KASUNDAAN DALAM MOTIF BATIK RAGEN PANGANTEN

Irpan Riana, Yuda Syah Putra

Abstract


The Ragen Panganten Batik motif is one of the Batik motifs created by Rd. Lalam Wiranatakusumah, produced by Batik Komar. The motif was reconstructed based on the ancient manuscript of Siksakandang Kares and the culture of the Sundanese people. In Ragen Panganten's batik motif, it has Kasundaan meaning and identity. Ragen Panganten's batik motif consists of various decorations, such as the stylization of the Julang bird, Wijayakusumah plants and Binokasih's crown, to the colors used that reflect Kasundaan's identity. The meaning that comes from the Ragen Panganten motif is a symbol of marriage. The Ragen Panganten Batik motif, which according to Sundanese cosmology has symbols of emptiness and content, encompasses a paradoxical dualistic nature. In addition, the Ragen Panganten batik motif is always based on a triangular shape or pattern. The significance of the triangular shape in Sundanese society is closely related to the tritangtu pattern, the life concept of the Sundanese people.

Keywords: Kasundaan, Batik, Ragen Panganten, Rd. Lalam

------------------------------------------------------------------------------------

Motif Batik Ragen Panganten merupakan salah satu motif Batik yang dibuat oleh Rd. Lalam Wiranatakusumah, yang di produksi oleh Batik Komar. Motif tersebut direkonstruksi berdasarkan naskah kuno Siksakandang Karesian dan budaya masyarakat Sunda. Dalam batik motif Ragen Panganten memiliki makna dan identitas Kasundaan. Motif batik Ragen Panganten yang terdiri dari ragam hias yang seperti stilasi burung Julang, Tumbuhan Wijayakusumah dan Mahkota Binokasih sampai dengan warna yang dipakai mencerminkan identitas Kasundaan. Makna yang muncul dari motif Ragen Panganten merupakan simbol dari perkawinan. Motif Batik Ragen Panganten, memiliki simbol dari kosong dan isi, dalam pandangan kosmologi Sunda termasuk sifat dualistik yang paradoks. Selain itu, motif batik Ragen Panganten selalu dilandasi dari bentuk atau pola segitiga. Makna bentuk segitiga dalam masyarakat Sunda erat kaitannya dengan pola tritangtu yang merupakan konsep kehidupan masyarakat Sunda.

Kata Kunci : Kasundaan, Batik, Ragen Panganten, Rd. Lalam

References


Adi Kusrianto. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi : Yogyakarta.

Agus Aris Munandar. (2010). Tatar Sunda Masa Silam. Wedetama Widya Sastra. Jakarta.

Alex Sobur. (2003). Semiotika Komunikasi. Pt. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Alo Liliweri. (2011). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar. Jogyakarta

Amelia Putri Saadiah. (2012). Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Batik Bogor Pada UKM Batik Tradisiku Bogor. IPB: Bogor.

Atja Dan Saleh Danasasmita. (1981). Sanghyang Siksakandang Karesian (Naskah Sunda Kuno 1518 Masehi). Bandung: Stsi Press.

Bidang Sejarah Dan Silsilah Museum Prabu Geusan Ulun. (TT). Profil Museum Prabu Geusan Ulun. Sumedang

Dharsono. (2007). Budaya Nusantara, Kajian Konsep Mandala Dan Konsep Tri-Loka Terhadap Pohon Hayat Pada Batik Klasik. Rekayasa Sains: Bandung.

Didik Pradityo, Herman Jusuf, Dan S. Ken Atik. (2010). The Dancing Peacock, Colours & Motifs Of Priangan Batik. Gramedia: Jakarta.

Dina Purnama Sari. (2011). Ensiklopedia #2 Jawa Barat. Ikrar Mandiri Abadi: Jakarta.

Djomena, Nian. (1990). Ungkapan Sehelai Batik. Jakarta: Jambatan.

Dyah Irawati Dkk. (2011). Keanekaragaman Avifauna Beberapa Kawasan Konservasi Propinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo. Balai Penelitian Kehutanan Manado Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan. Manado.

Fathiyawati. (2008). Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus Racemosa Terhadap Artemia Salina Leach Dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.

H. R. Hidayat Suryalaga. (2010). Kajian Awal Dalam Menelusuri Karakter Fitriah Manusia Sunda Sebagai Upaya Kontribusi Bagi NKRI yang Sejahtera Lahir Batin. Lembaga Budaya Sunda Universitas Pasundan: Bandung

H. R Hidayat Suryalaga. (2010). Kasundaan Rawayan Jati. Nur Hidayah: Bandung.

H. R Hidayat Suryalaga. (2010). Filsafat Sunda Sekilas Interpretasi Sunda. Nur Hidayah: Bandung.

Hasanudin. Batik Pesisiran: Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri Pada Ragam Hias Batik. Kiblat Buku Utama : Bandung

Iwan Tirta. (2000). Batik Sebuah Lakon. Gaya Favorit Fress: Jakarta.

Jakob Sumardjo. (2011). Sunda: Pola Rasionalitas Budaya. Kelir : Bandung.

Jakob Sumardjo. (2014). Estetika Paradoks. Kelir. Bandung.

Jamaludin. (TT). Konsep Estetika Dalam Budaya Rupa Sunda Sebuah Kajian Awal. ITB. Bandung.

Jim Supangkat, Rizki A. (2006). Ikatan Silang Budaya, Seni Serat Binarul Anas. Art Pabric. Bandung.

John Fiske. (2006). Cultural And Communication Studies: Sebuah Pengantar Komprehensif. Jalasutra : Yogyakarta.

John Iskandar. (2007). Keanekaan Burung Dan Dinamikanya Dalam Kehidupan Masyarakat Sunda. Pusat Studi Sunda. Bandung.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Komarudin Kudiya. (TT). Batik Pakuan Padjadjaran. Bandung: Batik Komar.

Kris Budiman, (2011). Semiotika Visual Konsep, Isu Dan Problem Ikonisitas. Jalasutra: Yogyakarta.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi). (2015). Buku Panduan PIRN XIV. LIPI: Tasikmalaya.

Lendra Morjuangsah. (2012). Estetika Dan Makna Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Sumedang Larang. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Mckinnon J, Philips K, Van Balen B. (2010). Burung-Burung Di Sumatera, Jawa, Bali Dan Kalimantan. Lipi/Birdlife-Indonesia Pro-Gramme: Bogor.

Medhabaskara, dan Karuniawan. (2013). Tumbuhan Ficus: Penjaga Keberlanjutan Budaya Dan Ekonomi Di Lingkungan Karst. Iplbi: Malang.

Muhaimin, (2006) . The Islamic Traditions Of Cirebon : Ibadat And Adat Among Javanese Muslim. Anu Press: Canberra.

NN. (1996). Batik Khas Yogyakarta. Proyek Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah Provisi Daerah Istimewa Yogyakarta: Yogyakarta.

Sewan Susanto. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan Lembaga Penelitian Dan Pendidikan Industri Departemen Perindustrian: Yogyakarta.

Sulasmi Dramaprawira. (2002). Warna : Teori Dan Kreativitas Penggunaannya Edisi Ke 2.ITB: Bandung

Sutopo. (1956). Penuntun Batik. Jakarta: Djambatan.

Tim Sena Wangi. (TT). Ensiklopedia Wayang Indonesia. Jilid 3. Sena Wangi: Jakarta.

Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan, Dan Industri Batik. Andi : Yogyakarta.

Yan Yan Sunarya. (2014). Strategi Adaptasi Visual Pada Ragam Hias Batik Sunda. ITB : Bandung.

Yanyan S, Binarul A. Achmad S. (2011). Pemetaan Desain Batik Priangan (Jawa Barat) Modern Dalam Konteks Industri Kreatif Di Bandung. Yayasan Kebudayaan Rancage. Bandung.

Yasraf Amir Piliang. (1998). Sebuah Dunia Yang Dilipat, Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga Dan Matinya Posmodernisme. Mizan : Bandung.

Yasraf Amir Piliang. (1999). Hiper-Realitas Kebudayaan. LKIS : Yogyakarta.

Yayasan Harapan Kita. (1997). Batik. Bp3 TMII : Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v11i1.2510

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com