KESENIAN ALE-ALE SEBAGAI KALANGAN PERBANTAHAN BUDAYAWAN DAN SENIMAN PADA MASYARAKAT SASAK

Salman Alfarisi

Abstract


ABSTRAK

Artikel ini membincangkan tentang kesenian Ale-ale sebagai arena perbantahan antara seniman dan budayawan di tengah masyarakat Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perbantahan tersebut dipicu oleh menguatnya jarak antara seni yang dipandang adiluhung dengan seni yang dinilai profan seperti kesenian Ale-ale. Namun juga di balik itu, perbantahan tersebut telah menunjukkan pemungsian simbol budaya sebagai alat mempertahankan otoritas dan menjadikan kesenian Ale-ale sebagai kalangan pengekalan kekuasaan budaya. Merujuk pada persoalan ini, tulisan ini mengemukakan dua persoalan, yaitu bagaimanakah bentuk perbantahan seniman dan budayawan dan bagaimanakah mereka menggunakan kesenian Ale-ale sebagai arena perbantahan. Untuk menemukan persoalan mendalam yang terjadi pada kesenian Ale-ale, artikel ini menggunakan pendekatan cultural studies yang ditopang oleh metode kualitatif.

Kata kunci: Kesenian Ale-ale, Perbantahan, Kekuasaan Budaya

ABSTRACT

This article discusses the art of Ale-ale as an arena of disputes between artists and culturalists in the sasak community, Lombok, West Nusa Tenggara. The dispute was triggered by the increasing distance between art that is considered adiluhung with profanely judged art such as Ale-ale art. But also behind it, the dispute has shown the preservation of cultural symbols as a means of maintaining authority and making the art of Ale-ale as a circle of cultural power preservation. Referring to this question, this paper raises two questions, namely how artists and cultural disputes are and how they use Ale-ale art as an arena of contention. To discover the profound problems that occur in the art of Ale-ale, this article uses a cultural studies approach supported by qualitative methods.

Key Words: The art of Ale-ale, dispute, cultural power.

Keywords


Kesenian Ale-ale, Perbantahan, Kekuasaan Budaya

Full Text:

PDF

References


Agger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Arvon, Henri. 2010. Estetika Marxis. Yogyakarta: Resist Book.

Baykan, Aysegul. 2008.“Perempuan: Antara Fundamentalisme dan Modernitas” dalam Bryan S. Turner (ed). Teori-teori Sosiologi Modernitas Post-modernitas Pasca Marxis Pasca Liberal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bourdieu, Pierre. 1987. Choses Dite (Ninik Rochani Sjams, Pentj). Choses Dites. Uraian dan Pemikiran. 2011. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Setyobudi, I. 2005. Analisis wacana: Polemik teks Menyegarkan kembali pemahaman Islam di koran Kompas 18 November - 13 Desember 2002. Tesis Magister Humaniora pada Peminatan Antropologi Budaya. Fakultas Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Setyobudi, I. 2006. Analisis wacana: Polemik teks Menyegarkan kembali pemahaman Islam di koran Kompas (18 November - 13 Desember 2002). Jurnal HUMANIKA Volume 19 Nomor 2. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Setyobudi, I. 2017. Budaya perlawanan di ranah seni Indonesia: Produksi-diri masyarakat, habitus, komodifikasi. HABITUS: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Volume 1 No. 01.

Sumber Lain:

http://www.bennyrhamdani.com/2015/08/unsur-mistis-dalam-seni-reak-jawa-barat.html diakses tanggal agustus 2015. Seni Reak Kuda Lumping

http://www.google.co.id/amp/s/sasanusaawantra.wordpress.com diakses tanggal 3 agustus 2011. Makna Sesajen

http://www.bennyrhamdani.com/2015/08/unsur-mistis-dalam-seni-reak-jawa-barat.html diakses tanggal agustus 2015. Seni Reak Kuda Lumping




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v7i1.2660

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.