Kriya di Pulau Bali: Ketakson, Kerajinan, dan Kitsch

I Ketut Sunarya

Abstract


Kriya merupakan akar seni rupa di Indonesia. Di Bali kriya ketakson terwujud karena  fungsi utamanya sebagai simbol Sang Suci, dan menjadi batu loncatan bertemu dengan-Nya. Ia bersifat sakral, dihormati serta dikeramatkan oleh masyarakat. Sejalan konsep ajeg Bali, guna mengantisipasi keberlanjutan kebudayaan Bali, maka keluar keputusan penggolongan sifat budaya (kriya) Bali menjadi 3 (tiga), yakni; wali, bebali, dan balih-balihan. Penggolongan ini mempertegas kembali perbedaan kriya yang berfungsi untuk kebutuhan agama dan kriya untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Artikel ini merupakan kajian yang mempertegas kembali kriya sakral dan profan yang pantas disuguhkan untuk wisatawan. Memperjelas perbedaan dan keberadaan kriya ketakson, kerajinan, serta kitsch di Bali. Mengingat Pulau Bali merupakan pulau yang terbuka yang mempunyai visi Bali Lestari.

References


Agarwal, R., & Jones, W. J. (2018). Ganesa and His Cult in Contemporary Thailand. International Journal of Asia-Pacific Studies, 14(2), 121–142. https://doi.org/10.21315/ijaps2018.14.2.6

Agung, I. A. A. G. (1989). Bali pada Abad XIX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ardika, I. W. (2004). Pariwisata Bali: Membangun pariwisata/ budaya dan mengendalikan budaya/ pariwisata. In I. N. D. Putra (Ed.), Bali menuju Jagadhita: Aneka Perspektif (pp. 20–33). Denpasar: Pustaka Bali Post.

Bandem, I. M., & deBoer, F. E. (2004). Kaja dan Kelod: Tarian Bali dalam Transisi (I. M. M. M. Bandem, Trans.). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Bernet-Kempers, A. J. (1960). Bali Purbakala, Petunjuk tentang Peninggalan-Peninggalan Purbakala di Bali (Soekmono, Ed.). Jakarta: Ichtiar.

Bewish Bali. (2016). Bhoma the King Of Balinee Jungle. Retrieved December 8, 2019, from balicultureinformation.wordpress.com website: https://balicultureinformation.wordpress.com/2016/02/04/boma-bali/

Bewishbaliadmin. (2019, July 29). 5 Art Markets in Bali Cheap and Beautiful Souvenir Hunting. Retrieved August 21, 2020, from Bali Souvenir Information website: https://balisouvenirinformation.wordpress.com/2019/08/14/5-best-art-markets-in-bali/

Black, S., & Hoefer, H. (1970). Catalogue: Guide to Bali. Denpasar: Hotel Bali Beach Corp.

Bourdieu, P. (1984). Distinction: A social critique of the Judgement of Taste [La distinction. Critique Sociale du Jugement] (R. Nice, Ed.). London: Routledge.

Burns, P. M., & Holden, A. (1995). Tourism A New Perspective. London: Prentice Hall.

Collingwood, R. G. (1938). The Principle of Art. Oxford: The Clarendon Press.

Driyarkara. (1980). Tentang Kebudayaan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Emmer, C. E. (1998). Kitsch Against Modernity. Art Criticism, 13(1), 53–80.

Feldman, E. B. (1967). Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Goris, R. (1948). Sejarah Bali Kuno. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gunadi, A. (2020). 10 Balinese souvenirs Your family actually want: What to buy in Bali. Retrieved August 21, 2020, from www.hotels.com website: https://www.hotels.com/go/indonesia/balinese-souvenirs

Gustami, S. P. (2007). Butir-butir Mutiara Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.

Hasio, C. (2015). Is this cheap kitsch art? Analyzing what aesthetic value is. Journal of Art for Life, 6(1), 1–9.

Holt, C. (2000). Melacak jejak perkembangan seni di Indonesia (R. M. Soedarsono, Trans.). Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Kayam, U. (1981). Seni tradisi dan masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

Kodiran. (2000). Perkembangan kebudayaan dan implikasinya terhadap perubahan sosial di Indonesia. Inauguration of Professor Drs. Kodiran at Gadjah Mada University. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ktut Agung et al., A. A. (1985). Monografi daerah Bali. Denpasar: Proyek Pemerintah Daerah Tingkat I, Provinsi Bali.

Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan masyarakat. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Mirsa et al., I. G. N. R. (1986). Sejarah Bali. Denpasar: Proyek Penyusunan Sejarah Bali, Daerah Tingkai I Bali.

Mirsa, I. G. N. R. (1978). Penanggulangan pengaruh negatif budaya asing terhadap Budaya Bali. Denpasar: Sasana Budaya Bali.

Morreall, J., & Loy, J. (1989). Kitsch and aesthetic education. Journal of Aesthetic Education, 2(4), 63–73. https://doi.org/10.2307/3333032

Museum Puri Lukisan. (2021). Balinese wood carving. Retrieved August 17, 2020, from Museum Puri Lukisan website: http://museumpurilukisan.com/museum-collection/wood-carving/

Picard, M. (2006). Bali pariwisata budaya dan budaya pariwisata (J. Couteau & W. Wisatana, Trans.). Jakarta: d’Extreme-Orient.

Purnata, I. M. (1977). Sekitar perkembangan seni rupa di Bali. Denpasar: Proyek Sasana Budaya Bali.

Putra, M. A. (2021, January 17). Filosofi di balik Lolok, suvenir bentuk penis dari Bali. Retrieved October 29, 2021, from CNN Indonesia website: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210115141929-241-594188/filosofi-di-balik-lolok-suvenir-bentuk-penis-dari-bali

Putri, E. (2017, March 15). 10 Traditional Souvenirs to Buy in Bali. Retrieved August 21, 2020, from Culture Trip website: https://theculturetrip.com/asia/indonesia/articles/10-traditional-souvenirs-to-buy-in-bali/

Rahardjo, S., Munandar, A. A., & Zuhdi, S. (1998). Sejarah kebudayaan bali, kajian perkembangan dan dampak pariwisata. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Read, H. (2000). Seni: Arti dan problematiknya (Soedarso, Trans.). Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Santikarma, D. (2004). Pecalang Bali: Siaga budaya dan budaya siaga. In I. N. D. Putra (Ed.), Bali menuju Jagaditha: Aneka perspektif (pp. 113–131). Denpasar: Pustaka Bali Post.

Schmidt, B. (1994). Kitsch und klatsch: Funf wiener vortragsessays zu kunst, architektur und konversation [Kitsch and gossip: Five Viennese lecture essays on art, architecture, and conversation]. Vienna: Edition Spittler.

Sena, A. (2016). Antara hak dan kewajiban pemeliharaan dan pengelolaan Kerta Gosa. Retrieved August 24, 2020, from Kulkul Bali website: https://www.kulkulbali.co/post.php?a=404&t=jbk2016_ antara_hak_dan_kewajiban_pemeliharaan_dan_pengelolaan_kerta_gosa#.X0PT0fkzbIU

Siagian, R. (2002). Candi sebagai warisan seni dan budaya Indonesia. In R. Siagian (Ed.), Candi sebagai warisan seni dan budaya Indonesia (pp. 224–239). Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana.

Soedarso, S. (2002). Merevitalisasi seni kriya tradisi menuju aspirasi dan kebutuhan masyarakat masa kini. Seminar Seni Kriya Dalam Rangka Dies Natalis ISI. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Soedarsono, R. M. (1972). Djawa dan Bali, Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soedarsono, R. M. (2002). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soedarsono, R. M. (2003). Seni pertunjukkan: Dari perspektif politik, sosial, dan ekonomi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Solomon, R. C. (1991). On kitcsh and sentimentality. The Journal of Aesthetics and Art Criticism, 49(1), 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.2307/431644

Sudarta, G. (1975). Bali dalam tiga generasi. Jakarta: PT Gramedia.

Sujana, I. N. N. (2004). Konflik sosial dalam masyarakat Bali: Fenomena dan strategi penanggulangan. In I. N. D. Putra (Ed.), Bali menuju Jagadhita: Aneka perspektif (pp. 83–112). Denpasar: Pustaka Bali Post.

Sumartono. (1989). Aspek budaya dalam desain pasca modern yang tidak dapat terikat zaman. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sunarya, I. K. (2020). The concept of Rwa Bhineda kriya on the Island of Bali towards Jagadhita. Wacana Seni Journal of Arts Discourse, 19, 47–60. https://doi.org/https://doi.org/10.21315/ws2020.19.4

Sunarya, I. K. (2021). Kriya Bebali in Bali: Its essence, symbolic, and aesthetic. Cogent Social Sciences, 7(1). https://doi.org/10.1080/23311886.2021.1882740

Suryajaya, M. (2016). Sejarah estetika: Era klasik sampai kontemporer. Jakarta: Gang Kabel dan Indie Book Corner.

Titib, I. M. (2001). Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Badan Penelitian dan Pengembangan Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat works together with Paramita.

TOBO ART. (2021). Ida Bagus Njana. Retrieved August 28, 2020, from Art From Bali website: https://www.art-from-bali.com/details_artist.aspx?kunstenaar-id=32

Vickers, A. (1989). Bali: A paradise created. Australia: Pinguin Book.

Yudoseputro, W. (1991). Seni rupa klasik. In M. Kusuma-Armadja (Ed.), Perjalanan seni rupa Indonesia: Dari zaman prasejarah hingga masa kini (pp. 33 – 51). Bandung: Seni Budaya, Pameran KIAS.

Zoetmulder, P. J., & Robson, S. O. (1995). Kamus Jawa Kuna Indonesia. Jakarta: PT. Gremedia Pustaka Utama.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v32i1.1728

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021