https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/issue/feedJurnal Seni Makalangan2025-06-30T23:07:36+07:00Lalan Ramlanlalanramlanisbi@gmail.comOpen Journal Systems<hr /><table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"><tbody><tr valign="top"><td width="20%">Journal title</td><td width="80%"><strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Jurnal Seni Makalangan</span></span></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Initials</td><td width="80%"><strong>MKLNG</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Abbreviation</td><td width="80%"><strong>Makalangan</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Frequency</td><td width="80%"><strong>2 issues per year (June and December)</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">DOI</td><td width="80%"><strong>Prefix </strong><strong><br /></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Online ISSN</td><td width="80%"><strong>2714-8920</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Editor-in-chief</td><td width="80%"><strong>Lalan Ramlan</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Publisher</td><td width="80%"><strong><strong>Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung</strong></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Citation Analysis</td><td width="80%"><strong>Garuda | Google Scholar</strong></td></tr></tbody></table><hr /><p>Jurnal Seni Makalangan is essential reading for those involved in the study and practice of dance. The journal covers dance worldwide both from a historical and contemporary perspective, engaging with current debates on dance and across cognate disciplines with dance at the center of inquiry. The spectrum of topics includes:</p><ul style="list-style-type: disc;"><li>Sociology of Dance</li><li>Anthropology of Dance</li><li>World Dance Culture</li><li>Digital Dance Studies</li><li>Archaeology of Dance</li><li>Intercultural Studies of Dance</li><li>Ethnography of Dance</li><li>Dance and Multicultural Education</li><li>Dance Criticism</li><li>Dancer Profile and Thought</li><li>Artistic Review of the Dance Creation Process</li></ul><p>These topics are addressed in full-length academic articles, critical statements on current issues, developmental practice, and reviews of books. The journal aims to engage with current debates on dance and across cognate disciplines with dance at the center of inquiry. The journal presents an innovative platform for researchers, students, practitioners, and dance educators. All articles are subject to initial Editor screening and then a rigorous double-blind peer-review process before publication.</p><p> </p>https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4258TATA RIAS WAJAH PENARI BALI PERIODE TAHUN 1920-1940-AN (Perspektif Maestro Tari Bali Ni Ketut Arini)2025-06-30T19:35:08+07:00Ni Nyoman Ayu Kunti Aryaniayukunti@isi-dps.ac.idAnak Agung Ayu Mayun Artatimayunartati@isi-dps.ac.id<p>Tata rias merupakan elemen penting dalam seni pertunjukan, termasuk dalam tari Bali, karena tidak hanya mempercantik penampilan tetapi juga memperkuat karakter dan ekspresi penari. Penelitian ini mengungkap tata rias penari Bali pada periode 1920–1940-an berdasarkan keterangan dari maestro tari Bali Ni Ketut Arini (82 tahun), berdasarkan pada ingatannya sewaktu masih kecil saat memperhatikan para penari berhias, dan mengacu pada foto seniman I Wayan Rindi yang merupakan paman sekaligus guru tari dari Ibu Arini. Metode yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata rias pada masa tersebut menggunakan bahan-bahan alami seperti jelaga, buah pinang, tangkai sirih, daun <em>dlungdung</em> (dadap berduri), minyak kelapa, perlengkapan <em>nginang</em>, kapas, bedak dari bahan alami, dan <em>pamor</em> (kapur sirih). Peralatan sederhana yang digunakan dalam proses menata rias seperti lampu <em>sentir</em>, lidi, pisau, dan cermin. Proses merias didahului dengan persembahyangan untuk memohon restu-Nya agar proses merias berjalan dengan lancar. Kajian ini memperkaya pemahaman terhadap praktik tata rias tradisional dan kearifan lokal dalam seni pertunjukan Bali.</p> <p> </p> <p> </p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4260DARI KLASIK KE KONTEMPORER: DINAMIKA PERKEMBANGAN TARI SUNDA2025-06-30T20:18:55+07:00Meiga Fristya Laras Saktifristyameiga@gmail.comLia Amelialamelia39@yahoo.comRia Dewi Fajariafriadewi@gmail.com<p>Perkembangan dalam dunia tari saat ini sangat pesat, terutama dalam bentuk penyajian tari. Munculnya beragam bentuk tari kreasi maupun tari kontemporer di wilayah Kota Bandung, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keberadaan penciptaan tari dapat bersinergi dan memberikan dampak positif dalam keilmuan seni tari, berupa proses penciptaan karya seni pertunjukan. Proses penciptaan tari di Kota Bandung khususnya dalam ruang akademisi tradisi, tanpa disadari berangkat dari bentuk kaidah Tari Sunda yang ada dalam ruang institusi menurut kurun waktu “Akademisi Seni Tari Indonesia (ASTI), Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) sampai dengan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung”. Tujuan penelitian ini mengungkapkan perkembangan idiom-idiom tari tradisi budaya Sunda yang direkontruksi dalam kaidah keilmuan penciptaan tari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, menggunakan teori Strukturasi A. Gidden. Dimana institusi ditempatkan sebagai agen perubahan yang melahirkan aktor-aktor yaitu seniman atau kreator tari hasil lulusan dari proses Pendidikan agen tersebut, sesuai dengan kurikulumnya. Bagaimana para aktor dapat mendominasi dan memiliki nilai otoritatif serta alokatif; Bagaimana aktor dapat melegitimasi hasil karya tarinya dan bagaimana peran agen dan aktor dalam mengsignifikansikan proses perkembangan fenomena kekaryaan tari saat ini. Hasil dari penelitian ini akan diseminarkan dengan capaian prosiding, jurnal nasional terakreditasi sinta, dan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berupa karya tulis ringkasan penelitian.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4261ANALISIS PERKEMBANGAN BENTUK SAJIAN UPACARA ADAT MAPAG PANGANTEN SANGGAR SENI NYI POHACI KABUPATEN SUBANG2025-06-30T20:28:30+07:00Ilham Revanggailhamrevangga99@gmail.comEndang Caturwatiendang.caturwati@gmail.com<p>Upacara Adat Mapag Panganten telah menjadi kebiasaan dalam peristiwa perkawinan di masyarakat Sunda, khususnya di Kabupaten Subang. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang berkembang dalam Upacara Adat Mapag Panganten khususnya di Sanggar Seni Nyi Pohaci. Pengetahuan tentang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada Upacara Adat Mapag Panganten Sunda yang belum terpublikasi secara rinci, menjadi landasan dasar dalam penulisan artikel ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, dengan tujuan untuk memaparkan perkembangan bentuk sajian dalam Upacara Adat Mapag Panganten. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kajian pustaka, dokumentasi visual. Hasil penelitian menunjukkan adanya perkembangan dan perubahan pada pementasan Upacara Adat Mapag Panganten Sunda khususnya di Sanggar Seni Nyi Pohaci yang terlihat pada bentuk sajiannya. Dengan adanya perkembangan tersebut, Upacara Adat Mapag Panganten Sunda saat ini lebih diminati oleh masyarakat yakni dengan adanya unsur inovasi di dalamnya.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4263ASRAH KONSEP GARAP PENCIPTAAN TARI KONTEMPORER2025-06-30T21:06:45+07:00Rani Tiara FLranitiarafl17@gmail.comTuryatituryati.isbi@gmail.com<p>Karya tari dengan judul<em> Asrah</em> ini diambil dari bahasa <em>Sansekerta </em>yang memiliki arti pasrah. Karya ini memiliki sumber inspirasi yang berasal dari persoalan Hukum Adat yakni Hukum Cambuk yang terjadi di Daerah Istimewa Aceh. Efek psikologis penerima hukuman cambuk menjadi titik fokus penggarapan karya ini. Banyaknya pro dan kontra dalam persoalan ini cukup menarik perhatian masyarakat sekitar akan aturan <em>Qanun</em> dan hukum <em>Jinayat</em> yang terdapat di daerah Aceh. Landasan konsep garap yang dipakai pada karya tari <em>Asrah</em> ini adalah sebuah teori pemikiran Jacqueline Smith tentang tari dramatik dengan metode Relasi Artistik. Karya ini digarap dengan tipe dramatik menggunakan gerak kontemporer yang dihasilkan dari proses ekplorasi gerak dengan dinamika, irama dan gerak keseharian yang distilisasi dan didistrosikan menjadi sebuah pembaruan.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4264ANIMO TERHADAP SENI PERTUNJUKAN NUSANTARA DI BELANDA: STUDI KASUS PADA PENCAK SILAT2025-06-30T21:22:54+07:00Riky Oktriyadirikyburox@gmail.com<p>Penelitian berjudul Animo terhadap Seni Pertunjukan Nusantara di Belanda: Studi Kasus pada Pencak Silat merupakan penelitian yang mendeskripsikan bagaimana Pencak Silat dapat menjadi animo besar di Belanda. Kajian ini mendeskripsikan betapa besarnya kelompok-kelompok Pencak Silat di Belanda yang tergabung dalam satu federasi bernama Netherland Pencak Silat Federation (NPSF). Berdasarkan kacamata teoretis difusionisme, keberadaan Pencak Silat dan organisasi Pencak Silat di Belanda tidak hanya menunjukkan diplomasi budaya yang berkembang dengan baik dan berkelanjutan, melainkan juga menunjukan penyebarluasan seni dan nilai-nilai ketimuran yang menjadi daya tarik utama masyarakat Eropa, khususnya Belanda. Animo tersebut hidup dan terus berkembang lintas generasi, yang menandakan bahwa Pencak Silat sudah masuk pada ranah inkulturasi di Belanda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis melalui sudut-pandang teori difusionems, yang mana dengan pendekatan tersebut diharapkan tergambarkan kehidupan Pencak Silat di Belanda secara jelas yang hubungannya dengan sumber seni dari Indonesia.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4265STRATEGI PEMBELAJARAN TARI YA SAMAN UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XII MA NURUL JANNAH KECAMATAN LEMBAK2025-06-30T21:32:30+07:00Salika Juniartisalikajuniarti14@gmail.comDedy Firmansyahfirmansyahdedy321@gmail.comSilo Siswantosilo.guitar@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi optimal dalam pembelajaran Tari Ya Saman untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XII di MA Nurul Jannah Kecamatan Lembak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan meliputi metode demonstrasi, drill, kerja kelompok, simulasi pertunjukan, dan refleksi diri. Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan suasana kelas yang mendukung, memberikan motivasi, serta melakukan pendekatan emosional. Siswa menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam aspek keberanian tampil, ekspresi diri, serta kerja sama kelompok. Lagu Ya Saman sebagai pengiring tari juga berperan penting menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan penuh semangat. Dengan strategi yang tepat, pembelajaran Tari Ya Saman terbukti efektif dalam membentuk karakter dan kepercayaan diri siswa.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4266RELASI ARTISTIK: INTEGRASI NILAI DAN ESTETIKA DALAM KARYA TARI KONTEMPORER “BERSILAT”2025-06-30T21:44:38+07:00Alfiyantowajiwafoundation@gmail.comErwin Mardiansyaherwinmardiansyah9@gmail.comSauqi Rajo Al Dunyaasyauqidunyaa@gmail.com<p>Pencak Silat merupakan seni bela diri tradisional Indonesia yang tidak hanya menekankan pada aspek fisik, tetapi juga sarat akan nilai-nilai budaya dan moral. Sejak diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2019, Pencak Silat semakin dipandang sebagai bagian penting dari pendidikan karakter bangsa. Praktik pem-belajarannya, terutama di wilayah perkotaan dan institusi pendidikan seni, masih cenderung menekankan hafalan gerak dan bentuk jurus tanpa menggali makna filosofis dan nilai-nilai batiniah yang terkandung di dalamnya. Artikel ini membahas proses kreatif dalam penciptaan karya tari kontemporer berjudul “Bersilat” sebagai media edukasi yang mengintegrasikan unsur kepekaan raga, rasa, pikir, dan imajinasi. Karya ini dikembangkan bersama anak-anak dan remaja dari beberapa paguron di Kampung Ciganitri sebagai upaya menggali esensi Pencak Silat sebagai pendidikan jasmani, mental, dan spiritual. Dengan pendekatan artistik, penciptaan ini diharapkan mampu menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam Pencak Silat, serta memperkuat fungsi edukatif seni bela diri sebagai pembentuk karakter generasi muda.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4267PENTINGNYA PERAN TARI DALAM PERTUNJUKAN SENI BANGRENG PADA LAGU HAYAM NGUPUK2025-06-30T21:55:31+07:00Maylan Sofianmaylansofian05@gmail.comOtin Martiniotinmartini2@gmail.comRizaldy Antya Ramadhanrezaldy25@gmail.com<p>Hayam Ngupuk merupakan salah satu lagu Bangreng yang unik, pertama lagu tersebut memiliki nilai moral atau menyampaikan nasihat, kedua terdapat gerakan yang konsisten yang dilakukan oleh para penonton ketika menarikan lagu ini. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui seberapa penting peran tari dalam kesenian Bangreng khususnya pada lagu Hayam Ngupuk. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, melakukan penelitian lapangan dan melakukan analisis menggunakan metode kualitatif dengan cara mengumpulkan data dari masyarakat dan terlibat dalam pertunjukan Bangreng. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa teori budaya dan konteks sejarah; pelestarian dan perubahan, warisan dan identitas menjadi dasar penelitian ini. Maka pada penulisan ini ada beberapa pembahasan yang dilakukan yaitu peran tari dalam Kesenian Bangreng yang menjadi hal utama dalam pertunjukan meskipun tidak memiliki gerakan khusus, lagu-lagu yang muncul berdasarkan permintaan dari para penari, pola tabuhnya juga mengikuti gerakan penari.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/makalangan/article/view/4270TARI JAIPONGAN LEUNGITEUN KARYA GONDO DI KLINIK TARI GONDO ART PRODUCTION2025-06-30T23:07:36+07:00Bella Norvasitanorvasitabella@gmail.comLalan Ramlanlalanramlanisbi@gmail.comRisa Nuriawatirisanuriawati2020@gmail.com<p>Repertoar tari <em>Jaipongan Leungiteun</em> merupakan satu bentuk tarian yang diciptakan oleh Gondo, terinspirasi dari lingkungan alam sekitar yang bagi dirinya menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kerusakan lingkungan dan hasil dari apresiasinya terhadap tari tradisi serta modern. Oleh sebab itu, struktur tarinya memiliki kekhasannya tersendiri, yakni struktur koreografi; <em>totogan, ngusik, tusuk bumi, siku stakato, etnik kreatif</em>, struktur karawitan iringan tari; intro, dua <em>wilet gancang, dua wilet lalamba (pencugan/ngalaga), irama merdeka (bebas wiletan), dua wilet gancang (pencugan tengah), keringan (interlude) dua wilet gancang (autro), </em>dan busananya; kebaya hijau panjang, sinjang, celana beludru selutut, sabuk, bros, anting, kalung, dan gelang, hiasan kepala atau siger meliputi; bunga melati dan bunga mawar. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi penulis untuk melakukan kegiatan penelitian yang difokuskan pada permasalahan kreativitas Gondo dalam penciptaan tari <em>Jaipongan Leungiteun.</em> Untuk menjawab permasalahan ini, digunakan pendekatan konsep pemikiran 4P Rhodes dengan metode kualitatif yang dilengkapi dengan langkah-langkah meliputi: studi pustaka, observasi, wawancara, analisis data. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah keempat komponen; <em>person, proses, press, product </em>terjalin saling berkaitan (bersinergi) dalam mewujudkan sebuah bentuk karya tari <em>Jaipongan</em> yang oleh Gondo diberi judul “<em>Leungiteun</em>”. Gondo sebagai seorang kreator yang produktif dalam menjalankan aktivitasnya tetap memerlukan dorongan baik secara intrinsik maupun ekstrinsik, sehingga proses kreatifnya dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakannya. </p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025