Augmented Reality Pasua Pa Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Seni Pertunjukan 4.0

Wanda Listiani, Sri Rustiyanti, Fani Dila Sari, IBG. Surya Peradantha

Abstract


Abstract

 

           The collaboration between art and technology of augmented reality (AR) has not been get attention in the field of Nusantara Performing Arts. On the other side, performances of traditional dance get hardly found in the era of smartphone technology which gets more sophisticated. Mostly all people either kids or adults own handphone which can be used as the media for learning performing arts. This research aims to develop AR technology as the alternative performing arts learning media 4.0 by digitalizing performing arts from Biak tribe, Papua; Cikeruhan Sunda peforming arts, and Guel Aceh performing arts. These combined performing arts name from Papua, Sunda, and Aceh is shortened into PASUA PA. The research method applied is experiment method and interaction based on pixel-cloud avatar AR virtual dance. The result of the study portrays the phases of creative process of designing PASUA PA AR performing arts and the real time synchronization between music, virtual dancer, and 4.0 performing art learners. 

 

Keywords: Augmented Reality, Papua-Sunda-Aceh, learning media, performing arts 4.0

 

Abstrak

 

           Kolaborasi antara seni dan teknologi augmented reality (AR) masih belum banyak dilakukan dalam seni pertunjukan nusantara. Di sisi lain, semakin langkanya pertunjukan tari tradisi di setiap daerah di Indonesia di antara perkembangan teknologi smartphone. Padahal hampir setiap orang, mulai anak-anak hingga dewasa memiliki handphone yang dapat digunakan sebagai medium pembelajaran seni pertunjukan. Penelitian ini mengembangkan teknologi AR sebagai media alternatif pembelajaran seni pertunjukan 4.0 dengan mendigitalisasi seni pertunjukan khas Suku Biak Papua, seni pertunjukan Cikeruhan Sunda, dan seni pertunjukan Guel Aceh. Seni Pertunjukan Papua, Sunda dan Aceh disingkat PASUA PA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dan interaksi berdasar pixel-cloud avatar penari virtual AR. Hasil penelitian ini menggambarkan tahapan proses kreatif pembuatan AR seni pertunjukan PASUA PA dan sinkronisasi real-time antara musik, penari virtual, dan pembelajar seni pertunjukan 4.0.

 

Kata kunci: Augmented Reality, Papua-Sunda-Aceh, Media Pembelajaran, Seni Pertunjukan 4.0

 


Full Text:

PDF

References


Borgdor?, H. (2005). The Debate on the Research in the Art. Amsterdam: Amsterdam School of Art.

Chiang, THC., SJH. Yang, and GJ. Hwang.

(2014). “An Augmented reality-based Mobile Learning System to Improve Students Learning Achievements and Motivations in Natural Science Inquary Activities”, Educational Technology & Society 17 (4), 352-365.

Caturwati, E. (2008). Tradisi sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung: Sunan Ambu Press.

Hilipito, M. Aswar K., Sugiarso, Brave A., Mamahit, Dringhuzen J. (2019). “Tarian Adat Kabela Daerah Bolaang M o ngondow dalam Kartu Augmented Reality”, Jurnal Teknik Informatika Universitas 14 (1), 35-41.

Khan, T., K. Johnston, and J. Ophoff. (2019). “The Impact of an Augmented Reality Application on Learning Moti- vation of Students”, Hindawi Advances in Human-Computer Interaction, 1-14.

Lee, K. (2012). Augmented reality in Education and Training”, TechTrends 56 (2) 13-17. Liliweri, A. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKIS.

Maryone, R. (2014). “Fungsi Makna dan Simbol Pada Karwar”, Jurnal Arkeologi Papua 6, (2), 143-151.

Meyer, H. (2009). Audience as a Participant in Performance Art. An Essay. Canada. Murgiyanto, S. (2004). Tradisi dan Inovasi.

Jakarta: Widya Sastra.

Piliang, YA. (2018). Medan Kreativitas: Memahami Dunia Gagasan. Yogyakarta: Cantrik Pustaka.

Puspitasari, D. G. (2015). “Film Sawung Kam- pret Karya Dwi Koendoro (Dwi Koen) dalam Perspektif Strukturalisme”. Panggung 25 (4), 16-29.

Rumansara, E. (2003). “Adat Papua: Wor dalam Lingkaran Hidup Orang Biak”, Jurnal Humaniora 15 (2), 212-223.

Rustiyanti, S., A. Iskandar, W. Listiani. (2015). “Penari dan Gesture Penari Tunggal dalam Budaya Media Visual Dua Dimensi”. Jurnal Panggung 25 (4), 91-99.

Sandstrom, E. (2010). Performance Art: a Mode of Communication. Swedia: Stockholms Universitet.

Satoto, S. (2012). Analisis Drama dan Teater.

Yogyakarta: Penerbit Ombak. Soedarsono. (2006). Garap Tari Nusantara

Surakarta: Institut Seni Indonesia

Surakarta.

Takari, M., dkk. (2008). Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studi Kultura Universitas Sumatera Utara.

Usada, E. (2015). “Rancangan Website dengan Dukungan Augmented reality sebagai Bentuk Inventarisasi dan Pengenalan Tarian Tradisional di Jawa Tengah”, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 1 (1), 26-31.

Yoon, SA., J. Wang. (2014). “Making the Invisible Visible in Science Museums through Augmented Reality Devices”, TechTrends 58 (1), 49-55.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v29i3.1012

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021