RITUAL NUMBAL DALAM UPACARA RUWATAN BUMI DI KAMPUNG BANCEUY-SUBANG (Kajian Liminalitas)

Ratna Umaya, Cahya ISBI, Imam Setyobudi

Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kedudukan ritual numbal dalam posisisnya dari keseluruhan upacara ruwatan bumi. Hal tersebut menyebabkan penulis berkeinginan untuk mengkaji mengenai ritual numbal dengan permasalahan sebagai berikut: 1) bagaimana memahami ritual numbal yang terdapat dalam upacara ruwatan bumi sebagai tinjauan gejala liminalitas?. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, dengan mengambil lokasi di Kampung Banceuy Desa Sanca Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipan, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori liminalitas dari Victor Turner, masyarakat Kampung Banceuy mengalami kegelisahan yaitu “taun kolot kudu dingorakeun deui” (Tahun tua harus dimudahkan kembali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Ritual numbal dapat mengatasi kekhawatiran masyarakat Kampung Banceuy, 2) ritual numbal memiliki kedudukan yang penting yaitu sebagai inti dari pelaksanaan upacara ruwatan bumi.

 

Kata Kunci: Numbal, Ruwatan, liminalitas

 

 

ABSTRACT

This research aims to see the position of numbal ritual in its position on the entire Ruwatan Bumi ceremony. This causes the writer wishes to study the numbal ritual with the following problems: 1) how to understand the numbal ritual contained in the Ruwatan Bumi ceremony as a review of the symptoms of liminality. The method that been used in this research is a qualitative method, located in Banceuy Village, Sanca Village, Ciater District, Subang Regency. The techniques that been used to collect data in this research were non-participant observation, unstructured interviews, and documentation. The analysis that been used in this research are as follows: 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) conclusion. This research used the theory of liminality from Victor Turner, the people of Kampung Banceuy are having a concern of “taun kolot kudu dingorakeun deui” the (Old years must be made young again). The results showed that, 1) numbal ritual can overcome the concern of the people of Kampung Banceuy, 2) numbal ritual has an important position as the core of the Ruwatan Bumi ceremony.

 

Keywords: Ritual, Ruwatan Bumi, Liminality


Full Text:

PDF DOWNLOAD


DOI: http://dx.doi.org/10.26742/be.v3i1.1126

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Jurnal Budaya Etnika managed and published by:

Department of Cultural Anthropology

Faculty of Culture and Media

Institute of Indonesia Arts and Culture, Bandung

 

Indexed Jurnal Budaya Etnika:

                                                                 

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.