Pengetahuan Dukun dan Praktik Pengobatannya (Kampung Kadu Nenggang, Desa Pasirhuni, Kabupaten Bandung)

Seni Widianti, Imam Setyobudi, Yuyun Yuningsih

Abstract


ABSTRAK Permasalahan penelitian adalah bagaimana pengetahuan seorang dukun terhadap suatu penyakit, mengklasifikasi tipe dan jenis penyakit berikut penanganannya dan bagaimana seorang dukun dapat memperoleh pengetahuannya. Tujuan penelitian adalah menjelaskan pengetahuan dukun terhadap berbagai klasifikasi jenis dan tipe penyakit sekaligus menjelaskan tentang cara seorang dukun memperoleh pengetahuannya melalui laku ngelmu. Metode penelitian adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara. Populasi penelitian adalah dukun, pegawai kantor desa, ketua dusun, dan warga. Hasil penelitian menemukan adanya sistem ngelmu yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan supranatural. Pengetahuan yang telah digapai dapat menentukan berbagai jenis penyakit seperti pelet, tenung, dan gangguan roh jahat. Sehingga pengobatan dilakukan dengan cara komunikasi transedental kepada makhluk gaib yang dilaksanakan pada suatu ruangan khusus. Simpulan dari penelitian ini adalah seorang dukun dapat mengetahui suatu penyakit non medis yang diderita oleh pasien dengan menggunakan pengetahuan

Kata Kunci: dukun, pengobatan tradisional, etnosains, ethnohealing

ABSTRACT The study discussed about a shaman’s knowledge on diseases suffered by a patient, classification of diseases, their treatment and also how a shaman obtained his knowledge through ngelmu. The research objective is to elaborate the knowledge of the shaman on various classifications and types of diseases and how he procured his knowledge through ngelmu practice. The research method is qualitative with data collection techniques through literature study, observation, interviews and documentation. The results of the study found that there is an exist of the ngelmu system which was adopted to acquire supernatural knowledge in an invisible form as an empirical experience. The knowledge that has been acquired can determine various types of diseases that are not caught by the five senses like pelet, tenung, and gangguan roh jahat. This study concludes that shaman can knows non-medical diseases suffered by patients by using the knowledge gained through the process called ngelmu.

Keywords: Shaman,traditional medicine, etnosains, etnohealing


Keywords


Praktik, Dukun, Pengobatan, Etnosains, Etnohealing

Full Text:

PDF

References


Ahimsa, H. S. (2007). Etnosains, Etnotek dan Etnoart. Yogyakarta: UPT

Eliade, M. (2012). Sakral dan Profan. Yogyakarta: FAJAR PUSTAKA BARU.

Geertz, C. (2012). Agama Jawa (abangan, santri, priyayi) dalam kebudayaan jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.

Ilyas, A. (2017). Dukun Dalam Struktural Sosial, Politik dan Ekonomi Masyarakat: Studi Kasus Kecamatan Bandung dan Kecamatan Campurdarat Tulungagung. Tulungagung: Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Lestari, W. (2018). Prakter Perdukunan Pemilihan Kepala Desa Dalam Perspektif Islam: Studi di Pekon Lemong Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisir Barat. Lampung: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Maman dkk. (1985). Kamus Sunda- Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, L. J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Setyobudi, I. (2020). Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu Press.

Sherliawati, W. (2014). Kepercayaan Masyarakat Terhadap Dukun: Studi

Kasus di Lingkingan 5 Kelurahan Yukum Jaya Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tengah. Bengkulu: Jurusan Sosiologi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bengkulu.

Sobary. (1997). Fenomena Dukun Dalam Budaya Kita. jakarta: pustaka firdaus.

Spradley, J. P. (1997). Metode Penelitian . Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Jurnal

Ahimsa, P. (1985). Etnosains dan Etnometodologi Sebuah Perbandingan.

dalam Masyarakat Indonesia. Jurnal Th , 1-34.

Syukur, M. (2018). Kontestasi Antara Dukun Beranak dan Bidan Desa Dalam Praktik Persalinan di Desa Panciro Kecamatan. 296-300.

Setyoningsih, A. (2016). Pemilihan Penyembuhan Penyakit Melalui Pengobatan Tradisional Non Medis atau Medis. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 44-56.

Nurdin, A. (2012). Komunikasi Magis Dukun: Studi Fenomenologis Tentang Kompetensi Komunikasi Dukun. Jurnal Komunikasi, 383-402.

Habibah, N. (2019). Analisis Pemilihan Dukun Sebagai Penolong Persalinan (Studi Kasus di Puskesmas Bulak Banteng, Kota Surabaya). Jurnal Manejemen Kesehatan Indonesia, 9-15.

Ikna, N. (2017). Pewarisan Ilmu Dukun Dalam Sistem Penyembuhan Tradisional. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 48-58.

Eni Trimaryati, dkk. (2015). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Pada Ibu Primipa Di

Wilayah Puskesmas Kakap dan Puskesmas Sulrengas. 1-14.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v5i2.1761

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.