LANGGAM TASAUF Musikal atas Dialektika Tungku Tigo Sajarangan
Abstract
ABSTRAK
Karya langgam tasauf merupakan karya eksperimental berbasis improvisasi yang dilatarbelakangi oleh fenomena dialektika atas tungku tigo sajarangan yang merupakan falsafah adat masyarakat Minangkabau sebagai ide penciptaan karya. Interpretasi pengkarya atas fenomena mengasilkan karya berbentuk tiga instrumen rekonstruksi yang diberi nama tasauf dan karya pertunjukan musik dengan judul Langgam Tasauf. Kedua karya ini disusun dengan memaknai dialektika sebagai ide garap musikal yang berbasis improvisasi musik dan tungku tigo sajarangan sebagai ide penciptaan instrumen tasauf. Penciptaan dan penyusunan karya langgam tasauf dilakukan dengan melalui tahap observasi pembuatan instrumen dan observasi aspek musikal yang berikutnya dipraktikkan dengan menggunakan metode penelitian artistik. Dalam penyusunan karya musik langgam tasauf, dialektika diartikan sebagai proses pencarian budaya diri sendiri yang menginterpretasi proses dialektika. Dalam hal ini tesis diartikan menjadi nan tongga, antitesis diartikan menjadi dialek, dan sintesis diartikan menjadi Sapilin.
ABSTRACT
Langgam Tasauf's work is an experimental work based on improvisation which is motivated by the dialectical phenomenon of tungku tigo sajarangan which is the customary philosophy of the Minangkabau people as the idea of creating works. The writer's interpretation of the phenomenon resulted in a work in the form of three reconstructive instruments named Tasauf and a musical performance work entitled Langgam Tasauf. These two works were composed by interpreting dialectics as an idea to work on a musical based on musical improvisation and Tungku Tigo Sajarangan as the idea of creating a Tasauf instrument. The creation and arrangement of Langgam Tasauf's work is carried out by going through the observation stage of making instruments and observing musical aspects which are then practiced using artistic research methods. In the compilation of Langgam Tasauf musical works, dialectics is defined as the process of searching for one's own culture which interprets the dialectical process where the thesis is interpreted as Nan tongga, antithesis is defined as dialect, and Synthesis is defined as Sapilin.Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Syahrur, M. (2004). Dialektika Kosmos dan Manusia: Dasar-dasar Epistemologi Qurani. Bandung: Nuansa Cendikia.
Tanmenan, R. (2017). Dialektika Talempong Pacik : Konsep Musikal dan Adat Minangkabau. Gree Publishing.
Sukerta, M. (2011). Metode Penyusunan Karya . Surakarta: ISI Press Solo.
Dharsono. (2017). 2017. Tungku Tigo Sajarangan pada era globalisasi dan visualisasi dalam kriya seni, Journal ISI Padang Panjang 2017.
Guntur. (2016). Penelitian Artistik Sebuah Paradigma Alternatif. Journal ISI Surakarta.
Hamka. (2016). Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf. Jakarta: Republika.
Sunarto, B. (2013). Epistemologi Penciptaan Seni. Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta.
Chase, S. T. (2006). Improvised Experimental Music and the Construction of a Collaborative Aestetic. West Yorkshire: Brithish Library.
Blackburn, P. (2008). Harry Partch and Philosopher's of Tone. Hyperion, Volume III, issue 1, 2-20.
Partch, H. (1974). Genesis of a Music. New York: Da Capo Press.
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/jp.v8i1.1847
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Program Studi Seni Karawitan - Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40265, Telp. (022)-7314982, 7315435; Fax. (022) – 7303021
Kontak
Gempur Sentosa
Tlp/Whatsapp. 081931254247
Email: gempur.sentosa@isbi.ac.id