Estetika Bentuk Busana Pada Lukisan Wayang Kamasan
Abstract
Di balik keberagaman bentuk busana dalam lukisan Wayang Kamasan, terdapat pakem dan kreativitas bagi pelukis gaya Kamasan, mengingat bahwa kesenian ini merupakan kesenian klasik dan komunal di Bali. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan estetika bentuk dari Thomas Munro yang menyatakan bahwa satu benda seni memiliki pengorganisasian unsur dan detail yang ditujukan untuk menyampaikan imajinasi dan pesan dari sebuah objek, adegan, situasi dalam benda seni tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa motif busana figur dalam seni lukis Wayang Kamasan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Bagian kepala (utama), terdiri atas motif yang menggambarkan identitas utama dari figur yang ingin disampaikan, contohnya: motif buana lukar pada figur Bima. (2) Bagian badan (madya), terdiri dari motif pendukung identitas figur, contohnya: motif gelang kana pada figur Tualen. (3) Bagian kaki (nista), terdiri atas motif kain yang mendukung identitas figur, seperti motif poleng pada figur Bima. Motif yang menjadi pakem dan tidak dapat diubah polanya adalah motif utama, sedangkan sebagian dari motif isian bersumber dari kreativitas masingmasing seniman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ruang eksplorasi yang luas bagi kreativitas seniman lukis Wayang Kamasan.
Kata Kunci: Estetika Bentuk, Motif Busana, Lukisan Wayang Kamasan, Pakem, Kreativitas
Full Text:
PDF DOWNLOAD (Bahasa Indonesia)References
Adnyana, I Wayan ‘Kun’. (2015). Arena Seni
Pita Maha: Ruang Sosial dan Estetika Seni
Lukis Bali 1930’an. Jurnal Panggung, 25
(3), 249-263.
Ahmad, Tsabit Azinar. (2016). Mengurai Makna
Lukisan Kamasan di Puri Klungkung.
Indonesian Journal of Conservation, 05
(1), 56-66.
Habibah, S. (2018). Kajian Budaya Lakon Wayang
Bima Perspektif Ontologi. DAR EL-ILMI:
Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan
Humaniora, 5 (1), 167-185. Retrieved
from http://www.e-jurnal.unisda.ac.id/
index.php/dar/article/view/1087
Hinzler, H.I.R. (1981). Bima Swarga in Balinese
Wayang. Netherlands: Koninklijk Instituut
Voor Taal-, Land-en Volkenkunde,
Leiden, the Netherlands.
Munro, Thomas. (1970). Form and Style In The
Arts: An Introduction To The Aesthetic
Morphology. Ohio: The Press of Case
Western Reserve University.
Nilotama, Sangayu Ketut Laksmi dan Imam
Santosa. (2012). Konsep Simbolik Pada
Lukisan Wayang Gaya Kamasan Dikaitkan
Dengan Konteks Arsitektur Bali. Dimensi,
(2).
Sri Rustiyani, Wanda listiani dkk. (2020).
Literasi Tubuh Virtual dalam Aplikasi
Teknologi Augmented Reality Pasua PA.
Jurnal Panggung, 30 (3), 453-464.
Sri Rustiyani. (2015). Aluang Bunian Karawitan
Minangkabau dalam Pamenan Anak
Nagari dari penyajian Bagurau ke
Presentasi Estetik. Resital Jurnal Seni
pertunjukan, 16 (2), 104-115.
Suharno. (2015). Seni dalam Bingkai Budaya
Mitis: Nilai Life Force dan Transformasinya
ke Budaya Ontologis. Jurnal Panggung,
(3), 236-248.
Susanta I Nyoman dan I Wayan Wiryawan.
(2016). Konsep dan Makna Arsitektur
Tradisional Bali dan Aplikasinya dalam
Arsitektur Bali. Workshop Arsitektur
Etnik dan Aplikasinya dalam Arsitektur
Kekinian, 19 April 2016, Universitas
Udayana, 1-1.
Suyasa, I Nyoman. (2010). Transformasi
Penciptaan Seni Lukis Bali. Brikolase, 2
(2), 1-18.
Suyasa, I Nyoman dan Amir Gozali. (2015).
Teknik Seni Lukis Klasik Bali Gaya
Kamasan Karya I Ny
DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v31i2.1573
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Statistik Pengunjung Jurnal Panggung
Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Editor Office:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021