Fungsi dan Makna Simbolis Tari Toga di Kerajaan Siguntur Pulau Punjung Sumatera Barat
Abstract
Tari Toga awalnya hanya berfungsi sebagai pertunjukan estetis oleh dayang-dayang untuk
raja, kemudian pada periode-periode berikutnya mengalami perubahan. Perubahan fungsi
tersebut dapat disaksikan pada upacara penobatan raja, penyambutan tamu-tamu kerajaan,
pengangkatan penghulu, dan pesta perkawinan. Untuk dapat ditampilkan diwajibkan bagi
pihak penyelenggara memenuhi persyaratan-persyaratan berupa penyembelihan seekor
kerbau dan penataan ruang pertunjukan persis sama seperti pertunjukan di istana Kerajaan
Siguntur. Secara umum, gerak tari Toga merupakan simbol-simbol yang diangkat dari aktivitas
masyarakat. Pertama, simbol yang berhubungan dengan pertanian terdapat pada gerak timalayo,
ngirai, lambai, dan buang. Kedua, simbol yang berhubungan dengan sungai terdapat pada gerak
ayun duduak, tagak dan tak kutindam. Ketiga, simbol yang berhubungan dengan interaksi sosial
terdapat pada gerak sambah pambuka, sambah panutuik, mupakaiak, dan ayun duduak. Tujuan
penulisan ini untuk mengungkap fungsi dan makna simbolis tari Toga. Metode penelitian
yang digunakan metode penelitian kualitatif. Selanjutnya, tulisan ini nantinya menghasilkan
pengkajian tentang fungsi dan makna simbolis tari Toga.
Kata Kunci: Tari Toga, Kerajaan Siguntur, Simbol
Full Text:
PDFReferences
Ardipal, A. (2012). Kurikulum Pendidikan
Gie, T. L. (1996). Filsafat Keindahan.
Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu
Berguna.
Kartodirjo, S. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Lomax, A. (1978). Folk Song Style and Culture.
New Jersey: Transac-tion Books.
Malinowski, B. (1987). Teori-Teori Fungsional
dan Struktural dalam Koentjaraningrat.
Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI
Press.
Manggis, M. R. (1970). Minangkabau Sejarah
Ringkas dan Adatnya. Padang:
Sridharma.
Mansoer, M. (1970). Sedjarah Minang-kabau.
Jakarta: Bharata.
Poerwanto, H. (2000). Kebudayaan dan
Lingkungan dalam Perspektif
Antropologi. Yogyakarta: Pusta-ka
Pelajar Offset.
Rohidi, T. R. (2000). Kesenian dalam
Pendekatan Kebudayaan. Ban-dung:
STISI Press.
Soedarsono. (1977). Tari-Tarian Indonesia
I. Jakarta: Direktorat Jenderal
kebudayaan Depar-temen Pendidikan
dan Kebuda-yaan.
Soeprapto, R. (2002). Interaksionisme
Simbolis : Perspektif Sosiologi Modern.
Malang: Averrous Press.
Sudibya, I. G. N., Sukerta, P. M., Kusumo, S.
W., & Supriyanto, E. (2018). Fungsi dan
Peran Api dalam Seni dan Kehidupan
Masyarakat Bali. Panggung, 28(2), 210.
https://doi.org/10.26742/panggung.
v28i2.520
Turner, V. (1982). The Forest Of Symbols.
London: Cornell University Press.
Wildan, A. D., Dulkiah, M., & Irwandi, I. (2019).
Pemaknaan dan Nilai dalam Upacara
Adat Maras Taun di Kabupaten
Belitung. Panggung, 29(1). https://doi.
org/10.26742/panggung.v29i1.811
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i4.1371
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Statistik Pengunjung Jurnal Panggung
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editor Office:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021