TARI THENGUL DI BOJONEGORO: EKSISTENSINYA DI SEKOLAH-SEKOLAH
DOI:
https://doi.org/10.26742/jbe.v9i1.3462Keywords:
Existence, Thengul Dance, ArtistAbstract
Abstrak: Bojonegoro memiliki berbagai macam kebudayaan yang menjadi kebanggaan untuk daerah penghasil migas yang tergolong besar. Pada masa sekarang kebudayaan dan kesenian mengalami penurunan peminat dan menyebabkan kepunahan seperti halnya pada Tari Thengul, Tari Thengul dihidupkan kembali dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Terciptanya Tari Thengul berawal dari keberadaan Wayang Thengul yang hampir punah, sehingga Joko Santoso dan Ibnu Sutowo seniman di Bojonegoro memiliki insiatif untuk tetap menjaga kesenian Wayang tersebut dengan cara mengangkat kembali unsur-unsur yang ada pada Wayang Thengul menjadi sebuah tarian. Tari Thengul juga dijadikan sebagai sarana belajar untuk kegiatan ekstrakurikuler Tari di sekolah hal ini dilakukan sebagai bentuk pengenalan kearifan budaya lokal dan nilai-nilai budaya local. Selain untuk kegiatan ekstrakurikuler Tari Thengul juga menjadi bagian dari pementasan yang diselenggarakan pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan dijadikan ikon Bojonegoro sebagai tarian penyambutan tamu di Kabupaten Bojonegoro. Meskipun Tari Thengul dihadapkan dengan perkembangan globalisasi, Tari Thengul tetap menjadi bagian dari budaya dan menjadi ikon Bojonegoro dan Jawa Timur pada umumnya. Hal ini menunjukan bahwa tarian ini masih eksis dan sangat dihargai dengan baik di tingkat daerah ataupun di tingkat nasional. Tarian ini memiliki nilai-nilai budaya dan kearifan local melalui unsur gerakan dan melalui kostum yang khas, tarian ini menggambarkan keunikan budaya setempat dan sikap menghormati warisan leluhur.
Kata kunci: Eksistensi, Tari Thengul, Seniman
Abstract: Bojonegoro has a variety of cultures that are a source of pride for the region, especially in the field of traditional arts and culture. However, in recent times, there has been a decline in interest in cultural and artistic activities, leading to the extinction of certain cultural practices like the Thengul Dance. To revive the Thengul Dance, adjustments have been made to adapt to the modern era. The creation of the Thengul Dance originated from the endangered Wayang Thengul tradition. Artists in Bojonegoro, such as Joko Santoso and Ibnu Sutowo, took the initiative to preserve the Wayang art form by transforming its elements into a dance performance. The Thengul Dance is not only used as a learning tool for extracurricular dance activities in schools but also serves as a means to introduce local cultural wisdom and values. Apart from being part of extracurricular activities, the Thengul Dance is featured in government-organized performances in Bojonegoro and is considered an iconic welcoming dance for visitors to the region. Despite the challenges posed by globalization, the Thengul Dance remains an integral part of the local culture and a symbol of Bojonegoro and East Java as a whole. This demonstrates the enduring significance and appreciation of this dance at both the regional and national levels. The dance embodies cultural values and local wisdom through its unique movements and distinctive costumes, portraying the local cultural heritage and a deep respect for ancestral traditions.
Keywords: Existence, Thengul Dance, Artist
References
Arisyanto, P., Sundari, R., & Untari, M. (2018). Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari Untuk Penanaman Karakter Bagi Siswa SD Negeri Gayamsari 02 Semarang. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, 3(1), 1–13. https://doi.org/10.30870/jpks.v3i1.4062
Celesta, A., & Fitriyah, N. (2019). Gambaran Sanitasi Dasar di Desa Payaman, Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), 83–90. https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.83-90
Firdaus, A., & Sadewo, F. (2023). Eksistensi Tari Thengul di Era Global. Jurnal Budaya Etnika, 7(1), 1–9. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/etnika/article/view/2646/
Masnuna, Putriyani, D. N., & Rahmanyani, A. (2020). Buku Ilustrasi Interaktif Tari Thengul Khas Bojonegoro sebagai Media Pengenalan pada Anak. Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual, 5(2), 55–67. https://journal.unusida.ac.id/index.php/jik/article/view/210/
Nada, V., & Supriyatno. (2023). Upaya Pelestarian Kearifan Lokal Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Thengul Kabupaten Bojonegoro. JPGSD: Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(8), 1749–1758. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/54129
Nadiantika, L. (2019). Eksistensi Tari Thengul di Era Modern Sebagai Tari Daerah di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, 11(1), 1–13. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/52230/42532
Prastiwi, S., & Meirinawati. (2016). Manajemen Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro dalam Megembangkan Objek Wisata Edukasi Little Teksas Wonocolo. Publika: Jurnal Administrasi Negara, 4 (11), 1–9. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/18223
Putra, B. F., & Aji, R. N. B. (2021). Perkembangan Tari Thengul Di Bojoneoro Antara Tahun 1991-2020. 11(3). https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/43529/37207
Rohmah, S. N., Mustaji, & Setyowati, N. (2022). Pengaruh Pemanfaatan Budaya Lokal Tari Thengul terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(3), 743–758. https://doi.org/10.62775/edukasia.v3i3.189
Setyobudi, I. (2025). Kata Pengantar dalam Antropologi Budaya: Seni dan Budaya Etnik dalam Pusaran Global. Editor Imam Setyobudi dkk. Bandung: CV Alas Simoneta Naomi.
Setyobudi, I. (2020). Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian & Tiga Model Kualitatif: Life History, Grounded Theory, Narrative Personal). Bandung: Sunan Ambu Press.
Setyobudi, I., Sukmani, K.A., Hifajar, W. (2023). Pola tata kelakuan pamer lewat media sosial di Indonesia: Studi atas nilai dan norma budaya bertingkah laku. Prosiding Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Bandung: LP2M dan Sunan Ambu Press.
Stevani, A., Anggraini, D., & Resnani. (2019). Studi Deskriptif Fungsi Ekstrakurikuler Seni Tari Bagi Siswa SD Negeri 01 Kota Bengkulu. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 2(3), 160–169. https://doi.org/10.33369/juridikdas.2.3.160-169
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Trianingsih, R. (2017). Pendidikan dalam Proses Kebudayaan yang multikultural di Indonesia. Jurnal Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 1(1), 1–12. https://ejournal.iaiibrahimy.ac.id/index.php/tarbiyatuna/article/view/70
Uula, L. A., Surachmi, S., & Utaminingsih, S. (2022). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Multikultural di SDN Tambakromo 01. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(18), 161–168. https://doi.org/10.5281/zenodo.7134334
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2025 Diah Ayu Fernanda

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit , provide a link to the license, and indicate if changes were made . You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
Notices:
You do not have to comply with the license for elements of the material in the public domain or where your use is permitted by an applicable exception or limitation .
No warranties are given. The license may not give you all of the permissions necessary for your intended use. For example, other rights such as publicity, privacy, or moral rights may limit how you use the material.