Dekonstruksi Tari Bedhaya Murbeng Rat dalam Seni Pertunjukan Tari Bedhaya
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v34i4.3582Keywords:
Dekonstruksi, Seni Pertunjukan, Tari Bedhaya Murbeng RatAbstract
Riset ini penting untuk diungkap dan dibahas karena perubahan merupakan sebuah peristiwa yang berjalan bagai cakra manggilingan yang tidak dapat ditahan dan terjadi. Perubahan itu penting dan sangat dibutuhkan dalam menjaga, melestarikan serta mengembangkan kehidupan seni pertunjukan. Tujuan studi dekonstruksi Bedhaya Murbeng Rat dalam seni pertunjukan Bedhaya ini untuk menciptakan suatu dinamika dalam seni pertunjukan dengan mengubah seni yang monoton ke seni kreatif yang terbuka. Artikel penelitian ini mendasarkan pada penelitian kualitatif. Jenis data dan sumber data serta informasi secara dominan didapat dari: Festival Bedhayan 2023, "Catur Sagotra" 2022, Sindhenan Gaya Surakarta (2005), Bothekan Karawitan II: Garap (2009), Sejarah dan Sakralitas Tari Bedhaya Ketawang (2022, 2023). Pertunjukan Bedhaya Ketawang pada acara Jumenengan (2023). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi dokumen. Semua data yang telah dikumpulkan, diklasifikasi, diolah dan dianalisis dengan metode trianggulasi. Riset ini menemukan bahwa penelitian dekonstruksi Bedhaya Murbeng Rat dalam seni pertunjukan, menemukan kebaruan ekspresi estetik seni yang kreatif dan terbuka. Perubahannya menciptakan suatu dinamika seni pertunjukan dengan mengubah seni yang monoton ke seni kreatif yang terbuka. Untuk itu riset ini harapannya memicu peneliti berikutnya, membahas lebih tajam dan mendalam dengan penambahan dan membuka pengembangan teknik studinya. Kata kunci: dekonstruksi, seni pertunjukan, tari Bedhaya Murbeng Rat.
References
Alhaq, M., & Agustin, S. A. (2020). Perancangan Cerita, Boneka Karakter dan Environment untuk Serial Teater Boneka “Tangkupet” dengan Mengangkat Unsur Identitas Lokal InodonesiaPerancangan Cerita, Boneka Karakter dan Environment untuk Serial Teater Boneka “Tangkupet” dengan Mengangkat Unsur. Jurnal Sains Dan Seni ITS. https://doi.org/10.12962/j23373520.v9i1.51985
Aliyev, A. (2021). The Novel as a Performing Art. Philosophia, 49(3), 941–955. https://doi.org/10.1007/s11406-020-00277-4
Anggraini, N. T., Aryono, A. M., & Aryono, A. M. (2023, January 8). Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral Keraton Solo yang Tetap Lestari. Solopos Soloraya.
Apriyani, D., Dhermawan, R. B., & Simanjuntak, G. (2023, February 17). Bedhaya Ketawang, tarian sakral Keraton Surakarta. Antara.
Bernardi, S. (2021). Cultural mediation as a solution to cultural access and participation challenges in performing arts centers. Loisir et Société / Society and Leisure, 44(3), 330–344. https://doi.org/10.1080/07053436.2021.1999083
Chairiyani, R. P. (2021, January 8). Tarian Bedhaya Ketawang: Refleksi Sebuah Mitos. Binus University. https://binus.ac.id/character-building/2021/01/tarian-bedhaya-ketawang-refleksi-sebuah-mitos/
Derrida, J. (2021). A Conversation with Jacques Derrida, With a New Introduction (J. D. Caputo, Ed.). Fordham University Press. https://doi.org/10.2307/j.ctv1198zt6
Dewi, N. K. (2001). Tari Bedhaya Ketawang Legitimasi Kekuasaan Raja Surakarta (The Legitimization of Power the King of Surakarta in the Bedhaya Ketawang Dance. https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://journal.unnes.ac.id/nju/harmonia/article/viewFile/859/792
Jamaludin, TF, B. A., & Utami. (2024). Kajian Estetika Simbolik Mihrab Masjid Raya Al Jabbar Bandung. Panggung, 34(2). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v34i2.3469
Kang, I. (2018). Dance of Intangible Cultural Property Based on Performing Arts Component. Journal of Namdo Folklore, 37, 7–29. https://doi.org/10.46247/NF.37.1
Komander, V., & König, A. (2024). Organizations on stage: organizational research and the performing arts. Management Review Quarterly, 74(1), 303–352. https://doi.org/10.1007/s11301-022-00301-9
Kraton Jogja. (2022). Pementasan Catur Sagatra 2022: Bedhaya Mintaraga. Https://Www.Youtube.Com/Watch?V=N-FN9xagUVY.
Lainufar, I. R. (2022, December 28). Tari Bedhaya Ketawang: Sejarah, Makna, Pelaksanaan, dan Gerakan. INews.Id.
Marinis, M. De. (1993). The_Semiotics_of_Performance. In Indiana University Press. Indiana University Press.
Maryono. (2012). Analisa_tari. In ISI Press Solo. ISI Press.
Munro, T. (2007). Estetika_Timur. In H. B. Sutopo (Ed.), Alumni Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), 2007. Alumni Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).
Opara, S. C., Stanton, P., & Wahed, W. (2019a). For love or money: human resource management in the performing arts. Employee Relations, 41(6), 1451–1466. https://doi.org/10.1108/ER-05-2018-0128
Opara, S. C., Stanton, P., & Wahed, W. (2019b). For love or money: human resource management in the performing arts. Employee Relations: The International Journal, 41(6), 1451–1466. https://doi.org/10.1108/ER-05-2018-0128
Parker, D. W. (1980). Dasar-dasar estetik.
Prakosa, R. D. (2023). PANJI DALAM TRADISI SENI PERTUNJUKAN: Alih Estetika dari Keraton Merasuki Estetika Kerakyatan. Panggung, 33(4), 519–538. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v33i4.2917
Prihatini, N. S. (2023). Otoritas Estetik pada Pertunjukan Seni Tari sebagai Representasi Kreativitas Seniman Pelaku (Studi Kasus Tari Dolalak di Kabupaten Purworejo). Panggung, 33(1), 28–40. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v33i1.2474
Purnamasari, W. (2023, August 23). Sudah Tahu Sejarah Tari Bedhaya Ketawang? Pikiran Rakyat.
Rahman, N. V., & Aruan, E. M. (2019). Performing Art and Culture Center Hamdan. International Journal of Architecture and Urbanism, 3(3), 342–350. https://doi.org/10.32734/ijau.v3i3.3750
Setyaningrum, P. (2022, January 5). Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral Kenaikan Tahta Raja Kasunanan Surakarta. Kompas.Com.
Siregar, M. (2019). Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida. Journal of Urban Sociology, 2(1), 65–75. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30742/jus.v2i1.611
Sumiati, L. (2020). Kreativitas Tari Yudawiyata. Panggung, 30(1), 143–162. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1137
Utami, A. S., & Akbar Al Masjid. (2021). Kesenian Tari Bedhaya Ketawang Sebagai Kesenian Tradisional Indonesia. Dinamika Sosial Budaya, 23(2), 190–201. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/jdsb.v23i2.3475
Wijayanti, R., Kelik, Y., & Yunaida, I. (2023, September 2). Bedhaya Ketawang: Induk Semua Tari Jawa. Kajian: Artikel Riset Museum Ullen Sentalu Tentang Jawa Dan Nusantara.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2024 Maryono -, Budi Setiyastuti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.