Teknologi Tepat Guna Membangun Kecintaan dan Kebanggaan Pada Kearifan Lokal Bahasa Sunda
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v27i1.234Abstract
ABSTRAK
Sebagai salah satu dari tujuh unsur budaya versi Koentjaraningrat bahasa merupakan unsur yang melekat pada diri setiap warga masyarakat dan menjadi salah satu pencirikelompoknya. Bahasa Sunda seyogyanya tampil dalam keseharian masyarakat Sunda, khususnya dalam pendidikan nonformal dan informal. Dengan demikian kearifan lokal tersebut akan terlindungi dari ancaman „pemarjinalan“.
Penelitian yang dilakukan di kecamatan Pangalengan, Banjaran danCicalengka di kabupaten Bandungmembuahkan hasil yang cukup mengejutkan. Babasan, paribasa dan aksara Sunda (baca: Kaganga) nyaris tidak dikenal di kalangan masyarakatnya. Meskipun bahasa Sunda digunakan sebagai sarana komunikasi, namun nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya tidak tereksplor dengan baik. Melalui teknologi tepat guna berupa kartu „Opat Kalima Pancer“ dan fesyen populer bernuansa kearifan lokal diharapkan kecintaan dan kebanggan warga terhadap nilai-nilai budaya Sunda berbasis bahasa dapat ditumbuhkan.
Kata kunci: unsur budaya, penciri kelompok, nyaris hilang, teknologi tepat guna, kecintaan
ABSTRACT
As one of seven cultures that according to Koentjaraningrat, language is an element which is inherent for every member of society. It also becomes one of the group identifier. Sundanese should appear in everyday life of Sundanese people, especially in non-formal and informal education. Therefore, the local knowledge will be protected from the threat of “marginality“.
The research that located in the dictrict of Pangalengan, Banjaran, and Cicalengka, in Bandung regency obtained results that were quite startling. Babasan, paribasa and Sundanese script (read: Kaganga) are barely known among the people. Although Sundanese used as means of communication, but cultural values that contain in them does not discover properly. Through appropiate technology in the form of kartu opat kalima pancer and popular fashion that nuanced local knowledge are expected people’s devotion and pride towards Sundanese cultural values in the basis of language can be grown.
Keywords: cultural element, group identifier, narrowly missing, appropiate technology, devotion
References
Adimihardja, Kusnanka. 1992. Kasepuhan yang Tumbuh di atas yang Luruh: Pengelolaan Lingkungan Secara Tradisional di Kawasan Gunung Halimun Jawa Barat. Bandung: Tarsito.
Adler, Peter dan Patricia A. Adler. 1994. “Observational Techniques” dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln (ed) Handbook of Qualitative Research. London-New Delhi: Sage Publications.
Ayatrohaedi. 2005. Sundakala, Cuplikan Sejarah Sunda berdasar Naskah-Naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya.
Baidillah, Idin dan UndangAhmad Darsa, et.al. Direktori Aksara Sundauntuk Unicode. 2008.Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Banton, Michael. 1973. Anthropologycal Approaches to the Study of Religion. London: Tavistock Publications.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Jakarta: Gramedia.
Benard, Russell, H. 1994. Research Methods in Anthropology. London-New Delhi: Sage Publications.
Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Penterjemah Imam Safe’i. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Samarinda bekerja sama dengan Pustaka Pelajar.
Darsa, Undang Ahmad, Ayat Rohaedi, dan Edi S.Ekadjati. 2005. Aksara Sunda Kaganga dan Sistem Tata Tulis. Bandung: Kiblat.
Dienaputra, Reiza D. 2011 (a). Politik Jati Diri Urang Sunda dalam Memperkuat Pembangunan Karakter Bangsa. Jatinangor: SUP.
-------------------------------2011 (b). Sunda. Sejarah, Budaya, dan Politik. Jatinangor: SUP.
Ekadjati, Edi S. 2009. Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah. Bandung: Pustaka Jaya.
Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Fontana, Andrea and James Frey. 1994.„Interviewing the Art of Science“. In: Handbook of Qualitative Research., ed. NormanK. Denzin and Yvonna S. Lincoln, London-New Delhi: Sage Publications.
Harsojo. 1984. “Kebudayaan Sunda”, dalam Koentjaraningrat ed.: Manusia dan Kebudayaan Sunda. Jakarta: Djambatan. Hal. 300-321.
Hidayat, Rachmat Taufik, et al. 2007. Peperenian Urang Sunda. Bandung: Kiblat.
Idris, Zahra dan Jamal Lisma. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rinneka Cipta.
Lubis, Nina H., et al. 2011. Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: YMSI Cab Jabar.
Moriyama, Mikihiro. 2005. Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak dan Kesastraan Sunda Abad ke-19. Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Muhsin, Mumuh, et al.2011. Kajian Identifikasi Permasalahan Kebudayaan Sunda. Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. Karya Penelitian, tidak dipublikasikan.
Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rosidi, Ayip. 2005.Revitalisasi dan Aplikasi Nilai-nilai Budaya Sunda dalam Pembangunan Daerah. Makalah pada seminar PembangunanBerbasisBudayaSunda: Revitalisasi dan Aplikasi Nilai-nilai BudayaSunda dalam Pembangunan (5 September 2005).
----------------- 2005. Babasan jeung paribasa kabeungharan basa Sunda. Bandung: Kiblat.
Samsudi. 1986. Babasan jeung paribasa Sunda kanggo murid SLTP dan umum. Bandung: Tirta Kancana.
Samson dan Kusnandar. 2013. Pengantar Dokumentasi Budaya. Modul untuk
Fikom Unpad.(Tidak dipublikasikan).
Spradley, James, P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
Suhandi Shm, Agraha. 1991. Pola Hidup Masyarakat Indonesia. Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Sumardjo, Jakob. 2010. Sunda Pola Rasionalisasi Budaya. Bandung: Kelir.
Suryalaga, Hidayat. 2009. Kasundaan Rawayan Jati. Bandung: Yayasan Nur Hidayah.
Suryani, Elis. 2008. Kaparigelan maca jeung nulis aksara Sunda. Bandung: Alqa.
Suwardi, MS. 2001. Kearifan Lingkungan Masyarakat Melayu dalam Bunga Rampai Kearifan Lingkungan. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.