Estetika Lagu Rincik-rincik dalam Pertunjukan Ronggeng Tayub
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1050Abstract
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini menjelaskan estetika musikal dalam pertunjukan Ronggeng Tayub, khususnya lagu Rincik-rincik yang dalam sajiannya terdapat perpaduan garap musikal karawitan Sunda dan karawitan Jawa (Banyumasan). Ronggeng Tayub merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat di Kabupaten Ciamis dan sekitarnya. Penelaahan dilakukan melalui kajian teknik tabuhan, repertoar lagu, syair lagu, serta menelaah relasi masyarakat dengan seni karawitan dalam kaitannya dengan pertunjukan Ronggeng Tayub di wilayah perbatasan Ciamis-Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif analisis kualitatif. Teknik mengumpulkan data dilakukan melalui observasi lapangan yang didukung dengan wawancara dan perekaman kejadian guna mendapatkan validitas data yang lebih utuh dan menyeluruh. Sajian gending dalam lagu ini menghadirkan kesan kesedarhanaan yang mencerminkan konsep hidup masyarakat pendukungnya. Ronggeng Tayub memiliki bentuk pertunjukan yang sangat merakyat, menyatu, dan komunikatif dengan penontonnya. Lagu Rincik-rincik termasuk pada lagu “pesanan” dari penonton, sajian gendingnya khas, unik, dan dinamis dengan iringan instrumen gamelan salendro yang relatif sederhana.
Kata Kunci: estetika musikal, rincik-rincik, ronggeng tayub, kesenian rakyat
Abstract
The purpose of this study is to explain the musical aesthetic of the Ronggeng Tayub performance, especially the Rincik-rincik song, which combines Sundanese and Java musical instruments (Banyumasan). Ronggeng Tayub is folk art in District Ciamis and surrounding. The study of Rincik-rincik song includes percussion techniques, song repertoire, song poetry, and the relationship between the community and the Ronggeng Tayub. This study uses a qualitative descriptive-analytical method. The techniques used in this study are observation, interview, and recording in order to obtain a more complete and comprehensive data validity. The performance of gending in Ronggeng Tayub presents the impression of simplicity, reflecting the concept of the life of the people. Ronggeng Tayub has a simple form of performance, blending, and communicative with the audience. Rincik-rincik is one of “special request” song from its audience, by which its gending is unique and dynamic, accompanied by a simple gamelan slendro.
Keywords: aesthetic, rincik-rincik, ronggeng tayub, artfolks
References
Anastasya, R. P. (2018). Tari Kulu-kulu dalam Kesenian Jae Grup
Turonggo Seni Budoyo Desa Sidamulya Kecamatan Ciemas Kab. Sukabumi. Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Caturwati, E. (2006). Perempuan & Ronggéng (Di Tatar Sunda Telaahan Sejarah Budaya). Bandung: Pusat Kajian Lintas Budaya & Pembangunan Berkelanjutan.
Djelantik. (2001). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia).
Gie, T. L. (1976). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: UGM.
Herdini, H. (2014). Konteks Karawitan Tradisi, sEstetika Karawitan Tradisi, Perkembangan Karya Inovasi Karawitan Sunda Tahun 1920-2008. Bandung: Sunan Ambu Press.
Kartawi, D. (2016). Gending-Gending Banyumas. Solo: Jurusan Karawitan ISI Surakarta.
Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Koentjaraningrat. (2007). Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: UI Press.
Lubis, N. H., & Darsa, U. A. (2015). Perkembangan Ronggeng Sebagai Seni Tradisi di Kabupaten Pangandaran. Jurnal Panggung, Vol 25(No 1).
Nasrullah, J. (2015). Sosiologi Pedesaan. Bandung: Pustaka Setia.
Nicholas, A., & Longhurst, B. (1998). Audiensces. London: SAGE Publications.
Slamet, S. T. (2005). Pendekatan Sosiologis dalam Penelitian Karawitan, Menimbang Pendekatan & Pengkajian Musik Nusantara. Surakarta: ISI Press.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sujana, A. (2002). Tayub (Kalangenan Menak Priangan). Bandung: STSI Press Bandung.
Sujansa, A. (2012). Pergeseran Fungsi dan Bentuk Ronggéng di Jawa Barat. Jurnal Seni & Budaya Panggung, Vol 22(No 1), Hal 108-121.
Supanggah, R. (2009). Bothekan Karawitan II. Surakarta: ISI Press.
Waridi. (2005). Menimbang Pendekatan (Pengkajian & Penciptaan Musik Nusantara). Surakarta: Jurusan Karawitan STSI Surakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.