Filosofi Kepemimpinan Semar
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v29i3.1011Abstract
ABSTRACT
As a big nation with cultural diversity, Indonesia needs a strong leadership based on the values, characters and culture of the society. All crises faced by Indonesian people today, is primarily a moral crisis. These multidimensional crises have triggered to dig the noble values as references to do and to act. This paper discusses abaut the leadership philosophy of Semar, by which some teachings and moral values of Semar are connected with the leader's characters and attitudes. This is explorative and analytical literature research by using hermeneutic, semiotic and iconographic approaches, to find the meanings of Semar characters.
Semar is the Panakawan figure who symbolically teaches about being a good human or a good leader. Some teachings and characters of Semar include the leader will not glorify his inheritance and origin, the leader must be wise, think and view broadly, the leader can't be anti-critics, the leader should be easily caring of the suffer of the people, the leader must be ready to serve the society in any condition, and also can respect the previous leader’s achievements and cover up his badness (mikul duwur mendem jero)
Keywords: Panakawan, Semar, leadership philosophy
ABSTRAK
Sebagai bangsa yang besar dengan berbagai ragam budaya, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat, yang bersumber dari nilai kepribadian masyarakat dan budayanya. Berbagai krisis yang ada saat ini, yang paling memprihatinkan adalah krisis moral. Berbagai krisis tersebut menjadikan pentingnya penggalian nilai-nilai luhur bangsa yang dapat dijadikan acuan dalam berpijak dan bertindak.Tulisan ini mengkaji tentang nilai nilai filosofis yang ada pada Semar dikaitkan dengan kepemimpinan. Penulis mencoba mengkaji berbagai ajaran dan nilai moral Semar dikaitkan dengan sifat dan sikap seorang pemimpin. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode penelitian eksploratif deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode hermeneutika, semiotika, dan ikonografi untuk mengkaji berbagai makna simbolis yang ada pada tokoh Semar.
Semar adalah tokoh Panakawan yang secara simbolis mengajarkan tentang bagaimana menjadi manusia atau pemimpin yang baik. Berbagai sifat dan ajaran tersebut antara lain pemimpin tidak akan mengagungkan keturunan dan asal usulnya, pemimpin harus (temuwo) berfikir dan berpandangan luas dan dalam, pemimpin tidak boleh anti kritik, pemimpin seharusnya mudah terharu terhadap penderitaan rakyat, pemimpin harus selalu siap melayani dalam kondisi apapun, serta pemimpin harus bisa mikul dhuwur mendehem jero (menghargai hasil pemimpin sebelumnya dan menutupi segala keburukan yang ada).
Kata Kunci: Panakawan, Semar, Filosofi Kepemimpinan
References
Agus Sunyoto. (2012).Atlas Walisongo.Yogyakarta : Mizan.
Ardian Kresna. (2012).Punakawan Simbol Kerendahan Hati Orang Jawa.Yogyakarta: Narasi.
Cahya.(2016). Nilai, Makna, dan Simbol dalam Pertunjukan Wayang Golek sebagai Representasi Media Pendidikan Budi Pekerti. Panggung, 26 (2), 117-127.
Endraswara.(2010). S., Falsafah Hidup Jawa, Menggali Mutiara Kebijakan dan Intisari Filsafat Kejawen.Yogyakarta : Cakrawala
Hazim Amir.(1991).Nilai-nilai Etis Dalam Wayang.Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Hadi Wijaya.(2010). Tokoh-Tokoh Kejawen, Ajaran dan Pengaruhnya. Yogyakarta, Eule Book
Hazeu, G.A.J.(1897).Bijdragetot de Kennis van het Javaansche Toneel. Leiden:E.J,. Brill.
Heru Satoto, B.(2001), Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta : Hanindita Graha Widia, cet 4.
Maharsi. (1999).Simbolisme dan keselarasan sosio –budaya Jawa dalam Lakon Wayang Babad Wanamarta: Kajian Sikap dan Pandangan Hidup Jawa. Yogyakarta: Tesis Program Studi Antropologi Pascasarjana UGM Yogyakarta,
Musa A.L. Machfoeld. (1976).Priagung dar-Us-Salam Almarhum Drs. Sosrokartono di Jln Pungkur no 7 bandung; Langkah-Laku, Tata-hidup, Kehidupan dan Kepribadiannya, Ditinjau Dari segi ke-Islaman. Yogyakarta: Yayasan Sasrakartono.
S. Haryanto.(1985). Bayang-bayang Adhiluhung: Filfasat, Simbolis, dan Mistik Dalam Wayang. Semarang: Dahara Prize.
Soelardi., R.M.(1953).Gambar Princening Ringgit Purwa.Jakarta : Balai Pustaka.
Soetarno dan Sarwanto. (2010).Wayang Kulit dan Perkembangannya.Solo: ISI Press
Sri Mulyono. (1975).Wayang, Asal-usul, Filsafat, dan Masa Depannya.Jakarta: Gunung Agung.
---------------. (1974). Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang.Jakarta: Gunung Mas.
Sunarto. (2009). Wayang Kulit Purwa dalam Pandangan Sosial Budaya.Yogyakarta:Arindo Nusa Media.
----------.(2012). Panakawan Yogyakarta.Yogyakarta : BP ISI Yogyakarta.
----------. (2012). Panakawan Wayang Kulit Purwa: Asal-usul dan Konsep Perwujudannya. Panggung, 22 (3), 242-255.
Suseno, Frans Magnes.(1995).Wayang dan Panggilan Manusia Jawa.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Suyanto, (2013).Pertunjukan Wayang sebagai Salah Satu Bentuk Ruang Mediasi Pendidikan Budi Pekerti. Panggung, 23 (1), 1-108
Tuti Sumukti. (2005). Semar Dunia Batin Orang Jawa.Yogyakarta : Galang Pers.
Wispra, Ki. (1955}.Wayang Panakawan.Majalah Pedhalangan Pandjangmas. III, No 10, 22 November, hal 19.
Wispra, Ki.(1956), Wayang Panakawan.Majalah Pedhalangan Pandjangmas, IV, No 1, 31 Januari, hal 13-14.
Yudhaningrat., GBPH, Wayang: Tontonan, Tuntunan, Tatanan.docx-Dinas Kebudayaan DIYwww.tasteofjogja.org>resources>artikel diunduh 4 maret 2019
Zarkasi, Effendi. (1996). Unsur-Unsur Islam Dalam Pewayangan Telaah Terhadap Penghargaan Walisanga terhadap Wayang Untuk Media dakwah Islam. Solo: Yayasan Mardikintoko
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.