The Symbolic Meanings of Toraja Carving Motifs
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v27i3.280Abstract
ABSTRACT
The study on the symbolic meaning of the Toraja ornamental design was conducted in a traditional wood-carver community at Tonga, Kesu District of North-Toraja Regency. The study question was stimulated by the fact that, nowadays, there are no more wood-carver teachers with tomanarang status (expert in Toraja culture) at Tonga and surrounding areas as there were happened in the past. The method of this study was survey by using indept-interviews technique. The interview was conducted with the traditional wood-carvers at Tonga. The result of study explained that the traditional wood-carvers at Tonga have a meager understanding on the symbolic meaning of the Toraja ornamental-designs. This lack of understanding is caused by the traditional wood-carvers’ view that it is not neccessary to understand the symbolic meaning of the toraja ornamental designs. For them, technical skills in wood-carving are more important to be mastered. The results of the research indicate the occurence of value orientation changes of Toraja wood-carvers.
Key words: Wood-carving, symbolic meanings, Toraja ornamental design.
ABSTRAK
Penelitian makna simbolik motif hias ukir Toraja ini dilaksanakan di sebuah komunitas pengukir-kayu tradisional di Tonga Kecamatan Kesu Kabupaten Toraja-Utara.Pertanyaan penelitian dipicu oleh kenyataan tidak adanya lagi pengukir-kayu yang berstatus tomanarang(ahli ukir dan sekaligus ahli budaya Toraja) di Tonga dan daerah sekitarnya yang berfungsi sebagai guru-ukir sebagaimana yang terjadi pada masa lalu. Metode penelitian ini adalah survey dengan menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap pengukir-kayu tradisional Toraja yang bermukim di Tonga. Hasil penelitian ini menjelaskan para pengukir-kayu tradisional di Tonga memiliki pemahaman yang amat kurang terhadap makna simbolik dari motif-hias ukir-kayu tradisional Toraja. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh karena pengukir menganggap tidak perlu memahami makna simbolik tersebut. Bagi mereka, yang perlu dimiliki adalah kemampuan teknis dalam membuat ukiran-kayu. Temuan penelitian ini menunjukkan telah terjadinya perubahan orientasi nilai dari pengukir-kayu tradisional Toraja.
Kata kunci: Seni ukir-kayu, makna simbolik, motif hias Toraja
References
Adam, Kathleen M.
“More Than an Ethnic Marker: Toraja Art as IdentityNegotiator,” dalam American Ethnologists 25 No. 3 hal 327-351.
I Wayan Dibia.
“Sekularisasi Nilai-Nilai Budaya Bali dalam Seni Pertunjukan Wisata” dalam jurnal ilmiah seni dan budaya Panggung Vol. 20 No. 1 Januari-Maret. Bandung: STSI Bandung.
Mithen dan Onesimus.
“Arsitektur Tradisional Toraja MerupakanEkspresi dariAluk Todolo” dalam jurnal Penelitian Enjiniring Vol 9 No. 3 September-Desember 2003 hal 300-308. Makassar: Unhas.
Muhammad Saleh Husain
Ragam Hias sebagai Media Komunikasi Simbolikdalam Struktur Masyarakat Toraja. Tesis tidak dipublikasikan. Bandung: Unpad.
Rizal Muslimin
“Decoding Passura’: Representing the IndigenousVisualMessages Underlying Traditional Icons with Descriptive Grammar.” dalam Open Systems: Proceeding of the 18th International Conference on Computer-Aided Architectural Design Research in Asia. (ed) R. Stoufs dkk. Hongkong-Singapore: CAADRIA-CASA.
Sandra, Jaida nha
“From You Toradja to We Toraya: Ethnicity in the Making”dalam Explorations in Southeast Asian Studies: A Journal of the SoutheastAsian Studies Student Association. Vol No. 2, Spring 1998. Hawaii: Cseas.
Sofyan Salam. Muh Saleh Husain, dan Tangsi.
“Pendidikan SeniKerajinan-Ukir di Kete’ Kesu Kabupaten Toraja-Utara” dalam Konstelasi Kebudayaan Indonesia 1. (ed) Anik Juwariah & Prima Vidya Asteria. Surabaya: Bintang Surabaya.
Stanislaus Sandarupa.
“Kebudayaan Toraja Modal bangsa, MilikDunia”dalam Jurnal Sosiohumaniora Vol 16 No. 1 Maret 2014 hal 1-9. Bandung: Unpad.
Tandilingtin.
Toraja dan Kebudayaannya. Makassar: Lembaga Kajiandan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan.
UNESCO.
Evaluation of Cultural Properties. Paris: International Councilon Monuments and Sites (Icomos).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.