Revitalisasi Wayang Golek Menak Yogyakarta dalam Dimensi Seni Pertunjukan dan Pariwisata

Dewanto Sukistono

Abstract


ABSTRACT


This research aims to revive the wayang golek Menak Yogyakarta by revitalizing and creating innovations in the form and structure of its performance. The current development shows that tourism industry can be a primary driver for such revitalization and innovation, when relevant concepts and theories are applied correctly. Revitalization and innovation are complex, that a SWOT analysis is necessary. To prevent tourism industry from devaluing and evacuating the essence of the performance, the design concept should adheres to Wimsatt’s aesthetic diagram. Hence, a performance in touristic setting, or a tourist art as J. Maquet called, does not only serve to commercialize it, but also enrich its development in Indonesia.

Keywords: revitalitations, wayang golek Menak, Yogyakarta, performance art, tourism.


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghidupkan kembali wayang golek Menak Yogyakarta, dengan cara melakukan revitalisasi dan inovasi bentuk dan struktur pertunjukannya. Berdasarkan fenomena perkembangan sosial budaya masyarakat, peluang industri pariwisata merupakan strategi primer yang sangat relevan, dengan penerapan konsep dan teori yang tepat. Revitalisasi dan inovasi merupakan persoalan yang kompleks, oleh karena itu supaya langkah-langkah strategisnya berjalan dengan baik, konsep analisisnya meminjam konsep analisis SWOT. Untuk menjaga agar industri pariwisata tidak memerosotkan nilai dan esensi pertunjukan, maka konsep perancangannya berpegang teguh pada diagram estetis Wimsatt. Berpijak pada diagram Wimsatt, keberadaan seni pertunjukan untuk pariwisata atau tourist art seperti disebutkan oleh J. Maquet tidak lagi semata-mata mengomersialisasikan seni pertunjukan, tetapi akan memperkaya perkembangan seni pertunjukan di Indonesia.

Kata kunci: Revitalisasi, wayang golek Menak, Yogyakarta, seni pertunjukan, pariwisata.

 


References


Adler, Peter dan Patricia A. Adler.

“Observational Techniques” dalam Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook of Qualitative Research. London-New Delhi: Sage Publication.

Bandem, I Made.

“Metodologi Penelitian Seni”, dalam Selinding, Jurnal Etnomusikologi Indonesia, Vol. III No. 1, Maret 2006. Yogyakarta: Jurusan Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta.

Brandon, James R.

On Thrones of Gold: The Three Javanese Shadow Plays. Massachusset: Harvard University Press.

Cohen, Matthew Isaac.

“Contemporary Wayang in Global Contexts”, Asian Theatre Journal, Volume 24, No. 2.

Currell, David.

The Complete Book of Puppetry Great Britain: Pitman Publishing.

Dewey, John.

Art as Experience. New York: Capricorn Books.

Fontana, Andrea dan James H. Frey.

“Interviewing The Art of Science”, Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln (ed), Handbook of Qualitative Research. London-New Delhi: Sage Publication.

Gronendael, Maria Victoria Clara van.

Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti.

Hawkins, Alma M.

Creating Through Dance. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kayam, Umar.

Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta: Gama Media untuk Pusat Studi Kebudayaan UGM.

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman.

Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rehendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy, J.

Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mudjanattistomo, at.al.

Pedhalangan Ngayogyakarta. Yogyakarta: Yayasan Habirandha.

Parker, DeWitt H.

Dasar-Dasar Estetika. Terj. S.D. Humardani Surakarta:: Sub Proyek ASKI Proyek Pengembangan IKI.

Rustopo.

“Gendhon Humardani (1923-1983) Arsitek dan Pelaksana Pembangunan Kehidupan Seni Tradisi Jawa yang Modern MengIndonesia: Suatu Biografi,” Tesis pada Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Sejarah, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Soedarsono, R.M.

Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Bandung: MSPI.

Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: MSPI.

Solichin dan Suyanto.

Pendidikan Budi Pekerti Dalam Pertunjukan Wayang. Jakarta: Yayasan Senawangi.

Spradley, James P.

Metode Etnografi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Kencana

Strauss, A.L., dan J. Corbin.

Dasar dasar Penelitian Kualitatif. Terjemahan Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukistono, Dewanto.

“Wayang Golek Menak Yogyakarta Bentuk dan Struktur Pertunjukannya,” Disertasi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

“Revitalisasi Wayang Golek Menak Yogyakarta dalam Dimensi Seni Pertunjukan dan Pariwisata”. Ketua Peneliti. Laporan Akhir Hibah Penelitian Strategis Nasional (2012-2014) DP2M Dikti. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta.

Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta.

Kamus Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanisius.

Narasumber

Sukarno Widiatmaja (Mas Wedana Dwija Sukarno), 75 tahun, dalang dan pengrajin wayang golek Menak, tinggal di Klebakan, RT 07/IV Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.

Sudarminta, 62 tahun, dalang wayang golek Menak dan wayang Klithik, tinggal di Tambakan, Bimamartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

Amat Jaelani Suparman (Mas Bekel Cermabaskara), 68 tahun, dalang wayang golek Menak, tinggal di Mentobayan, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v27i2.255

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021