STORYNOMICS: MEMANFAATKAN KEKUATAN BRANDING CERITA RAKYAT

Ida Ayu Laksmita Sari

Abstract


Makalah ini membahas eksistensi cerita rakyat yang biasanya diidentikkan dengan warisan budaya dari masa lampau tetapi memiliki manfaat ekonomi yang tinggi dan sumber inspiratif untuk pengembangan budaya populer di era global. Uraian difokuskan pada identifikasi dan kajian atas cerita rakyat yang digunakan sebagai merk dagang (branding) bisnis pariwisata dan industri budaya populer. Ilustrasi dan kajian dilakukan atas cerita rakyat Indonesia dan Ainu Jepang, dua negara yang memiliki banyak cerita rakyat. Jepang memiliki industri pop culture yang sangat berpengaruh dan produknya banyak mengangkat cerita rakyat. Pembahasan dilakukan dengan pendekatan sastra pariwisata dan storynomics, sebuah konsep yang menjelaskan pentingnya cerita dalam mempromosikan produk untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Makalah ini menyimpulkan bahwa selain memiliki pesan moral, cerita rakyat juga memiliki nilai ekonomi (storynomics), misalnya cerita rakyat ‘Putri Mandalika’ menjadi branding resor wisata di Lombok dan ‘Sangkuriang’ atau ‘Tangkuban Parahu’ yang menjadi daya tarik wisata di Jawa Barat. Alih wahana cerita rakyat ke dalam film atau animasi di Jepang menunjukkan bahwa cerita rakyat berkontribusi untuk pengembangan pop culture, yang produksinya tidak saja dinikmati di Jepang tetapi juga lintas negara secara global. Kedua simpulan ini menunjukkan bahwa cerita rakyat yang merupakan warisan budaya dari masa lampau ternyata sangat relevan dengan kehidupan kontemporer di era global.
Kata kunci : cerita rakyat, sastra pariwisata, storynomics, branding, alih wahana


Full Text:

PDF DOWNLOAD


DOI: http://dx.doi.org/10.26742/pib.v1i1.1297

Refbacks

  • There are currently no refbacks.