Kesempurnaan Wong Menak dalam Wayang Sasak
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v28i3.471Abstract
Abstract
The problem discussed in this article is the values of perfection in the main character of Jayengrana in Wong Menak story of Wayang Sasak in its relation to other figures in the puppet. To explore this issue, the analysis method used is Roland Barthes’ semiotic perspective. Data were collected from interviews and literature study. After applying the stages of semiotic analysis, which is based on 5 codes of Roland Barthes’ semiotics (i. e. hermeneutic, connotation, symbolic, proaretic, and cultural codes), it can be concluded that the perfection of Wong Menak story lies on the glory of himself as wong menak as represented through the his nicknames which prevails on every journey of life. This is because of his ability to manage the five characters that exist in companions and manifest themselves in wong menak itself.
Keywords: perfection, wong menak, puppet sasak.
Abstrak
Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah tentang nilai kesempurnaan yang dimiliki oleh tokoh utama Jayengrana dalam Wong Menak di dalam Wayang Sasak yang dikaitkan dengan tokoh-tokoh lainnya dalam wayang tersebut. Untuk mengupas persoalan tersebut, metode analisis yang digunakan adalah semiotika perspektif Roland Barthes. Data yang dianalisis adalah data dari hasil wawancara dan studi pustaka. Setelah melewati tahapan analisis semiotika yang berlandaskan pada lima kode Roland Barthes (yaitu kode hermeneutik, konotatif, simbolik, proaretik, dan kode kultural), dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kesempurnaan Wong Menak terletak pada kejayaan dirinya sebagai wong menak yang direpresentasikan lewat nama-nama julukan yang disandangnya, sehingga senantiasa berjaya pada setiap perjalanan kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya mengelola kelima karakter yang ada pada diri sahabat-sahabatnya dan menyatu dalam diri wong menak itu sendiri.
Kata kunci: kesempurnaan, wong menak, wayang sasak
References
Barthes, R. (1990). S/Z. Diterjemahkan oleh Richard Miller dari S/Z. Oxford: Basil Blackwell Ltd.
------------. (2007). L’aventure Sémiologique diterjemahkan oleh Stephanus Aswa Herwinarko. Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
------------. (2011). Mythologies diterjemahkan dari oleh Nurhadi dan A. Sihabul Millah. Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Riyanto, B. & Mataram. S. (2018). Perkembangan Wayang Alternatif di Bawah Hegemoni Wayang Kulit Purwa. Panggung, 28 (1), 1 – 15.
Cahya. (2016). Nilai, Makna, dan Simbol dalam Pertunjukan Wayang Golek Sebagai Representasi Media Pendidikan Budi Pekerti. Panggung, 26 (2), 117- 127.
Darmoatmojo, S. (1989). Gunungan dan Studi Lingkungan Hidup. Gatra, 22/IV.
Depdikbud NTB. (1993). Deskripsi Wayang Kulit Sasak Daerah Nusa Tenggara Barat, Proyek Pembinaan Kesenian Nusa Tenggara Barat 1992/1993.
Harnish, D. D. (2003). Worlds of Wayang Sasak: Music, Performance, and Negotiations of Religion and Modernity. Asian Music, 34 (2), 91-120.
Nawawi, H. (1993). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Ernawi, I. S. (2009). Kearifan Lokal dalam Perspektif Penataan Ruang, dalam Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Kota. Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota.
Rusliana, I. (2016). Wayang Dalam Tari Sunda Gaya Priangan. Panggung, 26 (2), 151 – 165.
Budiman, K. (2005). Ikonisitas. Yogyakarta: Buku Baik.
Hambali, M. (2011). Resepsi Penonton Terhadap Wayang Haji Lalu Nasib, Gerung, Lombok Barat. Tesis S2. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Mukti, M. (2014). Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Lakon Cupu Manik Astagina Sajian "Dalang Enthus Susmono dalam Pandangan Tabligh: Relevansinya Terhadap Usaha Perbaikan Umat dan Pelestarian Wayang". Laporan Penelitian. Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Sevilla, C. G. (1993). An Introduction to Research Methods diterjemahkan dari oleh Alimuddin Tuwu. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Siti Khotiah, dkk. (2013) "Eksistensi Wayang Golek Langkung di Kota Jepara Sebagai Wujud Pengembangan Budaya Jawa." Laporan Penelitian. Hibah Bersaing DP3M Dikti Kemedikbud.
Sunardi, N. S. K. (2016). Pertunjukan Wayang Babad Nusantara: Wahana Pengajaran Nilai Kebangsaan Bagi Generasi Muda. Panggung, 26 (2), 195-207.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.