Tradisi Tinilo Pa’ita dalam Kehidupan Masyarakat Gorontalo

Vita Alfanikmah, Zulkarnain Mistortoify

Abstract


ABSTRACT
This paper aims to find out the form of the tradition of tinilo pa’ita present at the ceremony commemorating
the 40th day of someone’s death because currently the tradition of tinilo pa’ita is fairly difficult to find in
its community. This study uses qualitative research methods using an ethnographic approach by Spradley
to understand a culture from the point of view of their owners of culture. Tinilo pa’ita is a tradition in
the form of chants. Tinilo Pa’ita is present in the tradition of wopato pulu huyi. This song contains
an apology for the person who has died, advice to the family left behind to remain patient and sincere,
advice to the other peolple who is left to always remember death and always carry out the religious orders
adopted by the community, namely Islam. In its implementation, tinilo pa’ita attended several stages
of the wopato pulu huyi ceremony. The presence of tinilo pa’ita in Gorontalo society can only be found
during the wopato pulu huyi because, the community believes this song can only be sung when it is side
by side with the tomb that will be delivered to the tomb. Until now the tradition of tinilo pa’ita is still
being carried out even though it is only in certain areas.
Keywords: Oral Tradition, Tinilo Pa’ita, Funeral ceremony
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tradisi tinilo pa’ita yang hadir dalam upacara
peringatan hari ke 40 kematian seseorang sebab saat ini tradisi tinilo pa’ita terbilang cukup
sulit untuk dijumpai dalam masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi oleh Spradley untuk memahami sebuah
kebudayaan dari sudut pandang mereka pemilik kebudayaan. Tinilo pa’ita merupakan sebuah
tradisi yang berbentuk lantunan nyanyian. Tinilo Pa’ita hadir dalam tradisi wopato pulu huyi.
Nyanyian ini berisi permohonan maaf atas orang yang telah meninggal, nasihat kepada keluarga
yang ditinggalkan agar tetap sabar dan ikhlas, nasehat kepada handaitaulan yang ditinggalkan
untuk selalu mengingat kematian dan senantiasa menjalankan perintah agama yang dianut
oleh masyarakat yakni agama Islam. Dalam pelaksanaanya, tinilo pa’ita hadir dalam beberapa
tahapan pelaksanaan upacara wopato pulu huyi. Kehadiran tinilo pa’ita dalam masyarakat
Gorontalo hanya dapat dijumpai saat wopato pulu huyi sebab, masyarakat percaya nyanyian
ini hanya bisa dilantunkan pada saat berdampingan dengan nisan yang akan diantarkan ke
makam. Hingga saat ini tradisi tinilo pa’ita masih terus dilaksanakan meskipun hanya pada
daerah-daerah tertentu saja.
Kata Kunci: Tradisi Lisan, Tinilo Pa’ita, Upacara Pemakaman


Full Text:

PDF DOWNLOAD

References


Baruadi, Kamin, dkk. (2019). Sejarah

Kebudayaan Indoensia. Gorontaalo.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Provinsi

Gorontalo.

Botutihe, Medi dan Daulima, Parha. (2003).

Tata upacara adat Gorontalo (dari

upacara adat kelahiran, perkawinan,

penyambutantamu, penobatan dan

pemberian gelar adat sampai upacara

adat pemakaman).

Didipu, Herman. (2011). Sastra Daerah Konsep

Dasar, Penelitian, danPengkajiannya.

Gorontalo: Ideas Publishing.

Duija, I Nengah. (2005). Tradisi LIsan, Naskah,

dan Sejarah : Sebuah Catatan Politik

Kebudayaan. Wacana. 7 (2), 111-124 Hastanto, Sri. (2005). Musik Tradisi Nusantara

: Musik-Musik yang Belum Banyak

Dikenal. Jakarta : Kementrian

Kebudayaan dan Pariwisata

Herawati, Yanti. (2016). Seni Pertunujan dan

Ritual. Yogyakarta : Penerbit Ombak,

Hidayat, Ferry. (2010). Antropologi Sakral

: Revitalisasi Tradisi Metafisik

Masyarakat Indigenous Indonesia.

Ciputat : Institute for Perennial Studies

Press.

Hinta, Ellyana G. (2005). Tinilo Paita Naskah

Puisi Gorontalo: Sebuah Kajian

Filologis. Jakarta : Jembatan Merah

Idham. 2011. “Pohutu Molalungo(Sinergitas

Adat dan Syariat Dalam

Penyelenggaraan Acara Adat

Pemakaman di Pohala ‘a Gorontalo,

Indonesia)”. Jurnal Al-Qalam Vol.

240-250

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Nothingham, Elizabeth K. (1985). Agama Dan

Masyarakat, Suatu Pengantar Sosiologi

Agama. Jakarta : Rajawali

Pateda, Mansoer, Nani Tuloli. (1984).Bahan

Kajian Seminar Adat Gorontalo(Aspek

Penobatan, Penyambutan

Tamu,Perkawinan, Kematian).

Gorontalo : Perc. CV Limboto.

Pateda, Mansoer. (2001). Kamus Bahasa

Gorontalo-Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Purba, Mauly. (2014). Musik Tiup dan Upacara

Adat : Kasus Pengayaan Identitas

Kebudayaan Musik pada Masayarakat

Batak Toba di Kota Medan. Panggung

(3). 258-274

Spradley, James P. (2006). Metode Etnografi.

Yogyakarta : Tiara Wacana

Sumitri, Ni Wayan. (2016). Tradisi Lisan Vera:

Jendela Bahasa, Sastra, dan Budaya

Etnik Rongga. Jakarta : Yayasan

Pustaka Obor Indonesia

Tuloli, Nani. (1983). Nilai-nilai Budaya dalam

Sastra Gorontalo : suatu Orientasi

Sastra dan Filologi. Pidato Ilmiah

pada Dies Natalis XXX FKIP Unsrat

Gorontalo.

__________. (2003). Puisi Lisan Gorontalo.

Jakarta : Pusat bahasa

Wildan, Asep Dadan dan Irwandi Moh.

Dulkiah. (2019). Pemaknaan dan Nilai

dalam Upacara Adat Maras Taun di

Kabupaten




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1143

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021