AKSARA SUNDA PADA MOTIF KLASIK BATIK TASIKMALAYA JAWA BARAT (MOTIF KLASIK CUPAT MANGGU DAN LEPAAN KUPU)

Dyah Nurhayati, Wuri Handayani

Abstract


Berbicara mengenai era digital, tidak luput dari perangkat komputer dan internet. Internet telah sukses menghancurkan sekat yang membatasi masyarakat dalam berkomunikasi satu sama lain. Memungkinkan berbagai informasi dapat mengalir dengan mudahnya melewati batas ruang dan waktu. Kehadirannya telah mengubah gaya hidup sehari-hari dan sudah semakin bergeser menuju era digital. Digitalisasi menjadi sebuah hal yang wajar untuk diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Dan tidak menutup kemungkinan pada karya batik. Batik telah lama dikenal, yang secara umum memiliki definisi berupa kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunkan alat bernama canting. Batik sendiri merupakan salah satu warisan nusantara yang unik, memiliki nilai dan perpaduan seni yang tinggi, sarat dengan makna filosofis dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Pengabdian masyarakat ini menitikberatkan pada motif klasik batik yang ada di Jawa Barat, khususnya di Tasikmalaya, yaitu motif Cupat Manggu dan Lepaan Kupu. Upaya menghadirkan kembali untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kekayaan terdahulu, juga sebagai bentuk revitalisasi, yang dikombinasi dengan aksara sunda “resik”. Resik, mengacu pada tagline kota Tasikmalaya sebagai kota ramah, repeh, rapih dan rancage. Pada prosesnya menggunakan metode pendampingan melalui berbagai tahapan, salah satu diantaranya proses digital pada dummy aksara sunda. Hasilnya berupa batik cap dan batik tulis. Kontribusi mendasar pada program pengabidan ini adalah dapat memberikan pelatihan untuk aktif melestarikan kekayaan khas daerah, sunda khususnya. Pemahaman akan jati diri sebagai bagian dari masyarakat sunda yang berhak menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah. Diharapkan kedepannya ada variasi media baru terhadap hasil, mengingat pada pengabdian ini masih embrio atau cikal bakal desain pengabungan motif klasik dan aksara sunda.
Kata kunci : Aksara sunda, Cupat Manggu, Motif klasik, Lepaan Kupu, Tasikmalaya


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Kudiya, Komarudin, dkk (2014). Batik Pesisir Selatan Jawa Barat ; Jalasutra.

Pradito, Didit, dkk (2010). The Dancing Peacock, Colours and Motifs Of Priangan Batik ; Gramedia Pustaka Utama

Ramadhan, Iyet (2013). Cerita Batik : Literati

Dyah nurhayati (2016) : Kajian Estetika Aplikasi Aksara Jawa “Hanacaraka” Pada Media Komunikasi Visual Modern




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/pib.v1i1.1311

Refbacks

  • There are currently no refbacks.