DASAMUKA PEJAH SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

Yuda Junaedi, Agus Cahyana, Anis Sudjana

Abstract


This study highlights the importance of examining the tragic and romantic expressions of Dasamuka, the antagonist character in Ramayana paintings, as a reflection of Indonesian culture from a contemporary perspective. These artworks serve as a means to understand the complexity of human nature within the context of Indonesia’s rich historical and cultural heritage. The research employs an indirect method with specific stages, including material selection, visual sketches of Dasamuka, choosing object interactions, and selecting narrative backdrops with glimpses of tragic stage elements, expressive movements, lighting techniques, and finishing touches. The result is a painting that portrays the tragic and romantic expressions of Dasamuka, honing the artist’s ability to create unique and expressive works while preserving Indonesian cultural values. By placing the antagonist character at the center of discussion, this Ramayana painting offers a new dimension to the classic tale and invites the audience to realize that each character has their own story and reasons. Through this artwork, Indonesian society, especially the younger generation, is reminded of the importance of preserving cultural identity and local wisdom values. Moreover, this artwork serves as a means to strengthen and preserve Indonesia’s cultural identity amidst the rapid waves of globalization.

Keywords: Dasamuka, Ramayana, paintings, Indonesian culture.

---------------------------------------------------------------------

Kajian ini menyoroti pentingnya mengkaji ekspresi tragis dan romantis Dasamuka, tokoh antagonis lukisan Ramayana, sebagai cerminan budaya Indonesia dari perspektif kontemporer. Karya seni ini merupakan cara untuk memahami kompleksitas sifat manusia dalam konteks sejarah dan budaya Indonesia yang kaya akan warisan tradisi.Metode penelitian adalah metode tidak langsung dengan langkah-langkah pemilihan material, sketsa visual Dasamuka, interaksi objek dan pemilihan tetap naratif dengan kilasan tragedi panggung, gerakan ekspresif, teknik lighting dan finishing. Hasilnya adalah lukisan yang menghadirkan ekspresi tragis dan romantis Dasamuka, mengasah kemampuan seniman dalam menciptakan lukisan yang unik dan ekspresif, serta melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia. Dengan menjadikan tokoh antagonis sebagai pusat perbincangan, lukisan Ramayana ini menawarkan dimensi baru pada cerita klasik dan mengajak penonton untuk menyadari bahwa setiap tokoh memiliki cerita dan alasannya masing-masing. Melalui karya seni ini, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda diingatkan akan pentingnya menjaga identitas budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu, karya seni ini menjadi sarana untuk memperkuat dan melestarikan identitas budaya Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi.

Kata kunci: Dasamuka, Ramayana, seni lukis, budaya Indonesia

References


Abrams, M. H. (1971). Natural Supernaturalism: Tradition and Revolution in Romantic

Literature.

Amir, Yasraf Piliang (2022). Trans Estetika I: Seni dan simulasi realitas. Cantrik Pustaka.

Barthes, R. (1977). “The Rhetoric of the Image.” Semiotica, Volume 1, Nomor 4.

Baryadi, I. P. (2007). Teori Ikon Bahasa. Sanata Dharma University Press.

Berlin, I. (1999). Roots of Romanticism. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Bloom, H. (2010). The Anxiety of Influence: A Theory of Poetry.

Curran, S. (Ed.). (2006). The Cambridge Companion to British Romanticism.

Eco, U. (1976). A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

Elam, K. (1980). “The Semiotics of Iconism and the Iconicity of Theatre.” New Literary History, Volume 11, Nomor 1.

Gallagher, C., & Greenblatt, S. (Eds.). (2017). The Norton Anthology of English Literature:

The Romantic Period.

Griffith, R. T. H. (1895). The Ramayan of Válmíki Translated Into English Verse. London,

United Kingdom: Luzac & Co.

Haryo, Pandhu Bimantoro (2021). Petruk sebagai idiom penciptaan karya seni lukis. Jawa

Tengah: ISI Yogyakarta.

Jacobs, M. (2012). The Presenting Past: The Core of Psychodynamic Counselling

and Therapy: Edition 4. McGraw-Hill Education (UK).

Muklisin, Muhammad (2019). Wayang sebagai inspirasi berkarya seni lukis pada media

kayu. Jawa Tengah: UNNES Semarang.

Nagaswamy, N. (2003). “Ravana, the Asura King of Lanka: A Character Study.” Journal of

Indian History and Culture, Volume 21, Number 2.

Pattanaik, D. (2001). The Illustrated Ramayana: The Divine Loophole. Penguin Books India.

Rahkman, Muhammad (2013). Cerita Wayang Dasamuka Pejah garapan Asep Sunandar

Sunarya Kajian Struktur Psikologi Sastra. Jawa Tengah: STKIP Kuningan.

Rusdy, S. T. (2013). Rahwana Putih. Jakarta: Yayasan Kertagama.

Sunyoto, A. (2006). Rahuvana Tattwa. Yogyakarta: Pustaka Sastra LKIS.

Srinivasan, D. (2008). “The Archetypal Themes in Ramayana.” Journal of Mythic Society, Volume 99, Number 2.

Sutrisno, T. (2012). “The Role of Hanuman in the Ramayana Epic.” Journal of Southeast

Asian Studies, Volume 17, Number 1.

Vanamali. (2008). The Complete Idiot’s Guide to

Hinduism (2nd Edition). Alpha.

Wu, D. (Ed.). (2010). Romanticism: An Anthology

Internet

Inibaru.id/amp/tradisinesia/memaknai- cintaseperti-Dasamuka-kepada-Sinta- setiadan-selalu-percaya




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v12i1.3508

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

Jurnal ATRAT |Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A,Jl. Buahbatu No. 212 Bandung -40265

Email:jurnalatrat@gmail.com