Gending Karesmen: Teater Tradisional Ménak di Priangan 1904-19421
Abstract
ABSTRACT
This paper analyzes Gending Karesmen that had been living and developing in Priangan, cen- tered in Bandung City, in 1904 to 1942. Gending Karesmen emerged as Tunil Tembang which came up in 1904. In the begining, the performance of Tunil Tembang was plain and simple, then it gradu- ally became more complex and specific. The story, dance, music, and performance were established. The music became dominant factor related to the song (tembang) performed by the player in every dialog expression. Gending Karesmen grew well, almost without any hindrance, because it was sup- ported by the local officials (e.g. Bupati) and intellectuals. It was also because of the socio culture, economic and politic atmosphere in Priangan that were conducive in that period.
Keywords: Gending Karesmen, Ménak Traditional Theater
ABSTRAK
Tulisan ini menganalisis tentang Gending Karesmen yang hidup dan berkembang di Priangan, yang berpusat di Kota Bandung, pada tahun 1904-1942. Gending Karesmen mun- cul sebagai Tunil Tembang yang berkembang pada tahun 1904. Pada mulanya pertunjukan Tunil Tembang itu polos dan sederhana, kemudian secara bertahap menjadi lebih kompleks dan spesifik. Cerita, tarian, musik, dan pertunjukannya menjadi berkembang. Musiknya menjadi faktor dominan yang berhubungan dengan lagu (tembang) yang dimainkan oleh pemainnya dalam setiap ekspresi dialog. Gending Karesmen berkembang dengan baik, hampir tidak ada hambatan, karena didukung oleh para pejabat setempat (misalnya Bu- pati) dan intelektual. Hal ini juga dikarenakan sosial budaya, suasana ekonomi dan politik di Priangan yang kondusif pada periode tersebut.
Kata kunci: Gending Karesmen, Teater Tradisional Ménak
Full Text:
PDFReferences
A. Sobana. Hardjasaputra
Perubahan Sosial di Bandung 1810-
Disertasi. Depok: Program Pas- casarjana Fakulat Sastra Universitas Indonesia
---------------,
‘Bandung’ dalam Nina H. Lubis, et al. Sejarah Kota-Kota Lama di Jawa Barat. Bandung: Alqaprint: 111-131.
---------------, (ed.)
Sejarah Kota Bandung 1906-1945. Ban- dung: Pemerinah Kota Bandung
---------------,
Bupati-Bupati di Priangan Abad Ke-
Tesis. Yogyakarta: UGM.
Dede Suryamah
Kehidupan Gending Karesmen. Lapor- an Penelitian. Bandung: Proyek Ope- rasional dan Pariwisata Fasilitas. Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI)
Edi S. Ekadjati
Sekar Rukun; Ketakna Nonoman Sun- da’. Cupumanik, No. 15, Taun II, Oktober 2004: 25-31.
Haryadi Soeadi
‘Siaran Radio di Kota Bandung 1935-
’ dalam Irawati Durban Ardjo (Penyusun). 200 Tahun Seni di Ban- dung. Bandung: Pusbitari Press.
Irawati Durban Ardjo
Tari Sunda Tahun 1880-1990 Melacak Jejak Tb. Oemay Martakusuma dan Rd. Tjetje Somantri. Bandung: Pus- bitari Press.
Iwan Natapraja
Sekar Gending Catatan Pribadi Tentang
Karawitan Sunda. Bandung: Karya
Cipta Lestari.
Jakob Sumardjo
Perkembangan Teater dan Drama Indo- nesia. Bandung: STSI Press.
Nina Herlina Lubis
Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-
Bandung: Pusat Informasi Ke- budayaan Sunda.
Otje Bratakoesoema
Perkembangan Tari Dalam Gending Karesmen’. Skripsi. Bandung: Aka- demi Seni Tari Indonesia (ASTI) Ju- rusan Sunda.
Oejeng Soewargana
Gending Karesmen Salah satu Sarana Pembangunan Industri Pariwisata di Jawa Barat. Bandung: Ganaco.
R. Memed Sastrahadiprawira
Petikan Tina Sadjarah Kabupaten
Bandung. Parahiangan, IV, No.2, 14
Djanuari 1932.
Usep Romli HM
‘Pusaran Sastra Bandung Raya’ da- lam Irawati Durban Ardjo (Penyu- sun). 200 Tahun Seni di Bandung. Bandung: Pusbitari Press.
Sumber Lain:
‘Congres Pagoejoeban Pasoendan’, Parahi- angan, 23 Januari 1930. No. 4 Taoenka II: 56. Weltevreden.
‘Damar Woelan’, Parahiangan, 23 Agustus
No. 34 Taoen ka IV: 539.Weltevreden.
‘Gending Karesmen’, Parahiangan, 12 Juni
No. 24 Taoun ka II: 386-387. Weltevre- den.
‘Loetoeng Kasaroeng’. Siliwangi, 1921. No. 3-
Bandoeng.
‘Loetoeng Kasaroeng’. Parahiangan, 28 No- vember 1929. No. 48 Taoen Ka 1: hlm. 771. Weltevreden.
‘Moendinglaya’, Parahiangan, 15 Maret
No. 11 Taoen ka VI: 193 Weltevreden.
‘Sandiwara’, Budaya, Nopember 1956. No.
Taun V: 9. Wawaran Djawatan Kabuda- jaan Djawa-Kulon Kamantren P.P. & K.
”Tooneel”.Siliwangi, November 1921. No.
Bandoeng.
”Tooneel”.Siliwangi, 5 September 1922. No.
Bandoeng.
”Tooneel”.Siliwangi, 12 September 1922. No. 35 Taoen Ka II. Bandoeng.
Webtografi:
Abdullah et al., 1993: 81-82 dalam http://
www.indonesiani.com
Hutari, 2010 dalam http://www.indone- siani.com
http://www.forum 303.com/f9/film-perta- ma-yang-diproduksi-indonesia-1589 dan- http://www.google.com/webhp
Kristanto, 2005: 1 dalam http://www.indo- nesiani.com
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v23i3.143
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Statistik Pengunjung Jurnal Panggung
Jurnal ini terlisensi olehCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editor Office:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021