APROPRIASI BUDAYA TRADISI UNDUKAN DORO DI KAMPUNG SETRO II KOTA SURABAYA

Authors

  • Manuela Bernarda Serang Universitas Airlangga, Indonesia
  • Manuela Bernarda Serang Universitas Airlangga, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/jbe.v8i2.2975

Keywords:

Apropriasi budaya, stereotip, undukan doro

Abstract

ABSTRAK

Undukan doro adalah tradisi adu kecepatan burung burung merpati. Tradisi ini telah berlangsung sejak lama di Kota Surabaya dan identik dengan aktivitas perjudian. Meskipun identik dengan perjudian, undukan doro masih dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi antara pergeseran nilai dan perampasan budaya pada tradisi undukan doro di Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan faktor pergeseran nilai dan ambiguitas kedudukan tradisi undukan doro sebagai kearifan lokal dengan eksistensi moralitas. Faktor yang mendasari pergeseran makna tradisi undukan doro yakni adanya fenomena cultural appropriation karena perilaku penyalahgunaan makna tradisi. Degradasi nilai pada tradisi undukan doro menimbulkan stereotip negatif sehingga mengancam keberadaan komunitas undukan doro. Bentuk ancaman terhadap keberadaan komunitas undukan doro adalah punahnya tradisi akibat adanya tekanan masyarakat. 

Kata kunci : Undukan doro, cultural appropriation, stereotip

 

ABSTRACT

Undukan doro is a tradition of pigeon speed competition. This tradition has been held for a long-term period in Surabaya and is identical to gambling activity. Although identical to gambling, undukan doro is still being done. This research analyzes the correlation between value displacement and cultural appropriation on undukan doro in Gading Village, Tambaksari District, Surabaya City. The method that is used in this research is descriptive qualitative. All the data for this research is collected by observation and interview. The result from the research shows factors that caused the change of meaning in undukan doro tradition and ambiguity between undukan doro existence as a local tradition and its contradictive point to morality. The main factor of undukan doro tradition meaning change is caused by cultural appropriation phenomenon due to misappropriating the meaning of tradition.  Value degradation in the undukan doro tradition has caused negative stereotypes and threatens the existence of the undukan doro community. The form of threat to undukan doro existence is the traditional extinction due to societal pressure.

Keywords: Undukan doro, cultural appropriation, stereotype

Author Biographies

Manuela Bernarda Serang, Universitas Airlangga

Airlangga University, Faculty of Humanities

Manuela Bernarda Serang, Universitas Airlangga

Airlangga University, Faculty of Humanities

References

Aris, & Marliah, S. (N.D.). Pengertian Stereotip: Penyebab, Dan Dampaknya Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Retrieved From Gramedia Blog: Https://Www.Gramedia.Com/Literasi/Stereotip-Adalah/

Damanik, E. L. (2018). Rekayasa Budaya Dan Dinamika Sosial: Menemukan Pokok Pikiran Lokalitas Budaya Sebagai Daya Cipta. Journal Of Education Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 93-103.

Faizti, N. (2023, September 13). Macam-Macam Analisis Data Kualitatif Dalam Penelitian. Retrieved From Duniadosen.Com: Https://Duniadosen.Com/Macam-Macam-Analisis-Data-Kualitatif/#2_Teknik_Analisis_Data_Model_Spradley

Firmanzah, R. (T.Thn.). Doroan. Dipetik 10 23, 2023, Dari Https://Repository.Unair.Ac.Id/79616/3/Jurnal_Fis.Ant.69%2018%20fir%20d.Pdf

Goni, R. A. (2022). Analisa Bangkitan Perjalanan Di Surabaya Utara (Studi Kasus: Kecamatan Kenjeran). 1-3.

Lestari, W., & Paramita, A. (2007). Kebijakan Pemberantasan Penyebaran Virus Flu Burung Dan Eksistensi Budaya Masyarakat. 356-364.

Muhammad, D. (N.D.). Undukan doro: Kebudayaan Kearifan Lokal Surabaya Yang Mempertahankan Tradisi. Retrieved From Scribd: Https://Www.Scribd.Com/Document/404193408/Kearifan-Lokal-Surabaya

Murdianto. (2018). Stereotipe, Prasangka Dan Resistensinya (Studi Kasus Pada Etnis Madura Dan Tionghoa di Indonesia). 137-160.

Parmasari, E. K., & N, G. A. (2021). Ketidaksetujuan Kegiatan Judii Merpati Demi Menjaga Pelestariannya (Khususnya Pada Daerah Kenjeran, Surabaya). 194-205.

Rahardjo, M. (2010, Juni 1). Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif. Retrieved From Https://Uin-Malang.Ac.Id/R/100601/Jenis-Dan-Metode-Penelitian-Kualitatif.Html#:~:Text=Setidaknya%20ada%20delapan%20jenis%20penelitian,Studi%20sejarah%20(Historical%20research)

Rosita, A., Christiani, R., Hidayati, N., Tan, J., Karuniansyah, M. F., Lim, K. H, Erni, A. Y. (2020). Stereotip Dan Dampaknya Ditengah Kehidupan Sosial Masyarakat. Prosiding National Conference For Community Service Project (Nacospro), 135-145.

Setyobudi, I. (2020a). Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif): Life History, Grounded Theory, dan Narrative Personal. Bandung: Sunan Ambu Press.

Setyobudi, I. (2020b). Komodifikasi Revitalisasi Tradisi di Cihideung, Kabupaten Bandung Barat: Analisa Produksi-Diri Masyarakat. Disertasi Antropologi. Bandung: Pasca FISIP Universitas Padjadjaran.

Setyobudi, I. (2017). Budaya perlawanan di ranah seni Indonesia: Produksi-diri masyarakat, habitus, komodifikasi. HABITUS: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol. 1 No. 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Setyobudi, I., Alkaf, M., (2011). Kendala Multikulturalisme di Indonesia: Analisis Diakronis dan Sinkronis. MUDRA Jurnal Seni Budaya ISI Denpasar Vol. 26 No. 2 Juli. Hal. 201-210.

Setyobudi, I. (2006). Analisis Wacana: Polemik Teks Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam di Koran KOMPAS 18 November – 13 Desember 2002. Jurnal HUMANIKA Vol. 19. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Setyobudi, I. (2005). Analisis Wacana: Polemik Teks Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam di Koran KOMPAS (18 November – 13 Desember 2002). Tesis Antropologi Pasca Sarjana S-2 Ilmu Humaniora. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya.

Setyobudi, I. (2001). Menari di antara sawah dan kota: Ambiguitas diri Petani-petani terakhir di Kota Yogyakarta. Magelang: Indonesia Tera.

Setyobudi, I. (1997). Dunia yang Paradoks: Ambiguitas diri Petani-petani Pilahan Lor RW 10, Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kota Gede, Kotamadya Yogyakarta. Skripsi Antropologi Budaya Fakultas Sastra. Yogyakarta: UGM.

Tanpa nama. (2017). Undukan doro: Antara Judi Dan Tradisi. (2017, Januari 8). Retrieved From Facebook: Surabaya Historical: https://Web.Facebook.Com/Surabaya.Historical/Photos/Undukan-Doroantara-Judi-Dan-Tradisisekilas-Menilik-Tentang-Kebudayaan-Yang-Ada-D/1820954044836715/?Paipv=0&Eav=Afafy_V3oefykzp2wzbb6yzy&_Rdc=1&_Rdr

Zahir. (2022, November 1). Mengenal Tradisi Undukan doro Dari Dua Sisi Yang Berbeda. Retrieved From Kotomono: Https://Kotomono.Co/Mengenal-Tradisi-Undukan-Doro-Dari-Dua-Sisi-Yang Berbeda/#Google_Vignette

Zulhaj, N. M. (N.D.). Makna Tradisi. Retrieved From Scribd: Https://Www.Scribd.Com/Document/439966620/Makna-Tradisi

Downloads

Published

2024-12-23

How to Cite

Serang, M. B., & Serang, M. B. (2024). APROPRIASI BUDAYA TRADISI UNDUKAN DORO DI KAMPUNG SETRO II KOTA SURABAYA. Jurnal Budaya Etnika, 8(2), 195–210. https://doi.org/10.26742/jbe.v8i2.2975

Citation Check