IMPLEMENTASI GAYA PENYUTRADARAAN EXPOSITORI DALAM FILM DOKUMENTER “SEMUT IBRAHIM”

Fathira Deiza Aldarubi

Abstract


ABSTRACT
The activity of 99 Home Improvements for Widows of the Elderly is a social movement carried out by Semut Ibrahim Kompassmatic. This activity contains a noble culture of gotong royong, social interaction that shows cooperation between individuals and between groups and forms positive values that strengthen mutual trust to cooperate in dealing with problems of common interest. The main purpose of this movement is to awaken the spirit of mutual cooperation in the community, because mutual cooperation for Semut Ibrahim is a national germplasm that must be maintained, cared for, and passed on. The creation of this documentary film was initiated through research using qualitative methods followed by stages including pre-production, production and post-production. Documentary film directing applies expository Documentary which relies on logical information, presented through text or sound. The presence of images or visuals is only a support. Images are presented as illustrations, amplify sound, build drama, or are presented as contradictions with sound. The production of the Semut Ibrahim documentary film is the author's attempt to introduce the “99 Movement for the Surgery of the Semut Ibrahim Widow House” and to interpret the mutual cooperation culture contained therein. Film work, it is hoped that the data will inspire the community that fellow human beings can jointly create solidarity to help each other alleviate the suffering of people in need.

ABSTRAK
Gerakan 99 Bedah Rumah Janda Jompo merupakan gerakan sosial yang dilakukan oleh Semut Ibrahim Kompassmanic. Aktifitas ini mengandung budaya luhur gotong royong,
interaksi social yang menunjukan bentuk kerjasama antar individu dan antar kelompok serta membentuk nilai-nilai positif yang memperkuat rasa saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama. Tujuan utama gerakan ini untuk membangkitkan semangat gotong royong masyarakat, karena gotong royong bagi Semut Ibrahim merupakan plasma nutfah kebangsaan yang harus dijaga, rawat, dan diwariskan. Penciptaan film documenter ini dimulai melalui penelitian dengan metode kualitatif dilanjutkan dengan tahapan meliputi pra produksi, produksi dan paska produksi. Penyutradaraan film dokumenter menerapkan Dokumenter ekspositoris yang bersandar pada informasi logis, disajikan melalui teks maupun suara. Kehadiran gambar atau visual merupakan pendukung saja. Gambar dihadirkan sebagai ilustrasi, memperkuat suara, membangun drama, ataupun dihadirkan sebagai kontradiksi dengan suara. Produksi Film dokumenter Semut Ibrahim merupakan upaya penulis untuk memperkenalkan “Gerakan Bedah 99 Rumah Janda Jompo Semut Ibrahim” serta memaknai budaya gotong royong yang terkandung di dalamnya. Karya Film, diharapkan data mengsinspirasi masyarakat bahwa sesama manusia bisa bersama-sama mewujudkan solidaritas membantu sesama meringankan penderitaan hidup masyarakat yang membutuhkan.

Keywords


Documentary Film, Directing, Expository, Semut Ibrahim Kompassmatic, Gotong Royong

Full Text:

PDF

References


Abdillah, Baiquni. 2011. “Gotong Royong Cermin Budaya Bangsa dalam Arus Globalisasi”. Laporan Penelitian. Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer: AMIKOM Yogyakarta.

Alinuha, Adif. 2014. “Implementasi Nilai Persatuan dalam Bergotong Royong di Masyarakat Desa (Studi Kasus pada Kegiatan Sambatan di Desa Sendangrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora)”. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Muhamm adiyah Surakarta.

Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta : FFTIKJ Press.

Ayu, Lia O dan Adelin. 2016. “Relevansi Pemahaman Dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan”. E-Jurnal on-line. Melalui https://www.e-jurnal. com/2016/05/relevansi-pemahaman-dan sikap-pemuda.html, 16 Mei 2020, jam 14.30.

Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Effendi, Tadjuddin N. 2013. “Budaya Gotong-Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini”. Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No.1. E-Jurnal on-line. Melalui https:// jurnal.ugm.ac.id, 30 April 2020, jam 22.00.

Hasanah, Hasyim. 2016. Teknik-Teknik Observasi. Jurnal at-Taqaddum, Volume 8, Nomor 1. E-Jurnal on-line. Melalui http://journal.walisongo.ac.id, 29 April 2020, jam 21.00.

Honthaner, E. Light . 2013. The Complete Film Production Handbook. Florida: CRC Press.

Kurniawan, Faidilhah dan Tri. 2010. “Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan Sekolah”. E-Jurnal on-line. Melalui http://staff. uny.ac.id, 16 Mei 2020, jam 15.30.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

Reiger, Michael. (2004). Directing Docu-mentary Fourth Edition. Oxford: Focal Press.

Nasution, Z. (2009). Solidaritas Sosial dan Partisipasi Masyarakat Desa Transisi Suatu Tinjauan Sosiologis. Malang: UMM Press.

Pranadji, T. (2009). Penguatan Kelembagaan Gotong Royong dalam Prespektif Sosio Budaya Bangsa: Suatu Revitalisasi Adat Istiadat dalam Penyelenggaraan Pemerintah. Forum Penelitian Agro Ekonomi, hlm. 63.

Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggu-lannya. Jakarta : Grasindo.

Roucek, JS dan Warren. (1984). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuan-titatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Elfabeta.

Syawie, Mochamad. (2011). “Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial”. Infor-masi, Vol. 16 No. 03. E-Jurnal on-line. Melalui http://puslit.kemsos. go.id, 30 April 2020, jam 23.00.

Trimarsanto, Tonny. (2011). Renita, Renita ; Catatan Proses Membuat Film Dokumenter. Klaten, Rumah Dokumenter.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/layar.v9i2.2419

Refbacks

  • There are currently no refbacks.