Nusantara Berdendang: Seremoni Multikulturalisme oleh Kabinet Kerja

Arief Rahman, Titis Srimuda Pitanav, Wakit Abdullah

Abstract


ABSTRACT

 

Following the 1945 Constitution, the state is obliged to preserve the arts and culture of Indonesia. Kabinet Kerja commemorating 88 Years of Sumpah Pemuda with Nusantara Berdendang show at Istana Merdeka on October 28, 2016. This study discussesa multiculturalism discourse presented in the performance based on the Cultural Studies paradigm with the support of Stuart Hall's representation theory and power theory of Foucault. The research usesa qualitative method with descriptive and interpretative analysis.The multiculturalism discourse is produced by the Kabinet Kerja through performing arts that appear in Nusantara Berdendang. Performing arts are used by the state as a tool to show diversity, as well as a unifying symbol. The state ceremony becomes a discursive area of multiculturalism to implement the unity and unity of Indonesia. Multiculturalism discourse is used to facilitate the success of the Nawacita program. The implication is that Indonesia's image is a bhinneka state, (2) a tolerant and peaceful image of Indonesia,and (3) obedience to the government authorities.

 

Keywords: multiculturalism, Kabinet Kerja, performing art, diversity, ethnicity

 

ABSTRAK

 

Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, negara berkewajiban memelihara kesenian dan kebudayaan Indonesia.Kabinet Kerja memperingati 88 Tahun Sumpah Pemuda dengan pergelaran Nusantara Berdendang di Istana Negara pada 28 Oktober 2016. Penelitian ini membaca diskursus multikulturalisme yang dihadirkan dalam pergelaran tersebut dengan paradigma Kajian Budaya dengan dukungan teori representasi Stuart Hall (2003)  dan teori kuasa/pengetahuan. Penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan interpretatif.Diskursus multikulturalisme diproduksi oleh Kabinet Kerja melalui seni pertunjukan yang tampil di Nusantara Berdendang.Seni pertunjukan digunakan oleh negara sebagai alat untuk menunjukkan keberagaman, sekaligus sebagai simbol pemersatu.Seremoni negara menjadi area diskursif multikulturalisme untuk merawat kesatuan dan persatuan Indonesia. Diskursus multikulturalisme dilakukan oleh Kabinet untuk memperlancar suksesnya program Nawacita. Implikasinya, citra Indonesia merupakan negara bineka, (2) citra Indonesia yang toleran dan damai, serta (3) kepatuhan pada penguasa pemerintahan.

 

Kata kunci: multikulturalisme, Kabinet Kerja, kesenian, keberagaman etnik


References


Anderson, B. (1991). Imagined Communities: Reflection on the Origin and Spread of Nationalism. Diterjemahkan Omi Intan Noami. 2002. Imagined Communities: Komunitas-komunitas Terbayang. Yogyakarta: INSIST dan Pustaka Pelajar.

Barker, C. (2000).Cultural Studies, Theory and Practice.Diterjemahkan oleh Nurhadi. 2016. Cultural Studies: Teori & Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Beng, T. S. (2012). Introduction: Representations in The Creative Arts of Southeast Asia, Negotiating Meanings and Identities. Wacana Seni Journal of Arts Discourse. Vol 11.1-17.

Foucault, M. (2013). Lectures on the Will to Know: Lectures at the College deFrance 1970–1971 and Oedipal Knowledge, Great Britain: Palgrave Macmillan.

Hall, S. (ed.). (2003). Representation, Great Britain: SAGE Publications and The Open University.

Hartley, J. (2010). Communication, Cultural, and Media Studies: The Key Concepts. Terjemahan Kartika Wijayanti. 2010. Communication, Cultural, and Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta: Jalasutra.

Indrayuda. (2013). Popularitas Tari Piring sebagai Identitas Budaya Minangkabau.Panggung, 23 (3), 270-280.

Jamilah. (2016). Pertunjukan Pajoge Makkunrai pada Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.Panggung, 26 (1), 35-47.

Jones, T. (2015). Culture, power, and authoritarianism in the Indonesia state: cultural policy across the twentieth century to the reform era. Terjemahan oleh Edisus Riyadi Terre. 2015. Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia: Kebijakan Budaya selama Abad ke-20 Hingga Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan KITLV Jakarta.

Pitana,T. S. (2014). Teori Sosial Kritis: Metode dan Aplikasinya, Purwokerto: STAIN Press.

Kutha-Ratna, N. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Salam, A. (2009). Politik Multikulturalisme Novel-novel Indonesia, Yogyakarta:Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Saukko, P. (2003). Doing Research in Cultural Studies: An Introduction to Classical and New Methodological

Approaches. London: SAGE Publications.

Shahab, Y. Z. (2004). Seni sebagai Ekspresi Eksistensi Tantangan Kebijakan Multikulturalisme.Jurnal Antropologi Indonesia, 75, 6-14.

Suparlan, P. (2002). Kesetaraan Warga dan Hak Budaya Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia.Jurnal Antropologi Indonesia, 6, 1-12.

Soedarsono, RM. (2001). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Soedarsono & Narawati, T. (2011). Dramatari di Indonesia, Kontinuitas dan Perubahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Parani, J. (2006). Intercultural Jakarta, Ambience of Betawi Theatre to Indonesian Theatre.Wacana Seni Journal of Arts Discourse,5, 43-68.

Website

Arismunandar, Aris. (2008). Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas. Diakses pada 3 Mei 2017 dari http://satrioarismunandar6.blogspot.co.id/2008/12/indonesia-dan-keindonesiaan-teks-dan.html.

Djumala, Darmansjah. (2012). Darmansjah Djumala: Soft Power untuk Konflik Papua. Diakses pada 11 November 2017 dari https://www.gatra.com/kolom-wawancara/8419-darmansjah-djumala-soft-power-untuk-konflik-papua.html.

Djumala, Darmansjah (2017). Dr. Darmansjah Djumala: Toleransi dan keberagaman kunci keberhasilan bangsa. Diakses pada 26 November 2017 dari http://www.unpad.ac.id/2017/10/duta-besar-darmansjah-djumala-indonesia-punya-etika-diplomasi/.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v28i4.709

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021