Panggung https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung <p align="left"><strong style="font-family: 'Times New Roman';">Panggung </strong><span style="font-family: 'Times New Roman';">adalah jurnal peer-review yang fokus pada studi seni dan konteks budaya, dengan berbagai perspektif seperti antropologi, sosiologi, pendidikan, agama, filsafat, teknologi, dan lainnya.</span></p> <p align="justify"><span style="font-family: Times New Roman;">Panggung mengundang para cendekiawan, peneliti, dan mahasiswa untuk berkontribusi melalui hasil studi dan penelitian di bidang seni dan budaya dengan pendekatan interdisipliner. Tema jurnal meliputi: 1) seni pertunjukan dan penciptaan seni, yang meliputi musik, teater, tari, musik kolaboratif / kontemporer yang terkait dengan tradisi / budaya Indonesia; 2) perekaman media, termasuk fotografi, televisi, dan film; 3) antropologi seni, termasuk konteks budaya seni dan tradisinya; 4) seni rupa dan desain, termasuk lukisan, patung, kerajinan, desain komunikasi visual, desain interior, desain produk, seni rupa, trans-media, batik dan mode.<br /><br />Jurnal ini diterbitkan empat kali dalam setahun (Maret, Juni, September, Desember) oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Jurnal ini adalah forum akademis bagi para sarjana dan peneliti di lapangan untuk membahas dan menyebarkan temuan baru mereka ke dalam komunitas global. Dengan demikian, karya mereka dapat diakui dan dibaca oleh khalayak umum.</span></p> <p align="justify"><span style="font-family: Times New Roman;"><strong>---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</strong></span></p> <p align="justify"><span style="font-family: Times New Roman;"><strong>Panggung </strong>is a peer-reviewed journal focuses art studies and their cultural contexts with various perspectives such as anthropology, sociology, education, religion, philosophy, technology, and others.<br /></span> <span style="font-family: Times New Roman;"> <br />Panggung invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies in the areas related to arts and culture with interdisciplinary approaches. The themes of the journal cover: 1) the performing arts and arts creation, which include music, theatre, dance, collaborative/contemporary music related to the traditions/culture of Indonesia; 2) media recording, including photography, television, and film; 3) anthropology of art, including the cultural context of art and its tradition; 4) fine arts and designs, including painting, sculpture, craft, visual communication design, interior design, product design, fine arts, trans-media, batik and fashion.<br /><br />The journal is published by LPPM (Research and Community Service Institute) of ISBI Bandung, four times in a year (March, June, September, December). Editor accepts the article has not been published in other media. The writing format should as listed on page manuscript writing guidelines. (<a href="https://docs.google.com/document/d/1IepxN-THmEEhobI43IhweKewV2tVQ7G2/edit?usp=share_link&amp;ouid=114557611746990425766&amp;rtpof=true&amp;sd=true" target="_blank" rel="noopener">see Author Guidelines</a> &amp; <a href="https://docs.google.com/document/d/1oII3eo5CoATk0eoO_KWqFnXcH1Vig0c0/edit?usp=share_link&amp;ouid=114557611746990425766&amp;rtpof=true&amp;sd=true" target="_blank" rel="noopener">Template</a>). This is a forum for scholars and researchers in the fields to discuss and spread their new findings of research into global community.</span></p> <hr /> <h3> </h3> en-US <p dir="ltr"><span>Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:</span></p><ul><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah </span><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0"><span>Creative Commons Attribution License</span></a><span> yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.</span></p></li><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.</span></p></li><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.</span></p></li></ul><p dir="ltr"><span>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</span></p><ul><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a </span><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0"><span>Creative Commons Attribution License</span></a><span> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</span></p></li><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</span></p></li><li dir="ltr"><p dir="ltr"><span>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.</span></p></li></ul><p><span id="docs-internal-guid-6135d6b0-7fff-52d3-5a05-bd592dbb2315"><br /><br /></span></p> redaksi.panggung@gmail.com (Redaksi Jurnal Panggung) redaksi.panggung@gmail.com (Agung Gumelar (Whatsapp)) Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.3.0.18 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Toponimi Sumenep Madura dalam Perspektif Tradisi Lisan https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3183 <p>Nusantara memiliki ribuan narasi budaya yang berharga untuk ditelusuri dan dilestarikan. Begitu pula dengan isu kerajaan Matahari yang memimpin dunia dalam komunitas Sunda, serta isu komunitas Madura. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif-etnografi dengan pendekatan interdisipliner mencakup mitologi, toponimi, semiotika, tinggalan batu purba dan bukti kebahasaan yang masih hidup di masyarakat. Metode pengumpulan data penelitian mencakup (a) metode dokumentasi, (b) metode observasi, dan (c) metode wawancara bebasmendalam. Data dianalisis dengan menggunakan analisis etnografi model Spradley dipadukan dengan analisis model alir interaktif. Memori kolektif hadir melalui mitos, bahasa, toponimi, dan lainnya yang akan digunakan peneliti untuk menemukan gambaran Madura purba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata Sumenep berasan dari Songennep, yang secara geografis Sumenep memiliki gua-gua yang menjadi penguat kata Song/ Rong dan dataran rendah atau lembah/ ngarai pada nama awal Songennep. Sistem penamaan wilayahnya Sumenep didasarkan pada kondisi geografis dan sosio-budayanya. Adapun secara mitologis dapat disimpulkan bahwa nama Madura memiliki hubungan secara simbolik terkait dengan mitologis Raja Matahari. Madura secara linguistik merupakan gabungan kata Manu Pandu Raya yang berarti Raja Cahaya.</p> <p>Kata kunci: Toponimi, Madura, Mitologi, Sumenep</p> Siswanto Siswanto, Sukatman Sukatman, Akhmad Taufiq, Fitri Nura Murti Copyright (c) 2024 Panggung https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3183 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Proses Regenerasi Angklung di Saung Angklung Udjo https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3577 <p>Faktor-faktor kunci meningkatnya status <em>angklung</em> di Jawa Barat adalah tertatanya pengelolaan sumber daya dan model pewarisan efektif yang dilakukan oleh Udjo Ngalagena. Perwujudan pewarisan tersebut dibuktikan dengan didirikannya sebuah perusahaan yang bernama Saung Angklung Udjo yang pada perkembangannya menjadi tonggak penting kemajuan seni <em>angklung </em>di Indonesia. Dengan sistem pemasaran yang baik Saung Angklung Udjo mewujud menjadi perusahaan yang mampu melakukan penetrasi, inovasi alat, pertunjukan, kemitraan, dan sarana yang lebih layak bagi pengunjung dan penampil pertunjukan. Studi ini menelusuri model pewarisan seni <em>angklung </em>yang dilakukan oleh Udjo Ngalagena. Secara khusus, kajian ini berpusat pada analisis model pewarisan, peran penting ahli waris, dan efektivitas transmisi pengetahuan dalam menjaga warisan budaya takbenda Indonesia, melalui perspektif transmisi budaya Cavalli-Sforza. Analisis penelitian ini mengungkap bahwa pewarisan yang dilakukan Udjo meliputi pengetahuan musikal dan nonmusikal, yang difasilitasi dengan penerapan model pewarisan vertikal, horizontal, dan miring. Studi ini berkontribusi pada pemahaman praktik pelestarian budaya dan regenerasi seni tradisional, dengan menekankan pentingnya pewarisan terstruktur dan pengelolaan sumber daya yang efektif dalam mempertahankan warisan budaya.</p> Hinhin Agung Daryana, Dinda Satya Upaja Budi Copyright (c) 2024 Hinhin Agung Daryana, Dinda Satya Upaja Budi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3577 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Uji Pembandingan Interval Tangga Nada Karawitan Sunda (Laras Degung) Terhadap Interval Tangga Nada Musik Barat https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3578 <p>Permasalahan perbedaan <em>laras degung</em> dan susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do’ </em>pada tangga nada musik Barat sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan seniman dan akademisi karawitan Sunda. Sebagian seniman dan akademisi karawitan Sunda berpendapat bahwa, meskipun susunan nada-nada pada <em>laras degung</em> dan susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do’</em> pada tangga nada musik Barat terdengar mirip, tetapi susunan nada-nada pada kedua tangga nada tersebut memiliki interval yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, berapa persentase tingkat kemiripan <em>laras degung</em> dengan susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do’</em> pada tangga nada musik Barat? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan interval menyeluruh yang merupakan jumlah kumulatif dari interval nada berdekatan, dengan mengambil sampel <em>laras degung</em> yang terdapat pada gamelan dan suling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemiripan <em>laras degung </em>dari <em>rakitan laras salendro</em> 15 nada (gamelan) terhadap susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do</em> pada tangga nada musik Barat sebesar 89,05%, tingkat kemiripan <em>laras degung </em>dari suling milik Iwan Mulyana terhadap susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do</em> pada tangga nada musik Barat sebesar 69,41%, dan tingkat kemiripan <em>laras degung </em>dari suling milik Endang Sukandar terhadap susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do</em> pada tangga nada musik Barat sebesar 85,91%. Hasil analisis ini membuktikan kebenaran ‘rasa laras’ para seniman dan akademisi karawitan Sunda yang menilai bahwa terdapat perbedaan antara <em>laras degung</em> dan susunan nada <em>do</em>-<em>mi-fa-sol-si-do</em> pada tangga nada musik Barat.</p> Nanang Jaenudin Copyright (c) 2024 Nanang Jaenudin https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3578 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Color Scheme Test of Color Mapping in Batang Batik Design https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3581 <div> <p>The use of natural dyes for batik in recent years, apart from being a trend, has also become an alternative solution to the ongoing environmental issues. For specific crafter communities, natural dyes can be a challenge that raises new obstacles due to their special treatment compared to the easier synthetic dyes. Another concern is losing the distinct character of a region's batik.</p> </div> <div> <p>This research tries to mediate these challenges by retrieving the 2017 research on color mapping of three centers of batik tulis in Batang district. The mapping resulted in a distinct color scheme and how it is equivalent to natural colors. To show the possibility of using natural dyes without losing the distinct regional character, the color mapping was followed by a color schemes test.</p> </div> <div> <p>The findings of this research result in the use of natural colors whose intensity tends to be reduced compared to synthetic dyes, so the colors tend to be fainter and softer. Thus, batik with natural dyes has provided new diversification for the batik and added new skills for the crafters.</p> </div> Tyar Ratuannisa, Chandra Tresnadi, Annisaa Nurfitriyana, Khafiati Kahdar, Annisa Nurul Pratiwi Copyright (c) 2024 Tyar Ratuannisa, Chandra Tresnadi, Annisaa Nurfitriyana, Khafiati Kahdar, Annisa Nurul Pratiwi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3581 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Soul Of Barekkeng: Transformasi dan Interpretasi Nilai Pangadereng dari Budaya Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3556 <p style="font-weight: 400;"><em>Soul Of Barekkeng</em> merupakan karya tari kontemporer berbasis tradisi yang merepresentasikan kultur <em>pangadereng</em> masyarakat Bugis, yang telah dimaktubkan pada <em>pappaseng</em> sebagai nilai-nilai adiluhung yang terus ditasbihkan kepada hereditasnya.Perekaciptaan tari yang terinspirasi nilai-nilai kultural <em>pangadereng</em> yang dimanifestasikan dalam <em>pappaseng</em> tentang <em>acca, lempu, warani</em>, dan <em>getteng</em> menjadi <em>novelty.</em> Hal ini bertujuan untuk menghasilkan transformasi dan interpretasi gagasan visual dan artistika dalam wujud tari <em>Soul Of Barekkeng</em> sebagai produk seni. Perekaciptaan ini menggunakan riset kualitatif dan mengelaborasi pendekatan kreativitas oleh Zeng dalam <em>General model of the creative process</em>, yaitu analisis, gagasan ide, evaluasi, sertaimplementasi. Selanjutnya dilakukan pendekatan pengkomposisian tari. Repertoar tari yang memanifestasikan kultur <em>pangadereng</em>menjadi spirit dalam mengunjungi kembali nilai luhur masyarakat Bugis melalui produk reka cipta dalam wujud bahasa nonverbal. Alih wahana yang bersifat riset dalam kultur <em>pangadereng</em> tersebut dapat menjadi pegangan untuk terus mejaga keberlanjutan nilai-nilai luhur di era futuristik, baik bagi masyarakat Bugis maupun secara universal sebagai perwujudan keberhasilan dan pesan yang harus terus ditransmisikan dalam menata laku kehidupan.</p> Ilham Haruna, Endang Caturwati, Sri Rustiayanti, Een Herdiani, Sukmawati Saleh Copyright (c) 2024 Ilham Haruna, Endang Caturwati, Sri Rustiayanti, Een Herdiani, Sukmawati Saleh https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3556 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Wayang Kulit ‘Gara-Gara’ Pergelaran Bayangan “Dewa Ruci” Ki Manteb Sudarsono: Materi Pendidikan Karakter Melalui ‘Gerak’ Bahasa Rupa https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3575 <div><span lang="EN-US">Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membaca sabetan/gerak wayang bayangan pada pertunjukan wayang kulit bayangan dalam babak adegan ‘<em>Gara-Gara’ </em></span></div> <div><span lang="ZH-CN">tentang pendidikan karakter</span></div> <div><span lang="EN-US">, dengan menggunakan bahasa rupa sebagai keilmuan. Temuan penelitian ini yang berupa kosakata ‘gerak’ sebagai gagasan untuk kekaryaan seni rupa kontemporer. Penelitian ini menggunakan m</span></div> <div><span lang="ZH-CN">etode kualitatif </span></div> <div><span lang="EN-US">dengan pendekatan keilmuan bahasa rupa untuk </span></div> <div><span lang="ZH-CN">menjawab pertanyaan tentang aspek bercerita pada tiap ‘gerak’ wayang. Bahasan khusus bahasa rupa ditekankan pada aspek bercerita, bukan pada kaidah estetis dan makna simbolik. </span></div> <div><span lang="EN-US">Keilmuan b</span></div> <div><span lang="ZH-CN">ahasa rupa</span></div> <div><span lang="EN-US">, merupakan keilmuan yang menggunakan bahasa gambar untuk membaca gambar-gambar yang sudah ada dan sudah tercipta</span></div> <div><span lang="EN-US">. </span></div> <div><span lang="ZH-CN">Bahasa gambar tersebut, diungkapkan dalam bentuk bayangan wayang pada layar, melalui sinar lampu yang disebut <em>blencong. </em>Analisis gambarnya adalah aspek ‘gerak’ dari bayangan wayang hasil <em>sabetan </em>dalang. </span></div> <div><span lang="EN-US">Penelitian ini merupakan usaha dalam menjawab pertanyaan, dengan membaca gambar pada gerak wayang hasil permainan sabetan dari dalang, yang berhubungan dengan pendidikan karakter. </span></div> <div><span lang="ZH-CN">Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa </span></div> <div><span lang="EN-US">Wayang Kulit bayangan yang berupa hasil sabetan dalang, dengan menggunakan pembacaan gambar melalui rekaman video, dalam bentuk pembagian <em>scene by scene</em> pada babak adegan <em>Gara-gara </em> yang kemudian dapat terbaca perilaku tokoh-tokohnya, yang dapat dipakai untuk mempelajari karakter baik dan buruk, untuk meningkatkan pemahaman pendidikan karakter sebagai manusia yang sanggup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.</span></div> Ika Ismurdyahwati, Dwi Retnani Srinarwati Copyright (c) 2024 Ika Ismurdyahwati, Dwi Retnani Srinarwati https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3575 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Tutur Bumi: Tuu Batu and Saudan Wastra In Art Fashion Works https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3576 <p style="font-weight: 400;"><em>Bebali wastra</em> is a sacred weaving product that contains aesthetic, socio-economic, and socio-cultural values with diverse meanings. The existence of <em>bebali wastra</em> is now starting to fade, so preservation efforts are needed. Therefore, innovation is carried out by adopting the visual aspects of <em>tuu batu</em> and <em>saudan wastra</em> into new wastra, then processed into art fashion products. The method used in the creation of art fashion products is Frangipani: The Secret Steps of Art Fashion. The result of the work is an innovation in <em>tuu batu</em> and <em>saudan wastra</em> through the making of <em>tuu batu</em> and <em>saudan wastra</em> replicas, which are used as the main medium to create six <em>Tutur Bumi</em> art fashion products. Creation was done through exploration with a combination of <em>wastra saudan, tuu batu</em>and various modern textiles painted to resemble <em>rerajahan</em> with the theme of the human life cycle related to Hindu ceremonies in Bali.</p> Tjok Istri Ratna Copyright (c) 2024 Tjok Istri Ratna https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3576 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Dekonstruksi Tari Bedhaya Murbeng Rat dalam Seni Pertunjukan Tari Bedhaya https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3582 <p><span style="font-size: 0.875rem;">Riset ini penting untuk diungkap dan dibahas karena perubahan merupakan sebuah peristiwa yang berjalan bagai </span><em style="font-size: 0.875rem;">cakra manggilingan </em><span style="font-size: 0.875rem;">yang tidak dapat ditahan dan terjadi. Perubahan itu penting dan sangat dibutuhkan dalam menjaga, melestarikan serta mengembangkan kehidupan seni pertunjukan. Tujuan studi dekonstruksi Bedhaya Murbeng Rat dalam seni pertunjukan Bedhaya ini untuk menciptakan suatu dinamika dalam seni pertunjukan dengan mengubah seni yang monoton ke seni kreatif yang terbuka. Artikel penelitian ini mendasarkan pada penelitian kualitatif. Jenis data dan sumber data serta informasi secara dominan didapat dari: Festival Bedhayan 2023, "Catur Sagotra" 2022, Sindhenan Gaya Surakarta (2005), Bothekan Karawitan II: Garap (2009), Sejarah dan Sakralitas Tari Bedhaya Ketawang (2022, 2023). Pertunjukan Bedhaya Ketawang pada acara </span><em style="font-size: 0.875rem;">Jumenengan</em><span style="font-size: 0.875rem;"> (2023). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi dokumen. Semua data yang telah dikumpulkan, diklasifikasi, diolah dan dianalisis dengan metode trianggulasi. Riset ini menemukan bahwa penelitian dekonstruksi Bedhaya Murbeng Rat dalam seni pertunjukan, menemukan kebaruan ekspresi estetik seni yang kreatif dan terbuka. Perubahannya menciptakan suatu dinamika seni pertunjukan dengan mengubah seni yang monoton ke seni kreatif yang terbuka. Untuk itu riset ini harapannya memicu peneliti berikutnya, membahas lebih tajam dan mendalam dengan penambahan dan membuka pengembangan teknik studinya. Kata kunci: dekonstruksi, seni pertunjukan, tari Bedhaya Murbeng Rat.</span></p> Maryono, Budi Setiyastuti Copyright (c) 2024 Maryono -, Budi Setiyastuti https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3582 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Menelisik Tanda Nitik pada Batik https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/2835 <p>Tulisan ini membahas tentang simbol nitik yang divisualisaikan dan diekspresikan pada selembar kain (batik) dalam bentuk geometris, garis, lengkung, oval, ellips, dan terjadi pengulangan-pengulangan dengan beragam kombinasi. Penulisan ini bersifat kualitatif, data yang dikumpulkan melalui observasi lapangan, dan wawancara kelompok pembatik batik nitik di Desa Trimulyo, Bantul, Yogyakarta. Data dianalisis dengan pendekatan simbolik (interptretivisme simbolik) untuk menemukan pengetahuan dan pesan-pesan melalui simbol-simbol yang menjadi ciri khas ragam seni hias nitik pada batik. Hasilnya pola seni hias nitik sarat dengan nilai spiritualitas yang menggambarkan cara berpikir kosmosentris. Karakter nitik terus berkembang mewujud yang beragam bentuk dengan struktur yang berubah-ubah,namun polanya masih tetap sama.</p> Niken Wirasanti, Mahirta Mahirta Copyright (c) 2024 Panggung https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/2835 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700 Upaya Pelestarian Tradisi Upacara Accera Kalompoang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3461 <p>Penelitian ini mengkaji mengenai tradisi upacara <em>Accera Kalompoang </em>yang dilaksanakan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Gowa terkait. Melalui analisis terhadap kontribusi masyarakat dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, tradisi upacara <em>Accera Kalompoang </em>yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun dapat terus dilestarikan. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif, untuk melihat secara aktual objek yang diteliti. Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara kepada informan yang terkait pada objek penelitian. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian mendapatkan temuan <em>Accera Kalompoang</em> dimulai sekitar tahun 1605 pada pemerintahan raja Gowa ke-14. Seluruh rangkaian <em>Accera Kalompoang</em> dilihat sebagai konteks ritual budaya Kerajaan Gowa. Dalam upaya menjaga kelestarian <em>Accera Kalompoang </em>hingga saat ini para <em>stakeholder</em> sangat menjaga keaslian tradisi dan alur dari semua prosesi tradisi upacara ini tanpa adanya perubahan.</p> Fachrian Anugrah Alam, Kurniawan Saefullah, Yustikasari - Copyright (c) 2024 Panggung https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/3461 Sun, 01 Dec 2024 00:00:00 +0700