Pusat Peradaban Masa Hindu-Budha di Kawasan Dataran Tinggi Malang
Abstract
ABSTRAK. Dataran tinggi malang merupakan salah satu lingkungan alam yang menarik untuk di kaji, dikarenakan disana terdapat sejarah yang lebih kompleks yaitu dari masa prasejarah hingga masa konteporer. Namun dalam artikel ini hanya akan membahas pada masa hindu-budha yaitu dari abad ke 9 hingga 13 M. Dikatakan pula bahwa dataran tinggi Malang merupakan cekungan yang di apit oleh tiga gunung berapi aktif. Hal inilah yang akhirnya menjadikan pertanyaan tentang proses terbentuknya dataran tinggi malang? Akan dibahas pula tentang kondisi tanah yang subur hingga membahas bagaimana datangnya manusia dan terjadinya peradaban di dataran tinggi Malang abad 9-13 M? Hal ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan situs di kawasan dataran tinggi Malang dengan kondisi geologi pada kawasan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ekologi budaya. Dalam teori ini akan di bahas lebih dalam mengapa situs-situs yang berada pada dataran tinggi malang berada pada lembah, bukan di lerengnya. Kemudian terdapat pula dimensi kebentukan dan dimensi waktu, dimensi ini akan difokuskan pada pembahasan sebaran situs tinggalan sejarah yang berada di kawasan dataran tinggi Malang.
Kata Kunci: Dataran Tinggi Malang, Masa Hindu-Budha, dan Peradaban
ABSTRACT. The Malang Highlands is one of the interesting natural environments to study, this is because there is a more complex history, from pre-historic times to contemporary times. However, in this article, we will only discuss the Hindu-Buddhist period, namely from the 9th to 13th centuries AD. It is also said that the Malang plateau is a basin flanked by three active volcanoes. This is what finally raises the question of the process of the formation of the Malang Highlands? It will also discuss the condition of fertile soil to discuss how the arrival of humans and the occurrence of civilization in the Malang highlands in the 9-13th century AD? This is done to examine whether there is a relationship between the site in the Malang highlands area and the geological conditions in the area. The theory used in this research is the theory of cultural ecology. In this theory, it will be discussed more deeply why the sites in the Malang highlands are in the valley, not on the slopes. Then there are also dimensions of formation and time dimensions, these dimensions will be focused on discussing the distribution of historical heritage sites in the highlands of Malang.
Keywords: Malang Highlands, Hindu-Buddhist Period, and Civilization
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, Oekan S. 2017. Ekologi Manusia dan Perkembangan Berkelanjutan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang.
Supratiknyo. 1997. Geohistori Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Bemmelen, R W Van. 1949. The Geology of Indonesia Vol. I A: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The Hague, Sole Agents: Martinus Nijhoff.
Brahmantyo, G. 1995. Perwara Sejarah. Malang: IKIP Malang.
Brandes. 1920. Pararaton (Ken Arok) Het Boek der Koningen van Tumapel en van Majapahit dalam Verhandelingen van Het Bataviaasch Genootschap Deel LXII, s Gravenhage: Martinus Nijhoff
Soekmono. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Daldjoeni, A. 1984. Geografi Kesejarahan II. Bandung: Penerbit Alumni
Gazalba, Sidi. 1963. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta: Jakar.
Harris, Marvin. 1984. Kemunculan Teori Antropologi (Sejarah Teori Teori Kebudayaan). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Harsojo. 1986. Pengantar Antropologi. Bina cipta. Jati, Slamet S. Purnawan & Deny Y. Wahyudi. 2015. Situs-Situs Megalitik di Malang Raya: Kajian Bentuk dan Fungsi. Jurnal Sejarah dan Budaya Tahun Kesembilan Nomor 1 Edisi Juni 2015. Malang: FIS UM.
Jati, Slamet S. Purnawan dkk. 2014. Eksplorasi
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Dari Sejarah Lokal Malang Mulai Zaman Prasejarah Sampai Masa Hindu-Budha Abad XI. Jurnal Sejarah dan Budaya Tahun Kedelapan Nomor 1 Juni 2014. Malang: FIS UM.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nuhajirin dan Guritno. 1999. Kajian Mitos dan Nilai Budaya dalam Tantu Panggelaran. Jakarta: CV. Putra Sejati Raya.
Poesponegoro, & Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II : Zaman Kuno. Jakarta: Yogyakarta.
Suprapta, B. 2015. Makna Gubahan Ruang Situs-Situs Hindhu-Buddha Masa Singhasari Abad XII-XIII M di Saujana Dataran Tinggi Malang dan Sekitarnya. Disertasi: Universitas Gadjah Mada.
Tasmuji, dkk. 2011. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Umar, Mustofa. 2009. Mesopotamia dan Mesir Kuno: Awal Peradaban Dunia. Jurnal El-Harakah Vol. 11 No. 3 Tahun 2009.
Walsh, Dylan. 2013. Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Gunung (online diakses pada 17 Maret 2019).
Yamin, Muhammad. 1962. Tatanegara Madjapahit Sapta-Parwa I, Djakarta: Prapantja.
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v6i2.2336
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Budaya Etnika managed and published by:
Department of Cultural Anthropology
Faculty of Culture and Media
Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.