Sakuren: Konsep Spasial Sebagai Prasyarat Keselamatan Masyarakat Keselamatan Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v26i3.194Abstract
ABSTRACT
In the rice culture of KasepuhanCiptagelar society, life will emerge after sakuren brought together (pangawinan). Life is not static, but dynamic and cyclical. Sakuren should be sought through the ngalasuwung, that is a process of ritual activity. Ngalasuwung performed through pattern of space motion katuhu or kenca. Goal of ngalasuwung is to achieve a suwung. The process of ngalasuwung does not cease after the reality of sakuren found. Reality of sakuren remains to be mated (pangawinan) in suwung space. Aim of pangawinan is obtain pancer. Through an ethnographic approach, sakuren cultural theme as a result of a domain analysis, studied simultaneously with taxonomic analysis and elaborated with thick description. Comprehensive studies show that sakuren is an existential meaning which should be pursued and a prerequisite for obtaining safety and sustainability.
Keywords: KasepuhanCiptagelar, pangawinan, pancer, sakuren
ABSTRAK
Dalam budaya padi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, kehidupan akan muncul setelah sakuren dipertemukan. Kehidupan tidak bersifat statis, melainkan dinamis dan siklis. Sakuren adalah konsep sepasang. Sakuren harus dicari melalui proses ngalasuwung, yaitu sebuah proses aktivitas ritual. Ngalasuwung dilakukan dengan dengan pola gerak ruang katuhu atau kenca. Tujuan ngalasuwung adalah mencapai ruang suwung. Proses ngalasuwung tidak berhenti setelah realitas sakuren ditemukan. Realitas sakuren masih harus dikawinkan dalam ruang suwung. Tujuan pangawinan adalah memperoleh pancer (keselamatan). Melalui pendekatan etnografi, tema kultural sakuren sebagai hasil dari analisis domain, dikaji secara simultan dengan analisis taksonomi dan dielaborasi dengan thick description. Kajian komprehensif menunjukkan bahwa sakuren merupakan makna eksistensial yang harus diupayakan dan menjadi prasyarat untuk memperoleh keselamatan dan keberlanjutan hidup masyarakat budaya padi Ciptagelar.
Kata Kunci :Kasepuhan Ciptagelar, pangawinan, pancer, sakuren
References
Baal, J. Van.
“Godsdienst en Samenleving”in Nederlandsch-Zuid-Nieuw-Guinea. Amsterdam. Pp. 25-169.
Barr, Nann Clark.
“The Dualism of Bergson” in The Philosophical Review, Vol. 22, No. 6 (Nov., 1913), pp. 639-652.
Buckham, John Wright.
“Dualism or Duality?”in The Harvard Theological Review, Vol. 6, No. 2 (Apr., 1913), pp. 156-171.
Cut Nuraini.
“Bincar-Bonom sebagai Basis Tata Ruang Permukiman Desa Singengu”. Disertasi. Yogyakarta: UGM.
Jakob Sumardjo.
Simbol-Simbol artefak Budaya Sunda: Tafsir-Tafsir Pantun Sunda, Bandung: Kelir.
______.
Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda, Tafsir-Tafsir Pantun Sunda, Buku Tiga, Bandung: Kelir.
Jong, P. E. De Josselin.
Minangkabau and Negri Sembilan. Socio-political structure in Indonesia. The Hague.
Kroef, Justus M. van der.
“Village society and rural organization in Bali” in Rural Sociology. Pp. 137-449.
______.
a “Dualism and Symbolic Antithesis in Indonesian Society” in American Anthropologist, New Series, Vol. 56, No. 5, Part 1 (Oct., 1954), pp. 847-862.
______.
b “The roots of the Javanese Drama” in Journal of Aesthetics and Art Criticism. Pp. 318-327.
Levi-Strauss, Claude.
Structural Anthropology. New York: Basic Books, Inc.
Sellars, R. W.
“Epistemological Dualism vs. Metaphysical Dualism” in The Philosophical Review, Vol. 30, No. 5 (Sep., 1921), pp. 482-493.
Swellengrebel, J. L.
Kerk en Tempel op Bali. The Hague. P. 34.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.