ESTETIKA MORFOLOGI MOTIF BATIK KLUWUNG INDRAMAYU

Agung Trihandono Putra, Wanda Listiani, Sri Rustiyanti

Abstract


Indramayu Batik Design, also called Dermayon Batik in Java coastal area which is influenced much from outside area, because it is another trade center beside Sunda Kelapa. Most of the batik workers are women who work part time while waiting for their husbands go sailing. Design examined in this research is batik kluwungan design, by using Morphology Aesthetics theory from Thomas Munro, which is a not concern on good or bad but more to facilitate to describe form, style and expression of an art work. Aesthetics value in an object is not burdened by it is created by nature or by human; all objects have their own aesthetics value. Everything seen from the object (visual) has art elements (line, form and color), either naturally or made. Aesthetics on batik kluwung is seen on line, filling and style of ferns, etong fish, triangle  (tumpal)and the useof color on the batik.

Keyword: Aesthetics, design, batik, Kluwung, Indramayu

__________________________________________________________


Motif batik Indramayu disebut juga batik Dermayon termasuk daerah perbatikan pesisir pulau Jawa yang mendapat pengaruh sangat besar dari luar karena sebagai pusat perdagangan kedua setelah pelabuhan Sunda Kelapa. Kebanyakan pembatik adalah perempuan sambilan menunggu suaminya pergi melaut. Motif yang diteliti dalam penelitian ini adalah motif batik kluwungan, dengan menggunakan teori Estetika Morfologi dari Thomas Munro, bahwasanya Estetika Morfologi bukan menilai sebuah karya itu baik atau buruk tetapi lebih memudahkan dalam mendeskripsikan bentuk, style dan ekspresi sebuah karya seni. Nilai estetika dalam sebuah benda tidak dibatasi oleh benda yang berasal dari alam ataupun buatan manusia, semua benda memiliki nilai estetisnya sendiri. Segala sesuatu yang tampak dari benda tersebut (visual) memiliki elemen-elemen seni (garis, bentuk, dan warna) di dalamnya, baik itu alami ataupun buatan. Estetika pada motif batik kluwungan terlihat pada garis, isen dan stilasi bentuk tumbuhan paku, bentuk ikan etong, dan bentuk segitiga (tumpal), serta penggunaan warna pada batik tersebut.

Kata Kunci: Estetika, motif, batik Kluwung, Indramayu



Full Text:

PDF

References


Denzin, Norman K., Yvonna S. Lincoln. (ed.), Handbook of Qualitative Research. New Delhi: Sage Publikations, Inc, 2000

Hasanudin. 2001. Batik Pesisiran. Penerbit PT. Rineka Cipta: Jakarta

Kasim, Supali. 2013. Budaya Indramayu, Nilai-nilai Historis, estetis dan Transendental. Poestakadjati Framepublishing: Yogyakarta

Kostaman, Maman Dkk, (2014). Sejarah dan Batik Indramayu. Pesnona Batik Kota Mangga. Cetakan kedua. Dekranas Kabupaten Indramayu.. Indramayu

Munandar, Agus Aris; Kasim, Supali; Nugroho, Agung. (2016). Cimanuk, Perspektif Arkeolog, Sejarah, dan Budaya. Penerbit LovRinz Publishing: Cirebon

Munro, Thomas (1956). Toward Science in Aesthetic. New

York: The Bobbs-Merrill Company

Prawira, Nanang Ganda. 2018. Budaya Batik Dermayon. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera: Bandung

Sumardjo, Jacob. 2016. Estetika Paradoks. Penerbit Sunan Ambu Press: STSI Bandung.

Susanto, Sewan. 2018. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Penerbit Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian Republik Indonesia. Jakarta

Sondari, Koko. Yusmawati (2000). Album Seni Budaya. Batik Pesisir: Departemen Pendidikan Nasional




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v8i2.1525

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com