of Dutch Imperialism 1830-1907, translated from the Dutch by Beverley Jackson.USA: Conell SEAP.

Sasmita, U.T. (2010). Arkeologi Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Setyobudi, Imam. 2020. Metode Penelitian Budaya: Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif (Life History, Grounded Research, Narrative Personal). Bandung: Sunan Ambu Press.

Sri Rustiyanti. (2018). Folklore Candi Cangkuang: Detinasi Wisata Berbasis Budaya, Sejarah, dan Religi.Jurnal Budaya Etnika, Vol.2 No.2

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Usman Meng. (2006). Napak Tilas Liku-Liku Provinsi Jambi; Kerajaan Melayu Kuno sampai terbentuknya Provinsi Jambi, Jambi: Pemerintah Provinsi Jambi.

Utomo, B.B. (2018). Awal Perjalanan Sejarah Menuju Negara Kepulauan dalam Arus Balik: Memorian dan Bahari Nusantara.

Yeningsih, T.K. (2007). Nilai-nilai Budaya dalam Kesenian Tutur PMtoh (Cultural Values in Art of PM toH). Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Volume VIII No.2.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v7i2.1646

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.