DESAIN DAN PROSES PRODUKSI CINDERAMATA IKON PANGERAN ARIA SOERIA ATMADJA SUMEDANG

Ai Juju Rohaeni, Wanda Listiani, Khairul Mustaqin

Abstract


Numerous cultural potencies in Sumedang regency scattered all over the region include historical landmark, heirloom, sites and artefact. Historical landmarks inspiring distinct souvenir from Sumedang are (1) Museum of Prabu Geusan Ulun that keeps copious royal articles and heirloom belonging to King of Sumedang and Regent of Sumedang. It is located in the site of Sumedang Regency Pendopo (a large covered porch or veranda in front of a house) established in 1705; (2) Loji Tower built in 1800s located in the rubber plantation owned by a German man; (3) Lingga Monument on Sumedang square, built in 1922, was officially inaugurated by Governor-General of the Dutch East Indies, Dirk Fock, and Tumenggung Kusumadilaga on July 22nd, 1922; (4) Prince Aria Soeria Atmadja was the last reputable Sumedang Regent contributed greatly to development and people prosperity in Sumedang. The methods used in the creation of a product are iconography and experiment. The product is a souvenir design of the icon Prince Aria Soeria Atmadja.

Keywords: Iconography, Merchandise, Sumedang

________________________________________________________________

 

Beragam potensi budaya di kabupaten Sumedang tersebar di berbagai daerah  seperti bangunan bersejarah, benda pusaka, situs dan artefak. Salah satu bangunan sejarah yang menjadi inspirasi cinderamata khas Sumedang adalah (1) Museum Prabu Geusan Ulun misalnya memiliki berbagai benda dan barang pusaka raja Sumedang dan bupati kabupaten Sumedang. Museum Prabu Geusan Uun terletak di kompleks Pendopo Kabupaten Sumedang yang berdiri sejak tahun 1705; (2) Menara Loji berdiri sejak tahun 1800an yang berdiri di kawasan perkebunan karet milik orang Jerman; (3) Monumen Lingga yang terletak di alun-alun Sumedang. Monumen ini berdiri sejak tahun 1922 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dirk Fock dan Tumenggung Kusumadilaga pada tanggal 22 Juli 1922. 4) Pangeran Aria Soeria Atmadja adalah bupati Sumedang terakhir yang banyak berjasa pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sumedang. Metode penciptaan yang digunakan adalah ikonografi dan eksperimen. Hasil penciptaan berupa desain cinderamata ikon Pangeran Aria Soeria Atmadja.

Kata Kunci: Ikonografi, Cinderamata, Sumedang


References


Barrett-Graves, Debra. (2013). The Emblematic Queen: Extra-Literary Representation of Early Modern Queenship, New York: Palgrave Macmillan.

Bramston, David. (2009). Material Thoughts: Basics Product Design, Switzerland: AVA Publishing SA.

Gruyter, De. (2003). Emblematics in Hungary: A study of the history of symbolic reprsentation in Renaissance and Baroque literature, Tubingen: Max Niemeyer Verlag.

Keinonen, Turkka, Roope Takala (ed). (2006). Product Concept Design: A Review of The Conceptual Design of Products in Industry, Germany: Springer.

Lasmiyati. (2014). “Ditioeng Memeh Hoedjan, Pemikiran Pangeran Aria Suria Atmadja dalam Memajukan Pemuda Pribumi di Sumedang (1800-1921)”, Patanjala Vol. 6 No. 2 Juni 2014, 223-238.

Reyes, Portia (2008). Chairman Mao Badges: Symbols and Slogans of The Cultural Revolution, London: The British Museum Press.

Smith, T’ai (2014). Bauhaus Weaving Theory: From Feminine craft to mode of design, London: University of Minnesota Press.

Stemen, Sara E. (2013). Souvenir Nation, New York: Princeton Architectural Press.

BPS. (2017). Kabupaten Sumedang dalam Angka, Sumedang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v6i2.609

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com