KAIN LURIK: UPAYA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL

Pandu Setyo Adji, Novita Wahyuningsih

Abstract


Among a variety of traditional fabrics developed by Javanese, especially in Surakarta and Yogyakarta, is lurik. Lurik is derived from Javanese language which in terms of etymology is similar to lorek which means a line. Today society is more interested in modern clothes than traditional clothes like  lurik.. However, recently there are many fashion designers who promote and introduce lurik to the young generation through fashion. This study aims to reveal the meaning or philosophy of the lurik motif and the allure of the lurik for fashion designers so that they are willing to promote lurik in their works in order to preserve local wisdom.

Keywords: Lurik, Designer, Philosophy

___________________________________________________________________

 

Masyarakat Jawa khususnya Surakarta dan Yogyakarta mengembangkan berbagai kain tradisional salah satunya kain Lurik. Lurik berasal dari bahasa Jawa yang secara etimologi dapat disamakan dengan kata lorek yang berarti garis. Masyarakat sangat terbuka dengan adanya kain modern yang berkembang sehingga kain lurik kian dilupakan, namun dewasa ini berkembang banyak perancang busana yang mengangkat dan memperkenalkan kain lurik kepada generasi muda melalui karya busana. Apabila dikaji lebih dalam, terdapat beberapa hal menarik yang dapat dibahas yaitu apa makna atau filosofi motif kain lurik serta apa yang menjadi daya tarik bagi perancang busana sehingga mengangkat kain lurik dalam karyanya sebagai pelestarian kearifan lokal.

Kata Kunci: Kain Lurik, Perancang Busana, Filosofi

 


References


Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Djoemena, Nian S. (2000). Lurik: Garis-Garis Bertuah: The Magic Stripes. Jakarta: Djambatan.

Marah, Risman. (1990). Berbagai Pola Kain Tenun dan Kehidupan Para Perajinnya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Musman, Asti. (2015). LURIK – Pesona, Ragam & Filosofi. Yogyakarta: ANDI.

Isyanti, Sadilah dkk. (2003). Sistem Pengetahuan Kerajinan Tradisional, Tenun Gedhog di Tuban, Propinsi Jawa Timur. Yogyakarta: Kementerian Kebudayan dan Pariwisata, Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, Proyek Pemanfaatan Kebudayaan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Martono. (1998). Kain Tenun: Koleksi Museum Sono Budoyo. Yogyakarta: Museum Negeri Provinsi D.I Yogyakarta Sonobudoyo.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v6i2.544

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

 

Jurnal ATRAT | Journal of Visual Arts containing scientific works on Art Culture Studies which includes Fine Art, Craft, and Design

Gd. FSRD ISBI Bandung, Lt. 2A, Jl. Buahbatu No. 212 Bandung - 40265

Email: jurnalatrat@gmail.com