UPACARA MAPAG PANGANTEN ADAT SUNDA DALAM KONTEKS PARIWISATA

Riyana Rosilawati

Abstract


Karesmen Mapag Panganten merupakan bagian dalam upacara
perkawinan adat Sunda, merupakan garapan Wahyu Wibisana pada
tahun 1964. Karesmen Mapag Panganten sampai saat ini masih bertahan,
karena sajiannya berhubungan dengan upacara pernikahan. Tujuan
penelitian ini adalah ingin memaparkan keberadaan sajian Karesmen
Mapag Panganten Adat Sunda dalam konteks pariwisata. Metode yang
digunakan kualitatif dengan pendekatan deskriftif analisis.
Hasil yang diperoleh dari sajian Karesmen Mapag Panganten bahwa
pertunjukan ini mempunyai peran penting, yaitu dalam sajiannya baik
yang berpola tradisi maupun yang mendapat sentuhan modern,
keduanya merupakan lambing someah hade ka semah (ramah kepada
tamu), yang merupakan perilaku keramah-tamahan masyarakat Sunda
sebagai wujud memuliakan tamu kahormatan. Dengan koreografi, tata
rias, tata busana dan musik yang disesuaikan dengan konsep dan tema
pernikahan, sehingga sajian tersebut menjadi penting sebagai daya tarik
pariwisata. Realita lainnya sajian tersebut selalu hadir bukan pada faktor
seninya saja, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor non seni, yaitu adanya
permintaan pasar dan tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya
Karesmen Mapag Panganten sebagai ajang prestise. Kedudukan Karesmen
Mapag Panganten saat ini lebih cenderung mempunyai tujuan ekonomis,
yaitu sebagai penopang kehidupan yang tentu saja menjadikan adanya
alih nilai menjadi nilai jual atau nilai industri.


Kata kunci: Daya Tarik, Karesmen Mapag Panganten, Pariwisata.


Full Text:

PDF

References


Caturwati,E. (2004). Seni Dalam Dilema Industri. Yogyakarta:

Yayasan Aksara Indonesia

Kuntowijoyo. (1987). Budaya Masyarakat, Jogyakarta: PT. Tiara

Kusumah.

Langer. S K. (2006). Problematika Seni, Terjemahan FX. Widaryanto,

Bandung: Sunan Ambu Press.

Lauer, R H. (2003). Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Terjemahan

Aliman dan S.U., Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Munajat, Nana. (2006). Karesmen Mapag Panganten Disangka

Upacara Heubeul.Koran Sunda Galura, hal 6 IV Nopember 2006.

Mustopa, Hasan. (1913). Bab Adat-adat Oerang Priangan Jeung rang

Soenda Lian Ti Eta. Batavia: Kanjeng Goepernemen.

-----------------------(1996). Adat Istiadat Sunda. Penerjemah Maryati

Sastrawijaya, Bandung: PT,Alumni.

Moleong, Lexy J (2007). Metode Penelitian Kualitatif-Edisi Revisi.

Panitia Kamus LBSS. (1980). Lembaga Basa dan Sastra Sunda,

Bandung, Tarate

Poloma, Margaret M. (2004). Sosiologi Kontemporer.Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Rosilawati, Riyana. (2006). Struktur dan Fungsi Karesmen Mapag

Panganten di Kota Bandung, Jurnal Panggung Nomor XLI/2006.

-----------------------. (2012). Makna Karesmen Mapag Panganten Pada

Upacara Seserahan Dalam Perkawinan Adat Sunda Di Kota Bandung. Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung.

Sedyawati, Edy. (2003). Warisan Budaya Tah Benda Masalahnya Kini

Di Indonesia, Depok; Pusat Penelitian ke Masyarakat dan

Budaya; Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Suhaenah, Euis dkk. (2008). Studi Eksperimen Tari Selamat

Datang Penyambutan Tamu, Hibah Bersaing DIRJEN

DIKTI DEPDIKNAS.

Soedarsono, R M. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata.

Penerbit Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Soekadijo, R. G. (1997). Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata

sebagai Systemic Linkage. Penerbit PT Gramedia Pustaka

Harian Suara Karya dan Cita Budaya.

Webtografi:

(https://seni.co.id/2018/07/22/upacara-sambut-pengantinsunda-identitas-budaya-yang-sudah-mulai-memudar/).

Nara Sumber:

Mohamad Aim Salim S.Sen (80 tahun) pimpinan Pusat Olah

Tari Setialuyu Bandung.

Hani Karawang (pimpinan Himalaya Entertaiment) 24 tahun

mahasiswi S2 ISBI Bandung.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-Prosiding Pascasarjana ISBI Bandung Indexing:

      
Google Scholar