Makna Simbolis Upacara Ritual Nadran Empang di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu (Kajian Simbol dan Makna)

Ameliya Lismawanty, Sriati Dwiatmini, Yuyun Yuningsih

Abstract


ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan proses pelaksanaan Upacara ritual Nadran Empang di masyarakat Desa Karangsong, beserta makna dan simbol yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan mengolah data menggunakan teknik triangulasi. Analisis dalam skripsi ini, menekankan pada pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terutama para pelaku ritual, terhadap simbol-simbol yang terdapat pada prosesi upacara ritual Nadran Empang. Penelitian ini juga menggunakan teori Clifford Geertz mengenai simbol, yaitu interpretivisme simbolik untuk membedah masalah penelitian. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, Upacara ritual Nadran Empang merupakan ritual yang dilakukan oleh masyakarat Desa Karangsong sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sekaligus harapan agar terhindar dari mara- bahaya. Nadran Empang terbagi ke dalam beberapa aspek pelaksanaan kegiatan yaitu doa bersama, makan bersama, larung Meron dan ruwatan wayang. Di setiap aspek pelaksanaan, terdapat berbagai macam simbol yang dimaknai oleh masyarakat. Secara umum, pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam Upacara ritual Nadran Empang berkaitan dengan kepercayaan, kebersamaan, dan harapan masyarakat Desa Karangsong sendiri.

Kata Kunci: Nadran Empang, Karangsong, Makna-Simbol

ABSTRACT This research is about the process of ceremony Nadran Empang at Karongsong region, then the meaning and symbol in it. The researcher used qualitative method and the design that was used is triangulasi. The analysis of the research concern on society sense especially people who did the ritual towards the symbols which was in the ceremony process of ritual Nadran Empang. And also used Clifford Geertz theory which was about symbol, is interpretivisme symbolic to analyze the research. The result of this research conclude that, Ritual Nadran Empang ceremony is the ritual which was done by the people of Karongsong region as a symbolic to feel the grateful, and also believe to that ritual to avoid from such a disaster. Nadran Empang divided in to several aspect, they are pray, eating together, Larung meron and ruwatan wayang. Each aspect has various kind of symbol which is being sense by the society, society sense of Karongsong region to the symbols which is in the ritual Nadran Empang ceremony related to the belief, togetherness, and society’s hopes.

Keywords: Nadran Empang, Karangsong, symbol-sense


Keywords


Nadran Empang, Karangsong, Simbol dan makna

Full Text:

PDF

References


Buku

Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Geertz, C. (2016). Sadur Budaya, The Interpretation of Cultures. Yogyakarta: Kanisius.

Hadi, M. S. (2018). Tradisi Nadran di Bandengan Cirebon: Antara Mitos dan Realitas. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Kasim, S. (2013). Budaya Dermayu: Nilai- nilai Historisn Estetis dan Transdental. Yogyakarta: Poestakadjati.

Koentjaraningrat. (1985). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. (1998). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurdin, R. (2016). Perwujudan Yang Sakral Melalui Nadran Di Cirebon. Bandung: Intitut Seni Budaya Indonesia.

Pamungkas, R. (2003). Tradisi Ruwatan. Yogyakarta: Narasi.

Setyobudi, I. 2001. Menari di antara Sawah dan Kota: Ambiguitas Diri, Petani-petani Terakhir di Yogyakarta. Magelang: IndonesiaTera bekerja sama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford Foundation

Setyobudi, I. 2020a. Komodifikasi revitalisasi tradisi di Cihideung, Kabupaten Bandung Barat: Analisa produks-diri masyarakat. Disertasi Program Doktor Antropologi Pasca Sarjana FISIP Unpad. Bandung: Unpad.

Setyobudi, I. 2020b. Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu Press.

Syam, T. (2016). Perilaku Komunikasi Masyarakat Nelayan Pada Pesta laut

Nadran Di Pelabuhan Karangantu. Semarang: Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Winarno, H. d. (2016). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal

Isfiyatun. (2017). Negosiasi Tradisi Islam dan Tradisi Lokal dalam Perayaan Nadran di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyal Kabupaten Indramayu. Yaqzan Vol. 3 (2), 13-27.

Nining, N. A., dkk. (2013). Tradisi Upacara Nadran Pada Masyarakat Nelayan Cirebon Di Kelurahan Kangkang Bandar Lampung. Jurnal Budaya Vol.1, 11.

Nurdin, R. (2015). Lakon Bedug Basu Dalam Upacara Nadran. Jurnal Panggung Vol.1(1), 45-54.

Susilowati, E. J. (2017). Penguatan Kinerja Budidaya Tambak Dalam Rangka Penciptaan Ketahanan Pangan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3(2), 202-216.

Warta, I. n. (2017). Filosofi Ritual Sesuai Kearifan Lokal Mewujudkan

Kehidupan Harmoni. Jurnal Agama Hindu.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v5i2.1762

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.