PESONA CALENGSAI HASIL PRODUK AKULTURASI BAGI PENIKMAT WISATA BUDAYA DI BANYUMAS

Dyah Tjaturrini

Abstract


Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan
suatu daerah. Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dan kekhasan yang
bisa dijadikan salah satu daya tarik untuk menarik minat wisatawan
baik lokal maupun mancanegara. Salah satunya kabupaten Banyumas,
tepatnya Purwokerto. Purwokerto merupakan salah satu kota yang
berada di Jawa Tengah dengan keindahan wisata alam dan wisata
budaya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata. Wisata alam
di Purwokerto antara lain : Baturaden, Pancuran Pitu, Pancuran Telu,
Gua Sara Badak, Museum BRI, Curug Gede, Curug Ceheng, Curug
Belot, Curug Cipendok, Telaga Sunyi, Mata Air Panas Kalibacin, Bendung Gerak Serayu, Wahana Wisata Lembah Combong, Combong Valley Paint Ball and War Games, Serayu River Voyage, Baturraden Adventure Forest. Calengsai pun menjadi salah satu kesenian tradisional yang dapat dikembangkan menjadi wisata budaya Banyumas. Calengsai merepresentasikan keharmonisan dan kerukunan bermasyarakat antara masyarakat Banyumas dan Tionghoa. Calengsai merupakan kesenian baru tanpa menghilangkan keunikan dan
kekhasan tiap-tiap kesenian tradisional sebagai hasil produk akulturasi.
Akulturasi terjadi akibat interaksi yang intens antara masyarakat
Banyumas dan Tionghoa dan didasari oleh nilai-nilai kehidupan yang
mereka anut. Nilai-nilai kehidupan yang mengajarkan harus hidup
rukun dan saling menghargai antar sesama. Usaha menggabungkan tiga
kesenian tradisional ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari
beberapa pihak, termasuk pemerintah daerah Banyumas, terutama
Dinas Pariwisata, Olahraga, dan Budaya (Dinporabud), Banyumas.


Keywords: calengsai, pariwisata, produk, representasi, wisata budaya


Full Text:

PDF

References


Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Culture, Basic Books.

Gondomono.1995. Membanting Tulang Menyembah Arwah Kehidupan Kekotaan Masyarakat China, PT Pustaka Firdaus.

Hall, Stuart. 1997. Cultural Identity. Sage Publication, London.

-----------------2003. Representation: Cultural Representations and

Signifying Practises. Sage Publication, London.

Harris, Marvin. 1981. Cultural Materialism: The Struggle for a Science

of Culture. Random House, New York.

Herusatoto, Budiono. 1984. Simbolis Dalam Budaya Jawa. PT

Gramedia, Jakarta.

Isaac, Harold. 1993. Pemujaan Terhadap Kelompok Etnis: Identitas

Kelompok dan Perubahan Politik. Yayasan Obor Indonesia,

Jakarta.

J.J.M., De Groot. 1910. The Religious System of China, E.J. Brill,

Leiden.

Waluyo, Herman. 1988. Kebudayaan Jawa Sebagai Sumber

Kebudayaan Nasional, Makalah Temu Budaya Daerah Jawa

Tengah, UNS, Surakarta.

Kayam,Umar.1981. Seni, Tradisi, Masyarakat, Sinar Harapan.

Jakarta.

----------------.1987. Kebudayaan dan Pembangunan, Yayasan Obor

Indonesia. Jakarta.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Tiara Wacana.

Yogyakarta , hal 37.

Lilis. 2012. Transformasi Tari Jayengrana Karya R.Ono Lesmana

Kartadi Kusumah: Kajian Dinamika Nilai Estetik, ISBI,

Bandung.

NN. 1996. Anatomi Sosial Budaya Masyarakat Banyumas di Kabupaten

Banyumas, Bappeda Tingkat II, Banyumas, Jawa Tengah

NN. 2016. Informasi Terseleksi Deposit Koleksi Jawa Tengah Tahun 2016, Bappeda, Semarang, Jawa Tengah.

Niode, S.A. 2007. Gorontalo. Perubahan Nilai-nilai Budaya dan

Pranata Sosial, Pustaka Indonesia Press, Jakarta.

Noveni, Nia Anggraini. 2010. Transendensi Diri Pada Pencetus Tari

Calengsai, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Rathus, Fichner. 1994. Understanding Art, Prentice Hall. Englewood.

Sulistyaningsih, Eikka. 2015. Tari Calengsai di Kabupaten Banyumas

Representasi Simbol Status Etnis Jawa dan Etnis Tionghoa. Jurnal

Greget. ISI, Yogyakarta.

Turner, Victor. 1969. The Forest of Symbol: Aspect of Ndembu Ritual,

Cornell University Press, New York.

----------------- 1974. Dramas, Fields, and Metaphors, Cornell

University Press, New York.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-Prosiding Pascasarjana ISBI Bandung Indexing:

      
Google Scholar