Representasi Nilai Kosmologi Pada Wujud Lokal Bangunan Hunian Bali Aga
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v26i4.209Abstract
ABSTRACT
Â
Bali Aga architecture is the second oldest architecture in Bali lasted the 8th to 13th century which there were two important events that brought acculturation impact: the arrival of Resi Markandeya came from India who brought Budha Mahayana belief and Empu Kuturan came from East Java who brought Hindu belief. Before those, Bali Aga community had a cosmological ideology as their belief and still visible in every thought, behavior and artifacts including their housing.
This qualitative research is performed uses ethnography method to be able to trace the representa- tion of cosmological ideology, especially in the form of local housing. The result of this study describes some cosmological ideologies of community in each Bali Aga villages cannot regarded as the same be- cause it influenced by each local wisdom. However, the diversity has the same value, idea and purpose to put the universe as the main orientation. Bali Aga community’s submission to the universe makes their housing are able to survive with their identity until now.
Â
Keywords: Bali Aga, cosmology, housing, ethnography
Â
Â
Â
Â
Â
ABSTRAK
Â
Arsitektur Bali Aga merupakan arsitektur tertua kedua di Bali yang masa kemunculannya meliputi kurun waktu abad ke-8 s.d 13, dimana terdapat dua peristiwa akulturasi penting yaitu kedatangan Resi Markandeya dari India yang membawa ajaran Budha Mahayana dan Empu Kuturan dari Jawa Timur yang membawa ajaran Hindu. Sebelum masuknya kedua budaya tersebut, masyarakat Bali Aga memiliki pandangan kosmologi sebagai anutan kepercayaan yang masih terlihat hingga kini dalam setiap pemikiran, perilaku dan artefak bangunan huni- annya.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi untuk dapat menelusuri representasi pandangan kosmologi masyarakat, khususnya dalam wujud lokal bangunan huniannya. Hasil penelitian ini menjelaskan beberapa pandangan kosmologi di desa-desa Bali Aga ternyata tidak dapat dianggap sama karena sangat dipengaruhi masing- masing local wisdom. Namun keberagaman tersebut tetap mengandung nilai, maksud dan tu- juan yang sama dengan menjadikan alam semesta sebagai orientasi yang utama. Keberserahan diri masyarakat Bali Aga kepada alam semesta ini menjadikan bangunan huniannya mampu bertahan dengan identitasnya hingga kini.
Â
Kata kunci: Bali Aga, kosmologi, bangunan hunian, etnografi
References
A.A. Gde Rai Remawa, dkk
Studi Desain Interior Rumah Tinggal Tradisional Bali Age (Bali Pegunungan). Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar
Arrafiani
Rumah Etnik Bali. Depok: Griya Kreasi
Davison, Julian
Introduction to Balinese Architecture.
Singapore: Periplus
Ida Ayu Dyah Maharani
Pengembangan dan Penataan Permuki- man di Desa Pinggan. Bali: Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana
I Wayan Ardika, dkk
Sejarah Bali dari Prasejarah Hingga Mo- dern. Denpasar: Udayana University Press
I Wayan Runa
Sistem Spasial Desa Pegunungan di Bali dalam Perspektif Sosial Budaya. Yogya- karta: Program Doktor, Universitas Gadjah Mada
I Wayan Runa
Rumah Tinggal Desa Tenganan Pegring- singan. Bali: Fakultas Teknik, Univer- sitas Warmadewa
I Wayan Yuda Manik
Pengaruh Demografi, Gaya Hidup dan Aktifitas Terhadap Transformasi Tipo- Morfologi Hunian Tradisional di Desa Bayung Gede, Bali. Bandung: Program Pascasarjana Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
Marcus Gartiwa
Morfologi Bangunan dalam Konteks Ke- budayaan. Bandung: Penerbit Muara Indah
Putu Suryalaga
Penataan Desa Adat Tenganan Pegring-
singan, Karangasem. Bali: Program
Studi Arsitektur, Universitas Udayana
Reuter, Thomas A.
Custodians of The Sacred Mountains (Budaya dan Masyarakat di Pegunung- an Bali). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wahid dkk
Teori Arsitektur Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat dan Timur. Yog- yakarta: Graha Ilmu
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.