EKSPLORASI DAN APLIKASI PIGMEN WARNA ALAMI TUMBUHAN PADA LUKISAN

Widi Rahayu, Agus Cahyana, Teten Rohandi

Abstract


Indonesia is one of the countries in Asia which has so many botanical ecosystems. People use herbs for food or medicine. On this research, plants are processed by exploring their pigments and turned them into natural pigments for painting (in the area of fine arts). The use of natural dyes in painting occurred since prehistoric times, proved by the discovery of wall painting inside Goa Leang-leang, Sulawesi. Since modern Indonesian fine art has been Western-oriented in using painting media, natural dyes are only common in textile area for dyeing fibers and traditional fabric. This exploration reveals six plants that produce pigments such as trunks of secang (red-yellow), seeds of Pinang (cream-brown), leaves of Suji (green), Kunyit (yellow-brown), seeds of Keluwak (cream-colored) and petals of Ruellia  (blue-gray). These natural dyes were explored by conventional methods and there were no standard colour chart because every plant has different level of pigment. Besides, climatic, geographic and human factors may contribute to the fact that natural dyes do not have consistent colours. Natural pigment is soluble in water and can be used for painting on paper and canvas by using brush.

Keywords: Natural Dyes, Indonesian Plants, Fine Art, Paint

___________________________________________________________________


Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang memiliki banyak ekosistem tumbuhan. Masyarakat banyak memanfaatkan tumbuhan menjadi bahan baku olahan makanan dan obat-obatan. Dalam penelitian ini tumbuhan diolah dengan mengeksplorasi pigmen warna yang terkandung di dalamnya untuk dijadikan pewarna alami yang dapat digunakan untuk melukis di wilayah seni rupa. Penggunaan pewarna alami dalam melukis terjadi sejak jaman prasejarah, terbukti dengan ditemukannya lukisan di dinding Goa Leang-leang – Sulawesi. Karena seni rupa Indonesia era modern berkiblat ke barat untuk penggunaan media lukis, pewarna alam lebih banyak digunakan di wilayah tekstil untuk pencelupan serat dan kain nusantara. Hasil eksplorasi ini mendapatkan enam jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan pigmen warna seperti: Batang pohon Secang (Merah-Magenta), Biji buah Pinang (Krem-Coklat) , Daun Suji (Hijau), Kunyit (Kuning- Coklat), Biji Keluwak (Krem kecoklatan), dan Kelopak bunga Ruellia (Biru- Abu-abu). Pewarna alami dieksplorasi dengan metode konvensional dan tidak memiliki standarisasi warna yang konsisten. Hal ini karena setiap tumbuhan memiliki kandungan pigmen warna yang berbeda. Selain itu, faktor iklim, geografis dan manusia yang mengolahnya  juga menjadi alasan mengapa pewarna alami tidak dapat memiliki warna yang konsisten.  Pewarna alami bersifat larut di dalam air dan dapat digunakan untuk melukis di atas kertas dan kanvas dengan menggunakan kuas.

Kata Kunci: Pewarna Alami, Tumbuhan Indonesia, Seni Rupa, Lukis

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v5i1.353

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com