Nilai-Nilai Pendidikan Tata Busana dan Rias Srimpi Pandhelori dalam Perspektif Hermeneutik
Abstract
ABSTRACT
This research was a descriptive qualitative research using a hermeneutic approach and was aimed at
revealing the meaning of traditional symbols contained in Yogyakarta-style Srimpi Pandhelori dance
costumes and makeup. The symbols in Srimpi Pandhelori costumes and makeup are the media that
transform noble characters. It is closely related to the character building based on local genious. Therefore,
this research is aimed at describing the symbols found in Srimpi Pandhelori dance as an absorption
element of the noble character values. Every instrument in costumes and makeup represents local wisdom
which is designed to be a medium of noble character education. The main data collection technique of
the research was direct observation of Srimpi dance performances strengthened by records. The data
were validated by using credibility techniques by doing 1). observation perseverance, 2). triangulation
of methods and sources, 3). peer discussion, and 4). adequacy of references. The data analysis used in
this research was a dialectical hermeneutics approach i.e. the approach where interpretation procedures
to obtain meaning uses elements of analysis from Madisson called a normative method consisting of
coherence, comprehensiveness, contextuality, penetration, and appropriateness. The results show that
each instrument in costumes and make up of Srimpi Pandhelori dance pattern contains symbols. These
symbols contain educational values, namely: the value of self-control education, the value of education
about accuracy, the value of Godhead education.
Keywords: values, Srimpi Pandhelori, hermeneutic
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan
hermeneutik, bertujuan untuk mencari makna dari simbol-simbol tradisi dalam rias dan busana
tari srimpi Pandhelori gaya Yogyakarta. Simbol-simbol dalam rias dan busana tari srimpi Pandhelori
merupakan media mentransformasikan budi pekerti luhur. Hal tersebut berkaitan erat dengan
pembagunan karakter yang didasarkan pada local genious. Oleh sebab itu dalam penelitian ini
mencoba menguraikan simbol-simbol dalam tari Srimpi Pandhelori sebagai unsur serapan nilainilai
budi pekerti luhur. Setiap insrumen dalam rias busana merupakan representasi kearifan
lokal yang dimaksudkna menjadi media pendidikan budi pekerti luhur. Teknik pengumpulan
data yang utama adalah pengamatan secara langsung pertunjukan tari Srimpi yang diperkuat
dengan rekaman. Untuk keabsahan datanya menggunakan teknik kredibilitas yang dilakukan
dengan cara: 1). ketekunan pengamatan, 2). trianggulasi metode dan sumber, 3). diskusi sejawat,
4). kecukupan referensi. Sementara analisis datanya menggunakan pendekatan hermeneutika
dialektis, dimana prosedur penafsiran dalam rangka memperoleh makna menggunakan unsurunsur
analisis dari Madisson yang disebutnya sebagai metode normatif, terdiri dari coherence,
comprehensiveness, contextuality, penetration, appropriateness. Hasil penelitian menunjukan setiap
instrumen dalam rias dan busana dalam tari Srimpi Pandhelori merupakan simbol. Dalam
simbol tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan yaitu: nilai pendidikan pengendalian diri,
nilai pendidikan tentang kecermatan, nilai pendidikan Ketuhanan.
Kata Kunci: Nilai-Nilai Pendidikan, Srimpi Pandhelori, hermeneutik
Full Text:
PDF DOWNLOADReferences
Daftar Pustaka
Cahya. 2016. Nilai, Makna, dan Simbol
Dalam Pertunjukan Wayang
Golek Sebagai Representasi Media
Pendidikan Budi Pekerti. Panggung 26
(2), 117-127.
Ciptandi, Fajar, Sachori. A& Haldani. A. 2016 .
Fungsi dan Nilai pada Kain Batik Tulis
Gedhog khas Masyarakat di Kecamatan
Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Panggung, 26 (3), 261-271.
Condronagoro, Mari. 2010. Memahami Busana
Adat Kraton Yogyakarta, Warisan
Penuh Makna. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusutama.
Dewantara, KH. 2004. Pendidikan Bagian I.
Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa.
Dwikurniarini, Dina. 2014. Simbolisme Seni
Dalam Budaya Jawa Di Era Global:
Suatu Kajian Dari Batik Dan Tari Klasik
Gaya Yogyakarta. MOZAIK, Jurnal
Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora 6 (1),
-90.
Faiz, Fakhruddin. 2002. Hermeneutika al-
Qur’an. Yogyakarta: Qolam, Cet.III.
Gadamer, Hans, Georg. 1975. Thruth and
Method: Diterjemahkan oleh Ahmad
Sahidah. 2010. Kebenaran dan Metode.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gasiyah. 2015. Media Pembelajaran Interatif
Seni Tari Srimpi Menggunakan Adobe
Flash CS5. Proseding Seminar Nasional
Universitas PGRI Yogyakarta, 396-401.
Kawendrasusanta, Kuswaji. 1981. B u s a n a
Tari Klasik Gaya Yogyakarta,
Yogyakarta” Fred Wibowo. (Ed),Mengenal Tari
Klasik Gaya Yogyakarta,Yogyakarta:
Bidang Kesenian Propinsi DIY.
Lindsay, Jennifer. 1991. Klasik, Kitsch,
Kontemporer: Sebuah Studi tentang
Seni Pertunjukkan Jawa. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Madison, G.B. 1990. The Hermeneutics of
Post Modernity. Indiana University
Press.
Maryono. 2015. Makna Pragmatik Tindak
Tutur Direktif Pada Tari Gathutkaca
Gandrung. Panggung 25 (3), 211-226.
Moll, C. Luis. 1990. Vygotsky and Education.
Instructional Implications and
Applications of Sociohistorical
Psychology. Cambrigde University
Press.
Palmer, Richard E. (2003) Hermeneutics,
Intepretation Theory In Schleimacher,
Dilthey,
Heideger, and Gadamer.Diterjemahkan
oleh Musnur Hery dan Damanhuri
Muhamad. Hermeneutika, Teori Baru
Mengenai Interpretasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Puspositardjo, S. 2005. Seni Dalam
Pendidikan. Kumpulan Makalah Seri
Seni Pertunjukan Indonesia. Surakarta:
Kerjasama PPS STSI & The Ford
Foundation.
Pramutama, R.M. 1999. Unsur Pendidikan
Seksual Pada Srimpi Renggawati di
Kraton
Yogyakarta. Laporan Penelitian, STSI
Surakarta.
Purwadmadi & Linaras A. 2015. Seni
Pertunjukan Indonesia 4. Dokumentasi
tari Klasik (Beksan Jebeng, Beksan
Floret, Srimpi Nadheg Putri, Bedaya
Tejanata). Yogyakarta: UPTD Taman
Budaya.
Putraningsih, Titik. 2016. “ R e l e v a n s i
Nilai- Nilai Tari Bedhaya Bondhet
dalam
Pendidikan Karakter”. Imaji, Jurnal Seni Dan
Pendidikan Seni 14 (2), 160-176
Sayuti, Suminto A. 2016. Budaya Dan
Kerifan Lokal di Era Global: Pentingnya
Pendidikan Bahsa Dan Sastra.
Disampaikan pada Seminar Nasional
“Bahasa, Sastra, dan Pemuda” yang
diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FIP
Universitas Trunojoyo, Madura; pada
hari Kamis, tanggal 29 September 2016
Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik, Sebuah
Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Supriyanto. 2009. Busana Tari Bedaya
Gaya Yogyakarta Sebuah Kajian
Estetika. Agem 8 (1), 1-17.
Soedarsono. 1996. Indonesia Indah, Seni
Tari Tradisional Indonesia. Jakarta:
Yayasan Harapan Kita/BP3TMII.
Suryobrongto, GBPH. 1981. Kawruh Joged
Mataram. Yogyakarta: Dewan Ahli
YayasanSiswa Among Beksa.
Wardhana, Wisnoe, RM. 1981. Tari Tunggal,
Beksan Dan Tarian Sakral Gaya
Yogyakarta. Dalam Mengenal Tari
Klasik Gaya Yogyakarta, Wibowo Fred
(Ed). Dewan Kesenian Propinsi DIY.
Widayanti, Sri. 2011. Tinjauan Filsafat Seni
Terhadap Tata Rias dan Busana
Pengantin Paes Ageng Kanigaran Gaya
Yogyakarta. Jurnal Filsafat, 1,(3),240-
Sumber Internet:
Batik Larangan. Retrieved 15 Februari 2019
from https://www.kratonjogja.id/
kagungan-dalem/12/motif-batiklarangan.
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i2.1206
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Statistik Pengunjung Jurnal Panggung
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editor Office:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021