Panggil Aku Yéssy Konsep Garap Tari Kontemporer

Yayat Hidayat

Abstract


Abstrak

Karya tari ’Panggil Aku Yessy’ adalah garapan tari yang mengungkap realitas kehidupan seorang waria bernama Yessy yang berinteraksi dengan komunitasnya di dunia malam. Perjalanan hidup yang penuh perjuangan dan tantangan di dunia malam yang telah lama digelutinya telah membuat dirinya menjadi sosok waria yang ingin mengubah nasibnya ke arah yang lebih baik. Pada akhirnya Yessy dapat melepaskan kehidupan dunia malam dan mencapai kesuksesan karena telah mendapat pekerjaan yang layak. Kajian dalam karya tari ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma deskriptif. Penekanan masalah sosial yang merupakan pengalaman empirik diungkapkan kepada publik yang dikemas sebagai teater tari kontemporer. Konsep garap tari ’Panggil Aku Yessy’ ini merupakan bentuk sajian yang menawarkan alternatif garapan baru. Hasil yang diperoleh adalah konsep dan alur garap disajikan dengan apik untuk mengungkap tabir kehidupan seorang waria yang berkonotasi negatif menjadi seseorang yang mempunyai kemampuan lebih dan dapat menghasilkan finansial melalui pekerjaan yang layak dan terhormat.

Kata Kunci: waria, teater, tari kontemporer

 

Abstract

A dance work 'Call Me Yessy' is a dance that reveals the reality of the life of a transgender named Yessy who interacts with her community in the night world. Her life experience which full of struggle and challenges in the night world made him change his destiny to have a better future. At the end, Yessy could release his night life and get success with his proper job. The study in this dance work uses qualitative method with descriptive paradigm. The emphasis of social problems which is an empirical experience is revealed to the public as a work of contemporary dance theater. The concept of work 'Call Me Yessy' is a performance which offers a new dance work alternative. The result is a concept and a plot which is performed attractively to reveal the lives of a transgender with a negative connotation to be someone who has more capability and able to earn money with a proper and honored work.

Keyword: transgender, contemporary dance theater


Full Text:

PDF

References


Didik Ninik Towok. 2005. Cross Gender. Malang Jatim: Sawa Media.

Erns Cassirert. 1987. Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Esai Tentang Manusia. Terjemahan Alois A. Nugroho. Jakarta: PT. Gramedia.

I Wayan Dibia dkk. 2006. Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Pendidian Seni Nusantara.

Jakob Sumardjo. 2000. Filasafat Seni. Bandung: ITB.

Jacqueline Smith. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Bagi Guru. Terj. Ben Suharto.Yogyakarta: IKALASTI.

Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Sexual. Bandung: C V. Mandar Maju Moerthika t.t Waria , Gangguan dan Kelainan Sex. Solo: Surya Murthi Pusblishing.

Soedarsono. 1978. Pengantar Pengatahuan Dan Komposisi. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Sal Murgiyanto. 1991. Moving Between: Unity and Diversity.

Tonny S. Djadja Kusumah. 1994. Waria dan Peranan Kerja Sosial

Profesional. Bandung: Pikiran Rakyat.

U’an Rukma. 2009. “Komunikasi Pribadi”.

Bandung 10 Maret.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/mklng.v1i1.865

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 MAKALANGAN



Lisensi Creative Commons

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Jurnal Seni Makalangan
Program Studi Seni Tari
Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Jl. Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40265
Phone: (022)7314982, Fax: (022) 7303021
E-mail: jurnal.makalangan@gmail.com

 

p-ISSN: 2355-5033 | e-ISSN: 2714-8920


View My Stats