Membangun Harmoni Sosial Melalui Musik dalam Ekspresi Budaya Orang Basudara di Maluku

Dewi Tika Lestari

Abstract


ABSTRACT

This study aims to explain the importance of exploring and communicating the cultural values in the community that can contribute to build social harmony between communities through local music. The study will be conducted by using a qualitative approach that explores and analyzes data both ethic and emic approach to find a description of the culture hidop orang basudara as well as the knowledge, and experience of musicians to build social harmony. The main theory is ethnomusicologist which study relation between music and local culture. Local music of Maluku (such as song Jang Pisah Katong - do not separated us) that created in the cultural context and values hidop orang basudara (living as brotherhood) is an example of the role of music for building peace in the midst of the social conflicts in Maluku in 1999. The results of this study confirm that efforts to build social harmony and strive for peace in the community can be done with a creative diplomacy approach, through local music.

Keywords: Harmony, Music, Local, Culture.

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya menggali dan mengomunikasikan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat berkontribusi membangun harmoni sosial dan perdamaian antar masyarakat melalui karya musik lokal. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menganalisis data secara etik dan emik untuk menemukan deskripsi budaya hidup orang basudara, pengetahuan, dan pengalaman para musisi yang menggunakan musik sebagai media membangun perdamaian. Teori utamanya adalah etnomusikologis, yang menganalisis korelasi unsur budaya dengan musik dalam masyarakat. Musik lokal Maluku yang diciptakan di dalam konteks budaya hidop orang basudara, seperti musik jang pisah katong (jangan memisahkan kita) adalah contoh peran musik sebagai media perdamaian di tengah kenyataan konflik sosial di Maluku tahun 1999. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa musik dapat menjadi kekuatan mengintegrasikan kembali masyarakat Maluku yang terpisah oleh karena konflik. Oleh karena itu, upaya mewujudkan harmoni sosial dan perdamaian di tengah masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan diplomasi kreatif, yaitu melalui karya musik.

Kata Kunci: Harmoni, Musik, Lokal, Budaya


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Daftar Pustaka

Amin Ittihad Zainur. (2009). Pendidikan

Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Andaya Leonard, Y. (1993). The World of

Maluku: Eastern Indonesian in Early

Modern Period. Diterjemahkan oleh

Septian Dhaniar Rahman. 2015. Dunia

Maluku: Indonesia Timur Pada Zaman

Modern Awal. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Banoe, Pono. (2003). Pengantar Pengetahuan

Harmoni. Yogyakarta: Kanisius.

Bernstein Marthin & Marthin Picker. (1966).

An Introduction to Music.New Jersey:

Prentice Hall.

Dandirwalu R. (2014). Totem Ambon Manis

e: Membongkar Segregasi Teritorial

Berbasis Agama di Kota Ambon. Jurnal

Antropologi Indonesia, 35 (1), 36.

Hastanto, Sri. (2005). Musik Tradisi

Nusantara: Musik-Musik yang Belum

Banyak Dikenal. Jakarta: Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata.

___________. (2011). Kajian Musik Nusantara

-1. Surakarta: ISI Press.

Huliselan, Mus. (2012). “Menggali Kembali

Budaya Rukun Orang Maluku.”

dalam Karel Ralahalu (ed), Berlayar

alam Ombak, Berkarya Bagi Negeri:

Pemikiran Anak Negeri untuk Maluku.

Ambon: Ralahalu Institute.

Lerissa, R.Z, G.A. Ohoirela, dan Djuariah

Latuconsina. (1999). Sejarah

Kebudayaan Maluku. Jakarta: Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah

Nasional.

McGann Mary E. (2002). Exploring Music as

Worship and Theology Research in

Liturgical Practice.Minnesota: The

Liturgical Press.

Mack, Dieter. (2001). Pendidikan Musik.

Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia, 2001.

Nakagawa, Shin. (2000). Musik dan Kosmos:

Sebuah Pengantar Etnomusikologi.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Normuslim. (2018). Kerukunan Antar Umat

Beragama Keluarga Suku Dayak Ngaju

di Palangkaraya, Wawasan: Jurnal

Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 3 (1),

Rahman Arief, Titis Srimuda Pitanav,

Wakit Abdullah. (2018).

Nusantara Berdendang: Seremoni

Multikulturalisme oleh Kabinet Kerja,

Panggung, 28 (4),1-16.

Ruhulessin, Chr. John. (2005). Etika Publik:

Menggali dari Tradisi Pela di Maluku.

Salatiga: Satya Wacana University

Press.

Tamaela, Izaac, Christian. (2015).

Contextualization of Music in the

Moluccan Church. (Ph.D), De Boelelaan

Amsterdam: Vrije Universiteit.

Watloly, A. (2012). “Memperkuat Falsafah

Hidop Orang Basudara.” dalam Karel

Ralahalu (ed.), Belayar dalam Ombak,

Berkarya Bagi Negeri: Pemikiran

Anak Negeri untuk Maluku. Ambon:

Ralahalu Institute.

__________. (2013). Cermin Eksistensi

Masyarakat Kepulauan Dalam

Pembangunan Bangsa: Perspektif

Indigenous Orang Maluku. Jakarta: PT.

Intimedia CiptaNusantara.

Wikandaru Reno, Lasiyo, & Suminto A Sayuti.

(2018). Rasa Sebagai Prinsip Utama

Ontologi Harmoni Dalam Pathet

Pagelaran Wayang.Wawasan: Jurnal

Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 3 (2),

-139.

Wildan Dadan Asep, Moh. Dulkiah & Irwandi

Irwandi. (2019). Pemaknaan dan Nilai

dalam Upacara Adat Maras Taun di

Kabupate




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i3.1267

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021