Reinterpretasi Monumen Bagindo Aziz Chan Karya Arby Samah dalam Ikonografi Erwin Panofsky

Rica Rian, Suryanti Suryanti

Abstract


ABSTRACT
Research was entered to trace the Bagindo Aziz Chan monument by Arby Samah trough the iconographic
approach put forward by Erwin Panofsky, as well as to uncover the reason for the contruction of the
monument. The research uses qualitative methods of observation interviews and document.
The figure Arby Samah described in the “Bagindo Aziz Chan Monument” is indeed a Bagindo figure,
which was made using cement plaster technique, making the work began in 1973 by Arby Samah. Reliefs
made in the foundation of the statue tells the sequence of event killed Bagindo Aziz Chan. The use of
the realist style found by the author on the Bagindo Aziz Chan monument although the cultivation of
the statue still looks tough, but the delivery of the sign on the statue is the hope and ideals of Bagindo
Aziz Chan during his leadership as mayor of Padang is clearly depicted. The making of the statue uses a
cement plaster which is a technique commonly technique. Used by sculpture artists in the 1970s. In 2005
Bagindo Aziz Chan was awarded as a national hero from west Sumatera by the central government, and
also on July 19 the people of Padang commemorated the day of death of Bagindo Aziz Chan which was a
tribute to the leader of Padang. And also the name Bagindo Aziz Chan has been enshrined as the name of
a street and a building in the city of Padang.
Keywords: Bagindo Aziz Chan Monument, Iconographic, Erwin Panofsky.
ABSTRAK
Penelitian dimaksudkan untuk menelusuri monumen Bagindo Aziz Chan karya Arby Samah
melalui pendekatan ikonografi yang dikemukakan oleh Erwin Panofsky, serta mengungkap
alasan dibangunnya monumen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara dan dokumen.
Tokoh yang digambarkan Arby Samah pada karya “Monumen Bagindo Aziz Chan” ini memang
sosok Bagindo Aziz Chan, yang dibuat memakai teknik plaster semen, pembuatan karya tersebut
selesai mulai dilakukan pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1973 yang dibuat oleh Arby
Samah. Relief yang dibuat pada landasan patung menceritakan urutan peristiwa terbunuhnya
Bagindo Aziz Chan. Pemakaian gaya realis yang didapati penulis pada monumen Bagindo
Aziz Chan walaupun penggarapan patung tersebut masih terlihat kasar, namun penyampaian
tanda pada patung tersebut merupakan harapan dan cita-cita Bagindo Aziz Chan selama
kepemimpinannya sebagai wali kota Padang tergambarkan dengan jelas. Pembuatan patung
tersebut menggunakan teknik plaster semen yang merupakan teknik yang umum dipakai oleh
seniman patung pada tahun 1970-an. Pada tahun 2005 Bagindo Aziz Chan dianugrahi sebagai
pahlawan nasional asal Sumatera Barat oleh pemerintah pusat, dan juga pada tanggal 19 Juli
masyarakat kota Padang memperingati hari wafatnya Bagindo Aziz Chan yang merupakan
penghormatan kepada pemimpin kota Padang yang tegas dan berani tersebut. Dan juga nama
Bagindo Aziz Chan sudah diabadikan sebagai nama jalan dan gedung di kota Padang.
Kata Kunci: Monumen Bagindo Aziz Chan, Ikonografi Erwin Panofsky


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Daftar Pustaka

Arifin, Drs. Djauhar. (1985), Sejarah Seni Rupa.

CV ROSDA Bandung.

Budiman, Kris. (2004), Jejaring Tanda-

Tanda, Strukturalisme dan Semiotik

dalam Kritik Kebudayaan. Magelang.

Indonesiatera.

Feldman, Edmund Burke. (1967), Art As Image

And Idea, Prentice-Hall, New Jersey.

Holt, Claire. (2000), Melacak Jejak

Perkembangan Seni Di Indonesia,

(terjemahan). Bandung. Artiline.

Kartodirdjo, Sartono. (1993), Pendekatan Ilmu

Sosial Dalam Metodologi Sejarah,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

KS, Kasman.(1995), Islam dan Kesenian,

Jabrohim dan Berlian, Saudi,

(ed), Majelis K e b u d a y a a n

Muhammadiyah Universitas

Ahmad Dahlan, Lembaga

Litbang PP M u h a m m a d i y a h ,

Yogyakarta

Marianto, M. Dwi. (2006), Seni Kritik Seni.

Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.

Panofsky, Erwin. (1995), Meaning in The

Visual Art, The University of Chicago

Press, Chicago.

Arifin, Toto, Sugiarto. Monumen Masa

Pemerintahan Orde Lama di Jakarta:

Representasi Visual Nasionalisme

Soekarno. Jurnal Panggung Vol.24

No.2 Juni 2014, STSI Bandung.

M. Agus Burhan. Lukisan Ivan Sagita

“Makasih Kollwitz” (2005) dalam

Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia:

Tinjauan Ikonografi dan Ikonologi.

Jurnal Panggung Vol. 25 No. 1 Maret

, ISBI Bandung.

Majalah dan Koran

Hadi, Wisran. (13 September 1996), Arby

Samah Membangkit Batang Tarandam

Untuk di Patungkan Kembali, Haluan.

Tesis

Erfahmi. (2007), Seni Patung Sumatera Barat

Dari Ramudin Sampai Lisa Widiati.

Tesis ISI, Yogyakarta.

Wawancara

Arby Samah, (84 tahun) pematung, wawancara

tanggal 12 agustus 2014 di rumahnya,

jalan Parak Karakah kota Padang.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1140

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021