“Wayang Kreatif” Performance of Teater Koma and Its Audience

Arthur Supardan Nalan

Abstract


ABSTRAK

Teater Koma merupakan teater modern yang berhasil bertahan selama 40 tahun, dari tahun 1977 sampai sekarang. Perjalanan yang cukup panjang, mendudukkan Teater Koma sebagai teater yang mampu menyajikan pelbagai lakon teater, baik yang berasal dari para dramawan dan sastrawan dunia maupun yang hasil ciptaan sendiri oleh Riantiarno, sebagai pendiri utamanya. Salah satu kumpulan lakon ciptaan Riantiarno adalah lakon-lakon wayang yang dikemas dengan sebutan wayang kreatif. Pertunjukan wayang kreatif Teater Koma ini menjadi objek material yang dipilih untuk didekati dengan paradigma sosiologi seni dan komunikasi seni teater. Pendekatan yang digunakan adalah teori sosiologi seni dari Arnold Hauser dan teori komunikasi efektif dari Gudy Kunst. Adapun hasilnya dapat ditemukan bahwa Teater Koma sebagai teater rakyat perkotaan telah memberikan apresiasi seni kepada publiknya dengan menjalin relasi kepada publiknya melalui berbagai cara, termasuk dengan memanfaatkan media sosial, misalnya memesan tiket secara online. Selain itu, publiknya yang berasal dari segala lapisan masyarakat di Jakarta telah pula dihibur melalui humor-humor kritis yang terdapat dalam setiap pertunjukan wayang kreatif tersebut. Tindakan tersebut membawa interaksi yang berlangsung terus menerus dengan publiknya, sehingga membangun publik yang fanatik terhadap Teater Koma. Kata kunci: Teater Koma, teater rakyat perkotaan, wayang kreatif, publik

ABSTRACT

Teater Koma is a modern theatre, which has been existing for 40 years since 1977 until today. The group has successfully performed various plays, both wri! en by the world playwrights and by Riantiarno himself as the main founder, an actor, and a play writer. Some of the Riantiarno’s plays are puppet plays called wayang kreatif (a creative puppet). The wayang kreatif performance of Teater Koma is the material object of this study, which is approached by the paradigm of the sociology of art and the communication of theatre arts, especialy by applying the theory of Arnorld Hauser’s sociology of art and Gudykunst’s effective communication theory. The result shows that Teater Koma as an urban folk theatre has been serving its audience with its variety shows promoted through diff erent media, including by utilizing social media, such as booking the ticket online to reach wider audiences. Moreover, its audiences come from diff erent levels of social classes in Jakarta, and they were entertained by sarcastic humors contained in the wayang kreatif performance. These activities maintain the continous interaction between the group and its audiences, so that the grup builds its loyal audiences. Keywords: Teater Koma, urban folk theatre, wayang kreatif, communication, audiences


Full Text:

PDF

References


Abercrombie, Nicholas, Stephen hill, Bryan S. Turner

Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arthur S. Nalan

Dramawan & Masyarakat: Paradigma Sosiologi Seni. Yogyakarta: Ombak.

Arthur S. Nalan, Retno Dwimarwati, Yadi Mulyadi

Etnopedagogik Lakon wayang dalam Produksi Pertunjukan Teater Koma, hasil Penelitian Fundamental yang didanai DP2M Kemenristekdikti. Bandung: Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Creswell, Jhon W.

Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di antara lima pendekatan,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Debord, Guy

The Society of The Spectacle. New York: Zone Books.

Hauser, Arnold

The Sociology of Art, translated by Kenet J Northcott, London, Henley. Melbourne: Routledge, Kegan Paul.

Griffin EM (ed)

A First Look At Communication Theory. Sixth edition. New York: Mc Graw Hill.

Jenk, Chris

Culture: Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

N. Riantiarno

Republik Wayang: Kumpulan lakon wayang. Jakarta: Grasindo.

Purwadi

Kamus Jawa-Indonesia Populer. Yogyakarta: Media Abadi.

R.M. Soedarsono

Wayang Wong: Drama tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sanderson, Stephen K

Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapardi Djoko Damono

Mengapa Ksatria Memerlukan Panakawan? Jakarta: Pasca IKJ.

Save M. Dagun

Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).




DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v27i3.273

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Statistik Pengunjung Jurnal Panggung


 Jurnal ini terlisensi oleh Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License

Editor Office:

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Gedung Rektorat Lantai 4
Jl. Buah Batu No. 212 Bandung 40116 
Email: penerbitan@isbi.ac.id or redaksi.panggung@gmail.com
Phone: 022 7314982 Fax: +022 7303021